Perasaan tak bisa berbohong walau raut wajah sering kali terlihat biasa saja pada akhirnya keadaan seperti ini memang tidak bisa diperkirakan datagnya, di sebuah kamar tepat berada di istana utama, disana pula seorang dokter kini mengecek keadaan Clara, ada pula David serta ada Agnes yang menjaga Daniel dekat box bayi yang sudah disiapkan.
"Lukanya cukup dalam, tapi ini masih bisa saya tangani, lebih baik setelah ini Nyonya Duchess tidak melakukan kegiatan berat menggunakan tangannya yang terluka."
Ucapan dokter mengakhiri pemeriksaan, pergilah sang dokter dari sana meninggalkan Clara, Agnes, David dan Daniel yang tertidur.
Semenjak kejadian itu, Clara tidak mengatakan apapun ia terus diam membiarkan David dan Agnes dalam kekhawatiran. Bibir Clara kelu mengingat semua kejadian tadi, dari perkataan Heldia yang menyakitinya itu adalah point utama diamnya Clara.
Puk.
Tentu saja Clara terkejut ketika ayahnya menyentuh surai kepalanya, Clara menatap sang ayah dengan tatapan sendu.
"Bukan salahmu, jangan salahkan diri sendiri." Kata David sembari mengelus surai kepala Clara pelan.
Barulah setelah kata itu keluar dari mulut David Clara kemudian membuka obrolan.
"Tidak ayah, aku tidak menyalahkan diriku sendiri." Ucap Clara, sama seperti sebelumnya Clara tidak ingin mengatakan apapun mengenai masalah ini.
"Manusia terlahir dengan masalah."
David terduduk didekat Clara dan mengatakan motivasi.
"Dari lahir saja, kita harus berjuang, contohnya, kita lahir dalam keadaan yang tidak bisa melakukan apapun, dan kita berjuang untuk tumbuh, dari tengkurap, merangkak hingga berjalan, faktanya manusia memang selalu berhadapan dengan masalah nak."
Clara mengangguk mengiyakan ucapan David, tak khayal semua yang dia katakan benar, melihat Daniel yang tumbuh dengan cepat adalah bukti dari perkataan David.
"Semuanya tergantung, dari bagaimana cara kita menyikapi masalah tersebut, lari dari masalah tidak akan menyelesaikannya, begitupun jika kita tidak bersabar dalam menghadapi hal tersebut."
Clara menatap David dan kembali memeluk ayahnya itu, dia tau betul bahwa sebenarnya hatinya merasa miris disisi lain juga takut.
"Melihat Heldia, mengingatkanku pada saat aku terobsesi dengan kursi permaisuri ayah." Kata Clara, baik Agnes dan David bahkan saling berpandangan seolah mengerti.
"Menyedihkan, penuh dengan kata kata kasar, dan bahkan berbuat onar dimana mana hanya untuk memenuhi keinginan diri sendiri."
Memang benar, masa masa dimana Gabriel belum tiba Clara tidak bisa terbuka dengan siapapun, ia terlalu gengsi mengungkapkan perasaan, apalagi menunjukan ekspresi didepan umum.
Agnes dan David pun tidak bisa menjangkau putri mereka sendiri karnanya, terlalu sakit dengan perlakuan orang lain, cara terbaik yang Clara lakukan pada saat itu adalah menyakiti dirinya sendiri.
Disaat kau tidak bisa berbuat apa apa, ketika rasa sakit hati melanda akibat perbuatan orang lain, disitu pula suaramu seakan tenggelam, hingga ujungnya jalan yang tidak baik kau lalui, depresi dengan keadaan diri sendiri, menyakiti diri sendiri bahkan merasa seperti seorang pecundang adalah hal tidak baik.
Clara menyadarinya sekarang bahwa kehadiran Gabriel membawa perubahan hingga dirinya keluar pada zona itu, lebih tepatnya ketika, sosok kecil Daniel dengan senyumannya mampu menenangkan hati Clara yang bergejolak setiap waktu dengan kata kata dan sindiran orang lain yang menyakitinya.
Keluar dari zona keji tidaklah sesulit itu jika kau memiliki seseorang dihatimu atau pacuan agar dirimu maju. Mengingat mereka akan membuatmu sadar bahwa omongan orang lain tak akan menghalangimu dimasa yang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)
FantasíaAku akan berusaha untuk bertahan hidup didunia ini, dengan aku, kamu dan anak kita akan ku jaga dia sampai setidaknya dia menjadi seseorang yang begitu kuat. #1 transmigration 4/sept/22 #1 duchess 4/sept/22 #1 prince 4/sept/22