part 32

17.7K 1.6K 72
                                    

Ketulusan dan keikhlasan adalah final dari cinta, bagi Clara tidak mudah menerima dan mengatakan perasaan, bahkan jika bisa dikatakan, Clara baru 50% mencintai Gabriel, dan ia akan perlahan meningkatkan perasaannya itu.

Tak ingin ia lepaskan perasaan ini, walau pada awalnya ia mengira kalau perasaan ini adalah bawaannya dikehidupan sebelum transmigrasi, nyatanya tidak seperti itu, jika memang ini bawaan, maka akan cepat pula dilupakan.

Semakin lama, semakin Gabriel menunjukan banyak ekspresinya, disitu pula Clara merasa mungkin memang benar bahwa sedari awal mereka bertemu Clara memang sudah jatuh pada pesonanya.

"El?" Buliran air mata Gabriel semakin deras, entah kenapa air matanya mengalir begitu saja padahal dia adalah seorang jendral besar.

"Maaf, aku hanya sangat bahagia." Ucap Gabriel.

Keduanya saling terdiam, hingga perlakuan Gabriel selanjutnya membuat Clara tidak bisa tidak terkejut.

Gabriel terus saja memajukan wajahnya mendekat kearah Clara, semakin dekat dan dekat hingga...

Benar, keduanya saling bertaut, memeluk satu sama lain menyalurkan seluruh perasaan yang keduanya punya dan kemudian melepaskan semuanya.

Entah bagaimana ceritanya keduanya bahkanq sudah terduduk diranjang kamar tersebut, saling memeluk satu sama lain.

"Terimakasih karna sudah mengatakan hal itu kepadaku Clara." Ucap Gabriel sembari memainkan rambut Clara yang sudah terurai.

"Aku sangat malu." Ucap Clara dengan senyum memerah pula pipi dan telinganya.

"Kenapa? Bukankah kita suami istri? Mungkin, jika bukan di istana aku akan melakukan hal yang lebih dari itu."

"El!" Tegur Clara.

"Maaf Clara, aku terlambat datang kesana."

Gabriel kembali mengatakan hal yang seharusnya dia lakukan sedari tadi, Gabriel tahu bahwa Heldia melakukan ini karna sangat terobsesi dengannya, tak sangka ternyata sampai separah itu, maka Gabriel sudah pasti akan membalas hal lebih dari ini.

"Tak apa, aku sudah memaafkan semua kejadian tadi, karna aku sendiri juga pernah terobsesi, harusnya aku bertemu dengan Lune disana, sayang sekali kami bahkan tidak bisa berbincang bersama."

"Tak apa, masih ada hari esok, Permaisuri Lune juga tampaknya mengerti keadaanmu, sehingga ia tidak menemuimu setelah kejadian itu."

"Aku merasa kasian dengan Heldia."

Barulah setelah Clara mengatakan hal ini, Clara bercerita kepada Gabriel, padahal ketika orang tuanya mencoba untuk membuka kilas balik dari hal yang terjadi Clara masih menutupnya, namun ketika bahkan Gabriel tidak mengatakan apapun, Clara bisa terbuka sepenuhnya kepada Gabriel.

Clara menceritakan semuanya kepada Gabriel, dari dimana Heldia mengatakan hal buruk padanya hingga hal buruk kepada Daniel yang menurut Clara itu bukan sesuatu yang patut diucapkan didepan bayi yang bahkan belum bisa melakukan apapun.

Diam diam Gabriel ikut merasa tersulut, apalagi mengingat kejadian baru saja, dimana ternyata perkataan Heldia begitu menyakitkan, maka ia sudah dapat mengira akan melakukan apa untuk menghukum perlakuan Lady Marquesse Ghate padanya.

"Apa kau pernah memiliki hubungan dengan Lady Ghate?" Pertanyaan Clara langsung dibantah Gabriel.

"Sama sekali tidak Clara, aku memintamu menjauhinya karna aku tahu dia berbahaya."

"Apa maksudmu?"

"Lady Ghate, dia memang sangat terobsesi padaku, suatu hari dia pernah datang ke perbatasan yang berbahaya hanya untuk memberikanku surat, mengirimu ku banyak hal, mengikutiku, perlakuannya benar benar membuatku risih.".

"Apakah separah itu dia terobsesi padamu?" Tanya Clara dengan miris.

"Bisa dibilang iya, sangat, dia sangat terobsesi, bahkan pernah ingin sekali menjebakku. Untung saja aku kebal akan racun."

"El, bolehkah aku jujur."

"Hm?" Gabriel terdiam ketika reaksi Clara sedikit aneh dari apa yang ia bayangkan, Gabriel bayangkan.

"Jujur aku tidak rela, membiarkanmu bersama wanita lain, apakah itu cemburu?"

"Pft." Bisa kalian bayangkan betapa Gabriel gemas dengan pertanyaan Clara yang jelas jawabannya iya.

"Aku serius El." Walau Clara menampilkan wajah seriusnya, sebelum sempat Gabriel menjawab ia lebih dulu mencium kening Clara dengan lembut.

"Tentu saja, itu tandanya kau sangat mencintaiku, dan aku suka itu hehe."

Pembicaraan manis antar keduanya berjalan begitu cepat, sepertinya cinta antar keduanya sudah saling terbuka sekarang.

"Kenapa kau tidak menekan jam tangan yang ku berikan padamu?"

"Maksudmu jam tangan ini?"

"Aku memberimu itu untuk melindungimu dimanapun itu."

"Aku tidak terlalu memikirkannya, yang aku pikirkan waktu itu hanyalah menjauhkan Daniel sejauh mungkin dari gadis gadis itu."

"Harusnya aku menghukum mereka segera."

Clara terkejut ketika suara Gabriel mendingin sesaat dan tekanan sedikir Clara rasakan.

"Kau akan menghukumnya?" Tanya Clara, Gabriel tentu saja terdiam, jika Clara tau bahwa hukuman yang ia berikan tidak main main, pasti dia akan melarang batin Gabriel, hingga ia menutup mulutnyan tak berani berbicara.

"Yaah, perlakuan Lady Ghate sudah merugikanmu, dan tak ada salahnya kan memberi pelajaran."

"Aku juga memikirkan hal yang sama El, aku sudah tau harus melakukan apa kepada Lady Ghate."

"Hm? Baguslah, kalau kau sudah memikirikannya, apakah kau butuh bantuanku?" Tanya Gabriel.

Clara menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Aku bisa menyelesaikannya sendiri sehingga tidak ada yang dirugikan." Ucap Clara.

Sementara dalam hatinya, Gabriel sendiri sudah membatin, tentu saja itu tidak cukup Clara, mereka semua harus benar benar rugi sampai titik daraj penghabisan, walau Gabriel sendiri tidak akan mengatakan hal ini pada Clara dan memilih diam.

Begitulah malam itu menjadi malam panjang bagi Gabriel dan Clara dengan ide gila yang ada dipikiran mereka tentang pembalasan. Mana ada orang tua yang terima anaknya diolok olok bahkan ketika anaknya tidak melakukan dosa apapun. Begitulah pembalasan hanya akan dihitung mundur dari sekarang.

Keesokan paginya, Clara sudah selesai memberi makan Daniel, entahlah, walau Clara sedikit merasa aneh ketika Gabriel melihatnya memberi makan, tetapi rasa canggung itu sudah biasa dia rasakan sehingga mungkin ini tidak terlalu canggung.

"Akhirnya selesai juga jagoan ayah ini makan yah!?" Gabriel segera saja mengajak Daniel bermain setelah bayi imut itu bersendawa.

"Hati hati El, jangan mengangkatnya terlalu tinggi, dia masih dalam keadaan kenyang." Kata Clara, sembari membenarkan gaunnya sendiri.

"Ya aku tahu."

Selang beberapa menit ketika keduanya sedang bermain, suara ketukan pintu menghentikan aktifitas semua orang disana.

"Siapa?" Tanya Gabriel ikut kebingungan. Clara hanya mengendikan bahunya tidak tahu hingga.

"Kakak, ini aku, aku sudah bersabar semalaman hanya untuk berbicara dengan kakak, ayo ke taman dan berbicara denganku sejenak."

Suara Lune terdengar dari balik pintu, Clara tau bahwa Lune sangat merindukannya akhirnya berkata pada Gabriel.

"Jagalah Daniel sejenak ya..., aku harus berbincang dengan Lune."

"Pergilah." Kata Gabriel, merasakan ada sesuatu yang kurang Clara kemudian berkata.

"Kau tidak ingin melakukan sesuatu sebelum aku pergi?" Tanya Clara, menatap Gabriel, sang empu kini menyeringai mendekatkan dirinya dan mencium kening Clara.

"Pergilah, Daniel akan aman bersamaku, dan kau juga tenang saja, Lady Ghate sudah pergi dari istana kekaisaran. Kita juga akan pulang siang nanti jadi puas puaslah berbincang dengan adikmu."

THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang