Suasana pagi hari di manssion duke cukup ramai dan padat hari ini, pasalnya, pesta kemenanangan akan diadakan sehari lagi. Parade para prajurit dilaksanakan dari kediaman duke sampai ke istana kekaisaran.
"Aaaa bagaimana ini!? Ini sudah sehari lagi dan gaun nyonya bahkan belum siap!?" Marah Tori kepada salah seorang pegawai disana, bagaimana tidak marah? Tori sudah membayar setengah harga hanya untuk memesan gaun Clara.
Itu dilakukan karna sudah lama Clara tidak menginjakan kakinya di dunia sosial. Setidaknya Tori membantu Hendry sebagai seorang kepala pelayan dengan bertanggung jawab atas gaunnya, mereka harus menyiapkan gaun baru untuk menunjukan kehebatan Duchess Hamahera dimata dunia.
Pasalnya Hendry juga sibuk sehingga ia tidak turun tangan langsung, ia meminta Tori dan Mary yang bertanggung jawab atas gaun Clara, kemudian Emma yang bertanggung jawab atas gaun Daniel dan Gabriel, selebihnya seperti perhiasan dia akan memilihnya bersama Gabriel.
"Yaampun, bahkan jika kita memesan gaun baru itu tidak akan bisa." Tambah Emma, dia juga cukup prihatin terutama dia juga pernah mengalami apa yang Tori dan Mary alami ketika masih menjadi dayang pribadi Duchess terdahulu, yaitu ibu dari Gabriel.
"Bagaimana ini, tuan Hendry akan marah kalau kita mengatakan gaun untuk parade belum siap." Lanjut Mary.
"Apa maksud kalian gaunnya belum siap?" Nyatanya kekhawatiran mereka tidak berlangsung lama, Hendry datang dengan melipatkan kedua tangannya didada. Membuat bulu kuduk Tori dan Mary berdiri layaknya melihat monster.
"Anu itu anuu." Keduanya sontak memberi alasan secara gamblang tentang kejadian yang baru diceritakan pegawai butik kepada mereka di loby manssion duke.
"Apaaa!?" Teriakan Hendry menggelegar setelahnya menatap pegawai butik memberikan tatapan tajam setajam silet.
"Bagaimana bisa hal ini terjadi!" Sungut Hendry lagi.
"Maafkan saya tuan, tapi Nona dari Marquesse Ghate telah membeli semua gaun yang jadi secara tunai dan lunas sehingga butik kami mendahulukan gaun miliknya." Ucap pegawai, mendengar nama Marquesse Ghate, Hendry menampilkan ekspresi risih diiringi kemarahan.
"Bajingan sialan! Apa butik kalian meremehkan keluarga Duke Hamahera!" Marah Hendry, dia tak heran jika itu Nona dari Marquesse Ghate, namun Hendry lebih memilih diam dan menyalahkan butik tempat pembuatan gaun tersebut, dibandingkan harus berurusan dengan nona gila seperti itu.
"Anu itu." Bahkan kini Hendry sampai mencengkram kerah sang pegawai.
"Tuan Butler, anda tidak perlu marah seperti itu." Jawab Emma, dengan raut menenangkan yang keibuan ia menenangkan Hendry sehingga emosi Hendry mereda.
"Huuh, Emma, kau tahu kan kalau nyonya tidak punya gaun baru, lalu apa yang akan ia pakai?" Balas Hendry.
"Aku bisa memakai gaun lamaku Hendry, itu bisa aku lakukan." Jawab Clara tiba tiba muncul dari arah tangga menggendong Daniel.
Keributan yang dibuat Hendry tidak main main, untung saja ketika Hendry marah ke pegawai, Mary datang kearah Clara dengan berlari berharap kalau perkelahian mereka teratasi, itu juga karna saran dan bisikan dari Emma yang memerintahkannya memanggil Clara.
"Tapi nyonya! Tuan dan tuan muda sudah mencocokan pakaiannya dengan gaun yang anda pakai nanti, ini semua karna mereka tidak menyelesaikan tugas dengan baik." Ungkap Hendry.
"Tidak apa apa, pasti ada gaun lamaku yang persis warnanya dengan yang mereka kenakan." Jawab Clara membuat perkelahian itu terhenti.
"Baiklah kalau itu yang menjadi keputusan anda." Pasrah Hendry, Clara kemudian menatap sang pegawai.
"Kalau begitu, karna gaunku tidak jadi, bukankah kau harus mengembalikan harga gaun yang aku beli?" Kata Clara dengan tatapan tajam, ia sangat tidak suka dengan kinerja kotor yang dilakukan oleh pemilik butik.
"Itu mustahil nyonya, pembayaran awal yang sudah diberikan mustahil dikembalikan." Jawab sang pegawai.
"Kalau begitu, siapa namamu?" Tanya Clara.
"Saya Theo nyonya." Pegawai bernama Theo itu bergetar hebat, karna hanya berniat melakukan pekerjaan yang sudah lama dia inginkan, Theo melamar pekerjaan ini, ia memang sangat menyukai fashion sehingga memilih bekerja di butik tersebut, sialnya dihari pertama bekerja dia mengalami kesulitan.
"Theo, apa pekerjaanmu di Butik itu?" Tanya Clara lagi bahkan membuat Hendry, Emma, Tori dan Mary saling berpandangan bingung.
"Saya seorang pegawai, ini pertama kalinya saya bekerja di butik, sebenarnya saya sangat ingin menjadi designer tapi sialnya saya malah mengalami hal ini." Padahal Clara hanya menanyakan hal klasik, tetapi sepertinya dia juga memiliki sedikit rasa iba, awalnya ia ingin mengurung pegawai dari butik sebagai jaminan, tapi mendengar hal ini Clara mengurungkan niatnya.
"Hendry, apa kau tau siapa pemilik butik pegawai ini?"
Hendry lantas mengangguk mendengar pertanyaan Clara, dia menjawab.
"Madame Penelope, dia istri dari Count Anxious."
"Mintalah konpensasi sebagai jaminan dari gaun itu pada kediaman Anxious, dan katakan padanya kalau dia tidak mengembalikan uang tersebut, maka pegawainya akan tetap berada disini, hukum pegawai itu di perpustakaan, buatlah dia menggambar 20 design gaun baru sampai konpensasi itu dibayar, ini bukan permintaan, tetapi peringatan!"
Ucap Clara, karna hal ini Emma bahkan semua orang disana menatap Clara dengan bangga, memang sudah sepantasnya konpensasi harus diminta setidaknya itu sebagai peringatan.
Selesai dengan perdebatan panjang tiada henti, kini suasana kembali damai, Tori dan Mary berusaha keras untuk mencocokan gaun Clara dengan tuxedo milik Gabriel dan Daniel.
Clara sendiri saat ini menggendong Daniel dan berbincang hangat bersama Emma. Didalam perbincangan itu, Emma mengatakan sesuatu yang membuat hati Clara mengahangat.
"Fajar pagi tadi, tuan bahkan juga kebingungan dengan hiasan apa yang akan nyonya pakai ke pesta nanti."
"Benarkah? Gabriel? Kenapa dia sampai kebingungan Emma?" Tanya Clara sedikit penasaran.
"Tuan tidak tau harus memilih perhiasan apa." Jawab Emma dengan jujur.
"Lalu?"
"Saya datang dan memberikan rekomendasi." Balas Emma dengan senyuman.
"Apa yang kau rekomendasikan Emma?" Lagi Clara benar benar sudah penasaran, ia juga mendengar kalau Gabriel berkata akan memilihkan perhiasan dan hiasan rambut untuknya.
"Nona akan tau nanti." Ungkap Emma.
Clara yang tau bahwa Emma memberinya teka teki rumpang hanya terkekeh, tanpa sadar, Mary yang mendengar percakapan itu segera bercelutuk.
"Nyonya, apa nyonya tau? Emma yang merekomendasikan warna gaun untuk nyonya, itu adalah warna klasik yang sangat indah." Jawaban Mary membuat Tori yang mendengarnya sedikit merasa marah.
"Kami mencari gaun tersebut lama, itupun karna warnanya susah dicari, padahal Emma yang bertanggung jawab atas baju tuan dan tuan muda dengan mudah menemukannya. Kami sendiri hanya bisa menemukan yang mendekati belum yang terlalu mirip."
"Itu benar, warna tuxedo tuan dan tuan muda susah didapat, dibutik itulah kami menemukan kemeripannya." Balas Mary lagi.
Mendengar hal itu, justru kini Emma memberikan reaksi aneh, dia terkejut ketika Mary berkata kalau warnanya hanya mirip.
"Jadi warnanya hanya mirip?" Tanya Emma.
"Iyaa." Jawab Tori dan Mary berbarengan.
Bukannya menjawab keluhan Tori dan Mary, Emma malah menjawab.
"Sepertinya nyonya harus ikut dengan saya, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan sejak lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EVIL MOTHER WILL CHANGE (Revisi)
FantasíaAku akan berusaha untuk bertahan hidup didunia ini, dengan aku, kamu dan anak kita akan ku jaga dia sampai setidaknya dia menjadi seseorang yang begitu kuat. #1 transmigration 4/sept/22 #1 duchess 4/sept/22 #1 prince 4/sept/22