part 3

27K 2.4K 29
                                    

Seorang dengan pangkat jendral itu saat ini tengah mengepung beberapa pasukan di wilayah perbetasan yang dekat dengan laut kekaisaran ini, pakaiannya yang dikenai rompi anti peluru itu terlihat paling mewah diantara yang lain karna beberapa pin dan jubah menghiasinya menunjukan seberapa tingginya dia dipangkatan militer ini.

Dalam bungker itu, dia melihat peta yang sudah diberi tanda silang, yang artinya tinggal satu wilayah saja yang belum mereka serang, satu titik pusat berisikan beberapa gerombolan gerakan sparatisme akan segera dibasmi nanti.

"Salam jendral, Komandan Raphael izin melapor." Raphael Diaz salah seorang komandan bergelar Count itu saat ini memberi hormat kepada sang jendral.

"Apa yang kau dapatkan dari sana?"

Raphael kini menatap sang Jendral dengan jengah, mereka berdua bersahabat namun sang Jendral terkesan sangat kaku.

"Aku tidak mendapatkan apapun, aku sudah mencari ke beberapa titik tetapi tanda tanda mereka belum pasti. Kita masih punya waktu, jadi lebih baik kumpulkan tenaga dan rilekskam pikiranmu El."

Benar, mereka memanggil sang jendral dengan sebutan El, dialah pemeran utama pria dalam novel ini, Gabriel De Alferd Hamahera.

"Kau yakin mereka tidak ada di bungker?" Tanya Gabriel.

"Aku sangat yakin, mengapa kau begitu berambisi untuk membasmi mereka?" Tanya Raphael.

Namun tidak ada jawaban, Gabriel lebih memilih untuk diam dan memandang sebuah poto poloroid yang kecil. Berisikan bayi mungil yang masih sangat merah dengan sang ibu yang tertidur pulas disampingnya.

"Apa kau sangat merindukan Clara?" Tanya Raphael, mendengar nama itu segera Gabriel mengambil sebuah pulpen dimeja dan melemparkannya tepat di kening Raphael hingga sang empu berteriak.

"Yaaak! Mengapa kau sangat kasar!"

"Kau terlalu banyak bicara, kembali lah bekerja." Balas Gabriel dengan dingin.

"Aku tidak tau bagaimana kabar Clara sekarang, dia kan Ratu sosiallita yang dulu merupakan kandidat permaisuri terkuat, aku masih tak menyangka dia menjadi istrimu yang pembangkang sekarang dan adiknya lah yang menjadi permaisuri."

"Aku sudah bilang diam, atau kau ingin hukuman mengelilingi bungker!" Seru Gabriel, dia marah, mendengar nama Clara membuatnya muak.

Dia hanya merasa kalau Clara tidak akan berubah, dia akan tetap menjadi seorang wanita yang egois dengan mementingkan dirinya sendiri. Gabriel sangat yakin kalau kondisi rumahnya tidak baik dengan adanya Clara disana.

Walau Clara adalah ibu dari anaknya, Gabriel merasa kalau Clara tidak akan pernah menerima kenyataan kalau dirinya seorang ibu, surat dari Hendry datang beberapa hari lalu, yang mengatakan kalau Daniel sakit akibat Clara yang tidak mau memberikannya Asi itu sebabnya Gabriel tau Clara tidak akan berubah.

Gabriel tidak pernah menyesali lahirnya Daniel, dia sangat menyayangi anak itu, bahkan ketika dia lahir Gabriel menyempatkan diri datang untuk menamainya. Dia bersumpah akan menjadi ayah yang baik seperti ayahnya dulu bagi Daniel.

Inilah alasannya menghapuskan kaum sparatisme, dulu sang ayah dibunuh oleh kelompok sparatis dalam misinya memberantas obat terlarang yang kelompok itu seludupkan, namun tanpa sadar ternyata mereka memang berencana membunuh sang ayah.

Gabriel pun berambisi karna dia sangat menyayangi ayahnya, sang ayah selalu memberikannya kasih sayang, sehingga dia pun juga ingin menjadi seperti itu untuk putranya.

"Clara tidak akan berubah secepat itu." Gumam Daniel, namun Raphael dapat mendengarnya.

"Baiklah, sepertinya aku harus pergi, aku akan pergi mengecek keatas, kau juga harus keatas apa kau mengerti."

THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang