Kruyuk kruyuk.
Suara bunyi perut membuat Clara tersipu malu, mukanya merah karna memang benar dia sangat lapar. Setiap dia ingin memasukan makanan kedalam mulutnya setiap itu pula gangguan baik dari Gabriel atau dari yang lain pasti membuatnya berhenti.
"Pft." Tawa Gabriel membuat Clara menatap Gabriel dengan tatapan sedikit sinis, memangnya karna siapa dia tidak jadi makan sedari tadi.
"Kenapa anda tertawa huh?" Seru Clara, itu membuat tawa Gabriel yang tertahan sedari tadi pun lepas, Clara hanya bisa menggelengkan kepalanya, apa yang lucu dari suara bunyi perut orang yang lapar? Maka humor Gabriel perlu diperbaiki.
"Itu lucu." Jawab Gabriel.
"Yaah, sangat lucu sampai anda tertawa." Balas Clara.
"Haruskah aku menyuapimu?"
Pertanyaan yang tidak logis itu membuat Clara menatap Gabriel dengan datar, Clara saja sedang menyuapi Gabriel bagaimana seorang yang tangannya patah bisa menyuapi orang lain.
"Apa anda sedang bercanda? Lebih baik anda selesaikan makan anda segera agar saya bisa makan."
Jawaban itu membuat Gabriel tak tinggal diam, dia kemudian mengambil sendok itu dengan sangat mudah kemudian sendok yang berisi makanan itu pun terulur kearah Clara.
"Aku tidak selemah itu Clara." Clara awalnya terkejut perlahan lahan menatap Gabriel dengan senyuman simpul dan menerima makanan itu. Clara benar benar polos, ia bahkan tak sadar kalau tangan suaminya benar benar sudah sembuh, hanya perlu menunggu untuk melepaskan gips saja.
Akhirnya tanpa sadar keduanya saling menyuapi satu sama lain dan berbagi makanan disatu piring yang sama.
Beberapa menit kemudian, keduanya larut dalam pembahasan makanan apa itu.
"Jadi nama makanan ini nasi uduk?" Gabriel benar benar baru mendengar nama makanan itu.
"Yaah, namanya nasi uduk."
"Aku tidak tau kalau kau bisa memasak." Jawab Gabriel.
"Dulu aku sering memasak untuk adikku dan keluargaku, mereka sangat suka jika aku memasakkan makanan yang tidak biasa. Atau mungkin karna tanganku tangan ajaib."
Menyombongkan dirinya dengan sedikit tertawa, Gabriel tidak bisa tidak tersenyum ketika Clara berbicara. Hingga ketika Clara membahas adiknya Gabriel jadi ingat kalau adik Clara adalah yang mulia permaisuri kekaisaran ini.
"Adikmu? Maksudnya yang mulia permaisuri?" Tanya Gabriel, Clara menatap Gabriel dengan senyum dan mengangguk.
"Benar, sepertinya anda tidak lupa yah?" Bagaimana Gabriel tidak ingat kalau Clara yang dulu sangat berambisi menjadi seorang permaisuri.
"Kau masih ingin menjadi permaisuri?" Itu yang Gabriel khawatirkan, entah mengapa dia merasa sedikit sedih? Perubahan Clara ini seperti anugerah baginya, mungkin? Ia kembali merasakan kehangatan lagi setelah sekian lama.
"Huhuhu, bagaimana anda bisa mengatakan itu? Jawabannya tentu tidak, saya kan sudah menjadi seorang Duchess, itu saja cukup melelahkan bagaimana saya bisa menjadi seorang permaisuri?" Balas Clara, tangannya yang satu terulur kearah pipi Gabriel yang terdapat beberapa bekas makanan karna Clara tak fokus dalam menyuapinya, sembari membersihkan sisa itu Gabriel kemudian menyentuh tangan Clara.
"Aku bisa menjadi seorang kaisar jika kau mau." Ucapan itu membuat Clara tertegun, apa apaan pria ini? Mengapa dia mengatakan hal semenyeramkan itu.
"Jika ada orang yang mendengarnya anda bisa habis."
Gabriel sendiri hanya menatap Clara, terlihat keseriusan dimata Gabriel seakan akan itu hal yang mudah ia lakukan.
"Bukankah menjadi seorang Duke juga menyita banyak waktu, saya sudah bersyukur jika anda bisa meluangkan waktu untuk Daniel." Walau Gabriel masih tampan, tetapi Clara merasa Gabriel seperti seekor anak anjing lucu yang sangat penurut hanya dengan elusan tangan saja saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)
FantasiAku akan berusaha untuk bertahan hidup didunia ini, dengan aku, kamu dan anak kita akan ku jaga dia sampai setidaknya dia menjadi seseorang yang begitu kuat. #1 transmigration 4/sept/22 #1 duchess 4/sept/22 #1 prince 4/sept/22