Kedua sejoli itu sepertinya tidak tau, Raphael dan Hendry mendengarkan perbincangan mereka berdua. Gabriel tidak pernah menceritakan kegelisahannya kepada sahabatnya sendiri, jujur saja itu karna Gabriel tau baik Hendry dan Raphael juga lelaki yang beralaskan logika yang tidak akan pernah mengerti akan perasaan.
"Huuh, pada akhirnya kita berdua menguping lagi." Gumam Hendry.
"Yaah mau bagaimana lagi, ada dua surat yang datang bersamaan." Kata Raphael menatap surat ditangannya dan ditangan Hendry, kedua surat itu dilengkapi dengan stempel lambang kekaisaran negeri ini.
Hendry mendapatkan surat untuk Clara, sementara Raphael dia mendapatkan surat untuk Gabriel.
"Kau bisa langsung menabaknya kan tanpa bertanya." Ucap Raphael bahkan belum sempat Hendry bertanya, karna Raphael sudah tau kalau Hendry pasti akan menanyakan itu.
"Aku hanya memastikan, sepertinya Kaisar dan permaisuri begitu jodoh."
Hendry terkadang memang lola dalam masalah percintaan, itu sebabnya hanya dia yang masih belum memiliki pasangan.
"Mereka berdua sudah menikah tentu saja mereka jodoh, otakmu terlalu kebanyakan kafein sih." Ledek Raphael, memang benar, surat yang dipegang Hendry berasal dari permaisuri kekaisaran alias adik dari Clara sendiri yaitu Lune.
Sebelum pulang dari kediaman marquesse disaat yang lain sibuk dengan Daniel, Clara menyempatkan diri untuk menuliskan surat yang ditunjukkannya kepada sang adik yaitu Lune.
Surat itu berisikan kata kata rindu dan permohonan maaf, Clara memang tidak memiliki salah sama sekali pada Lune tetapi mengingat kalau wajah Lune didunia ini dan di Indonesia sama Clara ingin mengatakan permintaan maaf karna meninggalkan Lune sebatang kara didunia itu.
Yah walau didunia ini dia juga memutuskan hubungannya dengan Lune, sehingga membuat sang permaisuri dirundung rasa bersalah. Namun bagaimana lagi, takdir memang begitu mau diubah pun nasi sudah menjadi bubur. Sekalian juga disitu Lune mengatakan keinginannya untuk bertemu, dengan undangan pesta dansa yang digelar oleh kekaisaran.
Sementara surat yang dipegang Gabriel, berisikan surat dari Kaisar dengan undangan pesta dansa kemenangan untuk merayakan kemenangan Gabriel.
"Yaah masih ada beberapa minggu lagi sebelum pesta dansa, kita antarkan saja besok." Kata Raphael.
"Lah? Mereka sebentar lagi kan keluar, mengapa tidak sekarang saja." Balas Hendry bingung.
"Kau tau aku merasa mereka berdua sedang tidur sekarang setelah selesai menangis."
"Ya kalau kau yang mengatakan itu pasti benar." Yah, Hendry memang mengakui kemampuan Raphael, dia pun mengikuti Raphael dan keduanya berbincang bersama dilorong menuju ruangan mereka.
"Apa menurutmu Clara akan menghadiri pesta kemanangan Gabriel?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Raphael begitu saja.
"Pertanyaan apa itu!?" Marah Hendry, dia tidak suka Raphael meremehkan Clara.
"Clara kan Ratu Sosial, dia sudah lama tidak menghadiri pertemuan bangsawan, jadi, ya kau tau apa maksudku bukan?"
Tentu saja, maksud dari Raphael akankah Clara bertahan didalam situasi dimana lingkaran sosial saat ini tidak luput dari gosip tentangnya.
"Aku yakin nyonya datang." Balas Hendry dengan sangat yakin.
"Aku suka keyakinanmu Hendry, tetapi bisa saja Tuan duke kita memilih gadis lain sebagai pendampingnya."
"Yaish! Aku sudah bilang tutup mulutmu!"
Raphael tertawa ketika Hendry benar benar marah, sementara itu sudut netranya menangkap sosok Amber sedari tadi, untung saja sosok Amber sudah pergi setelah mendengarkan percakapan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)
FantasyAku akan berusaha untuk bertahan hidup didunia ini, dengan aku, kamu dan anak kita akan ku jaga dia sampai setidaknya dia menjadi seseorang yang begitu kuat. #1 transmigration 4/sept/22 #1 duchess 4/sept/22 #1 prince 4/sept/22