part 33

1.9K 155 8
                                    

Lune dan Clara berjalan ditaman hingga keduanya berhenti disalah satu ayunan, mendudukan diri mereka disana.

"Kakak apa kabar?" Tanya Lune, kepada Clara karna sedari tadi mereka tidak mengatakan apapun, hanya diam sembaro tersenyum satu sama lain mencari tempat tujuan yang tepat dan nyaman untuk berbincang.

"Seharusnya aku yang memulai obrolan terlebih dulu, kamu apa kabar?"

"Heheh aku baik." Jawab Lune dengan canggung, sungguh dia sangat senang sampai rasanya seperti mimpi. Baru kemarin dia bermain bersama dengan kakaknya, baru kemarin kakaknya mengumpatkan kata kata kasar kepadanya, akan tetapi sekarang dia bisa bertemu dengan seseorang yang sangat ia sayangi.

"Kau tau Lune, melihatmu lagi membuatku bahagia." Jawab Clara.

"Ya?"

"Aku bahagia karna aku bisa bertemu denganmu lagi, karna suatu waktu, aku merasa bahwa aku tidak akan pernah bisa bertemu denganmu."

Clara bertransmigrasi, dia juga memiliki adik di dunianya yang dulu, tak dapat dipungkiri, ketika mengalami kecelakaan mengerikan itu, ia benar benar merasa kehilangan, merasa harus meminta maaf karna Lune adalah satu satunya keluarga yang ia miliki dan ia meninggalkannya seorang diri di dunia itu.

Kata kata Clara membuat Lune menampilkan ekspresi aneh, dia seperti khawatir disaat yang sama ia menjawab.

"Mengapa kakak mengatakan hal itu?"

"Huh?" Clara berpikir sejenak melihat reaksi wajah Lune.

"Aku juga akan sangat khawatir jika kakak pergi meninggalkanku lebih dulu." Jawab Lune dengan ekspresi sedihnya.

"Lune." Sendu Clara menatap Lune seakan merasakan satu sama lain.

Lune kemudian mengayunkan ayunan itu dengan kakinya agar ayunan tersebut bergoyang pelan sama seperti apa yang mereka lakukan ketika masih kecil dulu.

"Kakak adalah tempatku mengadu, walau kita bertengkar sekeras itu, aku ingin kakak tau bahwa aku sangat menyayangi kakak." Lune menundukan wajahnya tak ingin membahas hal yang telah lalu.

Saudara kandung memang seperti itu, walau ada rasa iri dalam hati kita, tetapi yang namanya saudara pasti akan mengerti bahwa kasih sayang diantara keduanya nyata.

Clara menjawab dengan senyuman dan menatap kearah tanaman yang bergoyang karna hembusan angin di rumah kaca itu.

"Apakah harus seperti ini? Karna ambisi ku kau dan aku bertengkar dan bahkan menjadi asing, seharusnya aku tidak berambisi, dan itu sebabnya akulah yang harus meminta maaf." Kata Clara.

"Kakak.." Lune tidak bisa mengatakan apapun lagi, karna perhatian kedua orang tuanya selalu padanya. Anak perempuan bungsu yang menawan dan juga lugu.

Dibandingkan Lune, Clara lebih dewasa dan lebih sering membantu. Orang orang disekitarnya melihatnya sebagai sosok itu orang tua nereka berpikir bahwa gadis pertama mereka mampu menerjang kehidupan tanpa adanya hambatan, tapi sesungguhnya dia hanyalah seorang gadis biasa yang bisa merasakan lelah dan iri.

"Bukan salahmu, dicintai dan mencintai adalah kebahagiaan semua orang, ibu dan ayah paham bagaimana perasaanmu dan putra mahkota sehingga mereka mengusahakannya untukmu."

Clara berbicara dengan mengingat kenangan dalam benaknya, mengenai bagaimana ambisinya menutup mata hatinya. Clara hanya merasa bahwa dia pantas menduduki singgasana permaisuri karna ia merupakan atensi para lady pada saat itu hingga ia sadar bahwa kebahagiaan bukan dari kekuasaan.

"Tapi kakak menginginkannya, kakak ingin menjadi permaisuri, dan aku sudah menghancurkan mimpi kakak itu."

"Tidak Lune, aku yang salah karna aku terlalu berambisi."

THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang