Twenty one: Dirty work

20 7 0
                                    




"Jinu?! Ngapain lo di sini?!"

Seperti ditembak petir di siang bolong, Jihan setengah mati terkejut dengan kehadiran Jinu yang tiba-tiba dan menerobos masuk ruangan yang biasa menjadi tempat mereka untuk melakukan aksi.

Bukan soal job ilegal yang sudah bisa mereka diskusikan terus terang sejak hari di mana mereka memutuskan untuk menjadi partner, tapi bagaimana akan sesuatu hal yang hingga saat ini Jihan sembunyikan. Sesuatu yang bisa saja bukan sekedar mengalami kerugian yang tidak seberapa, tetapi suatu hal yang memiliki kemungkinan besar dapat membuat cowok itu terluka.

Ada begitu banyak pertimbangan sebelum akhirnya Jihan memutuskan tetap merahasiakan hal itu pada seseorang yang sudah ia anggap sahabat sekaligus partner-nya saat ini.

Jihan hanya tidak mau Jinu terluka. Ada begitu banyak hal yang sudah Jinu lakukan padanya hingga ia bisa berproses menjadi seseorang yang lebih manusiawi.

"Ooh, tega ya lo. Lagi ngerjain mission box tapi gak ngajak-ngajak gue. Mau curang, ya?" tuduh Jinu, tidak terima. Sekali lagi ia cukup tersinggung dengan apa yang sekarang dilakukan Jihan. Cewek itu sedang melaksanakan mission box tanpa memberi tahu apapun padanya.

"Bu-bukan gitu!" Jihan kelimpungan. Jika bisa ingin sekali mengocok otaknya yang mendadak freez bahkan tidak bisa berpikir dan membuat alasan lagi. "Mending lo istirahat, deh. Lagian mah ini mission cetek! Gini doang sendirian mah gampang. Udah, mending lo pulang. Okee ... "

Yah. Jihan sudah menduga kalimat bujukan apapun tidak akan mempan untuk orang sekeras Jinu. Alih-alih berhasil mengalihkan Jinu, Jihan justru mendapatkan tatapan curiga dari si sipit itu.

"Kalo gue bilang bisa ngatasin sendiri yaa bisa! Buruan lo balik, dah!" Jihan masih pantang menyerah. Mendorong tubuh Jinu untuk menyeret dan membawanya keluar dari kamar hotel yang baru saja dicheck-in.

Seperti biasa, untuk menghindari kegagalan misi, mereka selalu mengamati para pekerja khususnya gigo guard maupun untuk posisi lady bait pada jarak seterjangkau mungkin. Seperti sekarang ini, Jihan memesan kamar  yang tepat bersebelahan dengan kamar yang dimasuki lady bait yang sedang melancarkan aksi. Hal tersebut dianggap mampu untuk berjaga-jaga jika gigo guard mengalami kendala atau pun bermasalah pada saat perjalanan misinya.

"Gak mau!" Jinu kekeh tak beranjak. Tenaga Jihan jelas tidak seberapa untuk sekedar menyeretnya pergi dari tempat ini.

"Udah, deh. Jinu, mending kita shift-shift an aja! Biarin malam ini gue yang jaga! Besok-besok kalo lo mau gue gak bakal ngelarang, deh," gerutu Jihan.

"Kenapa, sih?! Lo kayak pelakor lagi kepergok selingkuh tau gak. Gak biasanya lo kayak gini?"

"GUE GAK BAKAL KAYAK GINI KALO LO GAK KERAS KEPALA?!" Jihan kian berang. Habis sabar. Jika diingat-ingat, sejak Jinu bergabung dengan bisnisnya, Jihan nyaris tidak pernah mengahardik cowok itu lagi. Tapi kali ini Jihan benar-benar sudah berada di ambang kecemasannya. "Buruan lo pergi dari sini, ah! Mana gak ganti baju lagi masih pake seragam! Justru paling bahaya dan bakal jadi pertanyaan soal anak SMA masih pake seragam keluyuran di hotel. Entar lo dikira open BO!"

Jinu diam. Pertanyaan Jihan cukup masuk akal kali ini. Jika dipikir-pikir benar juga, dia terlalu gegabah bahkan sampai lupa mengganti seragamnya.

Jinu menghela nafas dalam hingga akhirnya menepis tangan Jihan yang masih seperti ingin menyeretnya untuk segera mengusir. "Oke. Kali ini gue biarin. Tapi, bagian gue naik 20%"

"Hah?! Apa lo bilang tadi?!"

"Bagian gue naik 20%" alis Jinu naik turun untuk menggoda. Memerangkap Jihan hingga tak dapat berkutik. Jinu membuang muka untuk menghindarkan pandangannya dari wajah Jihan yang semakin sengit.

Take your Partner [Complete]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang