part 21

20.4K 2.3K 78
                                    

Raphael keluar dari ruang keluarga yang hangat itu ketika mendengar tunangannya Trina telah sampai di luar castil milik Gabriel. Setelah inu Trina sendiri akan melatih Gabriel dan Clara berdansa, Raphael tak sabar menantikan itu, Trina sangat mengagumi Clara karna ada sesuatu yang membuat Clara berarti bagi dirinya.

"Sayang!" Seru Raphael ketika Trina baru saja turun dari mobilnya, Trina menghampiri suaminya itu dengan senyuman.

"Akhirnya kau datang juga, kami sudah lama menunggumu loh." Raphael memeluk istrinya dengan manja, yah para pengawal sampai tidak dapat mengenali komandan ksatria itu.

"Heheh maaf yah, aku juga mengajar di akademi jadi kau harus sabar menungguku."

"Ayo masuk, Tuan duke dan Nyonya Duchess sudah ada didalam."

"Aku sangat gugup." Ucap Trina, dia sangat mengidolakan sosok Clara, dibalik itu jujur saja bagi Trina Clara adalah inspirasi dirinya bisa sampai menjadi guru penari terbaik di kekaisaran.

"Tenang saja, kau sudah menunggu ini dari lama kan?" Pertanyaan semu Raphael dijawab Trina dengan senyuman penuh arti.

Ada sesuatu yang tidak diceritakan baik oleh Trina dan Raphael, Raphael dengan kemampuannya dilengkapi oleh Trina sehingga semua itu tertutup. Mungkin ini akan berhubungan dengan adanya Clara dan segala kerahasiaan datangnya dirinya kedunia ini.

Raphael masuk membawa istrinya ke ruangan keluarga dekat dengan ballroom mini di kastil, mereka berjalan selayaknya seorang suami istri yang harmonis.

Ketika sesampainya mereka, Clara tidak bisa tidak terkejut melihat sosok Trina.

"Sesuai yang tuan duke minta, saya membawa istri saya Trina yang akan menjadi guru bagi nyonya dan anda."

Trina sempat memberi salam memperkenalkan diri sebagai istri Raphael, melihat kemiripan Trina dengan Tamara teman lamanya membuat Clara tanpa sadar meneteskan air matanya.

Melihat Clara yang menangis semua orang terkejut, bahkan Gabriel sampai panik menanyakan ada apa.

"Kenapa Clara? Apa kau baik baik saja? Mengapa kau menangis?" Berulang Gabriel menanyakan namun Clara hanya semakin terisak.

"Jika kau tidak ingin berdansa denganku, aku bisa membatalkan ini, katakan kenapa kau menangis?" Seru Gabriel termasuk David, John dan Agnes sama sama kebingungan.

"Aku baik baik saja, aku hanya, hiks aku hanya teringat sesuatu." Balas Clara, kegaduhan ini tanpa sadar membuat semua orang panik, Clara kemudian mendekat kearah Trina, ia memegang tangan wanita itu dan berkata.

"Maukah kau menjadi temanku?" Walau didunia ini Trina dan Tamara memiliki kemiripan, Clara tidak tau apakah keduanya adalah orang yang sama, perbuatan Clara ini bukan tanpa sebab, alasan datangnya dirinya ke dunia ini juga membuat keterkejutan besar baginya.

Mengetahui ternyata Trina juga ada didunia ini setidaknya Clara dapat melihat wajahnya kembali, terlepas dari pikirannya yang berpikir bahwa selamanya ia tidak bisa bertemu dengan sahabat Tamara ternyata didunia ini wajah mereka benar benar sangat mirip kerinduan datangmembuat air mata Clara tumpah begitu saja.

"Tentu saja! Saya sangat mengidolakan anda Duchess! Suatu kehormatan jika anda menganggap saya sebagai teman anda." Benar, perbedaan cara bicara dam juga gaya terlihat jelas, transmigrasi ternyata bisa kebalikan dari cerminan jiwa kita di masa yang berbeda.

Raphael tersenyum ketika Trina dapat berbicara akrab lagi dengan Clara, istrinya itu sudah menunggu sangat lama momen bertemu dengan Duchess. Akan lebih baik jika semua ini berjalan sesuai alur yang damai.

"Baiklah, bagaimana kalau kita mulai berlatih berdansa." Terpaksa Raphael menghentikan obrolan hangat antara Trina dan Clara, Gabriel sudah menatap Trina seakan akan dia mendapatkan saingan baru, nyatanya Daniel masih saingan berat Gabriel sampai sekarang ditambah Trina yang dapat membuat Clara tersenyum begitu mudahnya pasti pria itu mengira saingannya bertambah.

"Saya akan mengajarkan anda cara berdansa, sebelum itu kedua pasangan silahkan memberi salam."

Latihan dansa pun dimulai dengan salam, Gabriel mencium punggung tangan Clara dan keduanya pun saling bertaut, musik pun diputar kemudian otomatis Clara yang merupakan ratu sosial merasa kalau tubuhnya sudah terbiasa dengan gerakan dansa ini.

"Kau cukup mahir berdansa." Bisik Gabriel ditengah tengah dansa mereka.

"Saya sudah terbiasa dengan kelas sosial."

Merasa kalau Clara sering berdansa dengan pria lain, kini Gabriel berkata

"Maksudnya kau sering berdansa dengan pria lain?"

"Hm? Seingat saya, saya tidak pernah berdansa dengan yang lain, dipergaulan sosial saya selalu menjadi pasangan kakak saya sehingga kami sering berdansa, terkadang saya juga berdansa dengan ayah."

"Selain mereka? Apa kau pernah berdansa dengan seseorang selain ayah dan kakakmu?"

"Ini pertama kalinya saya berdansa dengan pria lain selain mereka."

"Baguslah, karna setelah ini tidak akan ada lagi orang yang berdansa denganmu, hanya aku." Ucap Gabriel penuh penekanan, Clara sendiri hanya bisa tersenyum simpul menanggapi peringai suaminya yang aneh, ia hanya mengikuti alur sampai mana kisah ini akan berjalan dengan damai.

Musik terus berputar, dansa keduanya mengalihkan seluruh atensi semua orang disana, David, Agnes dan juga John serta Hendry diam diam merasa keharmonisan dan ketulusan ini nyata.

"Binatang buas pasti juga memiliki kasih sayang." Ungkap David membuat Hendry, Raphael dan John menahan tawa mereka.

Bisa bisanya David menyamakan Gabriel dengan binatang buas, bukankah ejekan itu terlalu frontal untuk suami dari putrinya.

"Terlepas dari itu dia tetap pencuri." Kembali David tidak terima dengan pernikahan Clara dan Gabriel. Agnes bahkan mencubit pinggal David karna kata katanya tidak sopan terlebih Daniel berada dipangkuannya.

"Jangan ucapkan bahasa kasar itu didepan cucuku!" Sungut Agnes.

Tak berselang waktu lama, sepertinya Gabriel melakukan sesuatu yang membuat Clara tak bisa berkutik. Ia mencium kening Clara ditengah tengah dansa, sembari berbisik.

"Aku berharap kalau dansa ini tidak pernah selesai." Kata Gabriel.

Clara hanya diam, saking terkejutnya dia bingung harus menjawab apa, hingga Gabriel sendiri pun kembali berkata.

"Aku senantiasa menunggu jawabanmu, bagaimana kalau kita mulai dengan bahasa, kau terlalu formal padaku sayang." Seru Gabriel mengakhiri dansanya dengan panggilan yang aneh, pipi Clara nemenas karna perlakuan tiba tiba membuat jantungnya berdetak dengan cepat.

Bohong, jika Clara tidak tertarik dengan Gabriel, hanya kesempatan yang diberikan untuk memperbaiki semuanya.

"Berhentilah berkata formal padaku sayang, aku ini suamimu, bukan atasanmu."

Selesai berbisik demikian Gabriel merangkul pinggang istrinya dan memberikan salam terakhir kepada semua orang yang melihat keduanya berdansa.

Clara baru sadar, ternyata selama ini ia terlalu formal kepada suaminya, alasan itu ia gunakan disaat suaminya masih memiliki keegoisan dan keangkuhan yang tinggi. Haruskah Clara tidak menggunakan bahasa formal lagi kepada suaminya ini?

THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang