Sreet.
Sebuah tarikan tangan membuat Clara berhenti berjalan, dia sebenarnya sedikit berlari tadi namun ketika tangannya ditarik dia refleks berhenti melihat Raphael disana.
"Maaf nyonya! Tapi bisakah anda berhenti! Maafkan ketidak sopanan saya." Ucap Raphael, ia tidak akan membiarkan Gabriel kembali kepada keputusan yang salah.
Cegatan Raphael segera dilepaskan oleh Clara, Raphael sendiri juga merasakan kecanggungan yang begitu terasa diantara keduanya.
"Maaf sir Raphael, apa yang ingin anda katakan?" Tanya Clara dengan sopan.
"Hmm bolehkah kita tidak disini? Saya merasa harus menjaga rahasia ini selamanya."
Disaat Raphael mengatakan itu, Hendry juga berlari datang kearah mereka sembari memanggil manggil Clara.
"Nyonyaa! Tunggu nyonya."
"Hendry?" Bingung Clara, berdirilah Hendry disana, hingga kuatlah pondasi yang Raphael dan Hendry buat untuk menghalau perpecahan.
"Nyonyaa! Jangan pergi! Saya baru bebas mengurus keuangan Duke selama anda disini nyonya! Apa anda tidak tau kalau saya mengalami stresss karna huem" Ocehan Hendry langsung saja dicegat oleh Raphael.
"Bagaimana nyonya? Apa anda mau berbicara dengan kami dulu?" Walau Hendry bingung namun sepertinya dia percaya pada Raphael, terlihat dia menampis tangan Raphael yang membungkam mulutnya dengan tangan.
"Ya! Kita bicarakan ini baik baik Nyonya, jangan tinggalkan si bodoh Gabriel itu, dia memang bodoh tapi dia tetap sahabat kami."
"Benar kata Hendry, Gabriel tetap sahabat kami, jadi kami harus membantu hubungan kalian juga."
Mendengar betapa antusias mereka berdua, Clara sebenarnya sedikit merasa kasihan, yaah, ia belum mengenal Gabriel lama, tetapi kata kata Gabriel membuatnya sedih, akankah dia terus bertahan pada hubungan yang tidak menguntungkan baginya?
Lagipun, jika ia terus ada disini, bukankah keselamatan Daniel terancam? Ia tidak ingin anaknya bertemu dengan wanita itu apalagi disentuh.
"Kata kata Duke terlalu menyakitkan, Sir Raphael dan Hendry sendiri mendengarnya kan? Bagaimanapun saya juga masih mempunyai hati yang bisa terluka, lalu mengapa anda sekalian begitu memaksa saya?"
"Tidaak! Kami tidak memaksa!" Teriak mereka berdua kompak, tak ada paksaan dalam kata kata mereka walau mereka bersikeras meminta Clara untuk bicara dengan mereka.
"Nyonya kami hanya ingin nyonya berubah pikiran, jika pun kami tidak bisa menggerakan hati nyonya, kami tidak akan melarang nyonya melakukan apapun yang nyonya inginkan." Bijak Hendry.
Mau tidak mau, kini ketiganya berada disebuah taman dimana disana terdapat pavilium dengan meja dan kursinya, disana juga terdapat beberapa pelayan wanita adapun Tori dan Mary yang menyediakan teh. Tori d diminta berdiri disana karna Clara tidak ingin bertiga saja, untung saja Tori dan Mary dapat dipercaya.
"Jadi nyonya, tolong urungkan niat anda bercerai dengan Duke." Ucap Hendry langsung pada point penting dan yang paling utama.
"Jadi anda berdua mendengarkan perbincangan kami?" Itu tidak sopan, bawahan yang menguping pembicaraan tuannya sama saja melanggar privasi antar mereka.
"Kami tidak sengaja mendengarkan hal itu, sebenarnya kami dalam perjalanan menyampaikan laporan keuangan." Jelas Raphael.
Berarti mereka tau kalau Clara tidak salah, setidaknya itu yang Clara pikirkan, tak selang berapa lama setelah itu kembali Raphael berkata.
"Saya tau apa yang dikatakan Gabriel begitu kasar, tapi saya meminta kepada nyonya untuk memakluminya." Balas Raphael, mengapa Raphael berkata demikian? Karna faktanya Gabriel sendiri tidak tau apa artinya kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)
FantastikAku akan berusaha untuk bertahan hidup didunia ini, dengan aku, kamu dan anak kita akan ku jaga dia sampai setidaknya dia menjadi seseorang yang begitu kuat. #1 transmigration 4/sept/22 #1 duchess 4/sept/22 #1 prince 4/sept/22