part 12

25.9K 3.1K 53
                                    

Entah kenapa waktu diantara keduanya berjalan lambat, Gabriel merasakan kenyamanan sementara Clara sadar kalau sekarang keduanya sedang berada pada pertengkaran hebat, mengapa Clara begitu tenang sekarang? Menghentikan aksinya meniup kening Gabriel, Clara pun segera menjauh, dan dengan cepat memberikan perban serta kapas.

Setelah selesai dengan semuanya kini Gabriel dengan canggung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu dan berkata.

"Hmm, anuu itu, terimakasih." Baru kali ini ucapan terimakasih terucap tetapi Clara merasa asing. Walau sebenarnya Gabriel bukan tipe orang yang tidak tau berterimakasih, kalau ada kesempatan dia selalu mengatakan itu dengan kecanggungan.

"Sama sama." Balas Clara, dia membereskan kembali kotak P3k dan suasana kembali menjadi hening.

Merasa tidak ada gunanya Clara diam saja, dia kemudian ingin berdiri menaruh kembali kotak p3knya dilemari.

Srek.

Tiba tiba saja tangan Clara dicegat oleh sesuatu, tangan Gabriel kini menahan tangan Clara agar tidak pergi. Tentu saja itu Gabriel lakukan tanpa sadar, ia baru tersadar setelah samar dia mendengar Clara memanggil dirinya.

"Tuan Duke, Tuan Duke."

"Ah maaf." Seru Gabriel melepaskan tangan Clara, mengapa tadi dia melakukan itu? Sebenarnya dia hanya ingin Clara tidak meninggalkannya.

Merasa kalau Gabriel masih belum tenang Clara kembali duduk, sebuah trauma tidak akan sembuh hanya dengan begitunya.

"Anda bisa bercerita kepada saya jika anda masih merasa takut."

Gabriel kini menatap Clara dengan segera, dan sang empu yang ditatap pun juga menatap Gabriel dengan senyum simpul.

"Tidak ada salahnya menceritakan kejadian lama, siapa tau, dengan bercerita semua kenangan anda itu bisa anda luapkan, dan mungkin saya bisa membantu anda membuka lembaran baru."

"Apa yang kau tau?" Gabriel sudah mulai mengerti arah pembicaraan Clara, bukan rahasia umum, karna kematian kedua orang tua Gabriel merupakan sejarah kelam di kekaisaran.

"Sejarah itu sudah bukan lagi menjadi sebuah rahasia umum tuan duke." Kata Clara, disekolah sekolah nama kedua orang tua Gabriel dicatat sebagai seorang pahlawan.

Tetapi Clara tau bagaimana Gabriel berusaha keluar dari lingkup kegelisahan dan ketakutan itu tidak mudah. Lupakan dulu tentang rasa dendam, walau Clara tau Gabriel sangat membencinya bukan berarti Clara juga harus kembali membencinya.

Gabriel hanya seorang sebatang kara yang tidak tau arti pentingnya sebuah keluarga, karna lingkungan itulah yang ia alami sejak kecil.

"Namun jika anda masih berat menceritakannya, saya tidak akan memaksa, lalu setelah ini saya akan pergi terlebih dahulu ke ruangan Daniel." Kata kata Clara membuat Gabriel akhirnya terpaksa bercerita hanya untuk menahan Clara, dia berpikir mungkin dia bisa membujuk Clara agar tidak pergi.

Menelan ludahnya dengan kasar, jujur saja Gabriel masih sangat takut.

"Malam itu sebuah mobil putih panjang datang ke kastil kami, ibu dan aku yang sedang menyambut ayah begitu terkejut dengan datangnya mobil itu." Berceritalah Gabriel akan masalalunya, mungkin tidak banyak yang tau karna tidak dituliskan diawal, maka disinilah semua akan terungkap.

"Ayahku, dia adalah salah satu Duke Hamahera yang begitu disegani, wilayah Hamahera berhutang nyawa padanya, dan malam itu semuanya mengubah segalanya, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, jasad ayahku bahkan sudah tidak berwujud."

Clara mendengarkan Gabriel dengan tenang, walau dia juga merasakan miris ketika mendengar itu.

"Ibu langsung menutup mataku ketika kain putih itu dibuka, sayangnya aku sudah melihat itu terlebih dahulu, bagaimana wajah ayahku berlumuran darah, para pemberontak telah melenyapkannya dengan tidak manusiawi."

THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang