BUGHT!
"DANI?!"
Bersamaan dengen bunyi gedebuk nyari, Agung terlempar begitu saja ke lantai saat bibirnya nyaris menyentuh Sharin. Pintu kamar kos Agung didobrak sampai roboh, satu kepalan tangan melayang langsung ke wajah keparat mesum yang berani-beraninya mencoba menyentuh gadisnya.
Dani tak sampai di situ. Dia menghampiri Agung yang sudah terguling kemudian menindihnya.
Rambut Agung yang setengah gondrong dijambak lalu ditariknya hingga dibenturkan ke dinding. Jinu yang baru saja datang dan menyaksikan itu langsung mencoba menarik Dani~mundur. Dua gadis perempuan yang berada di sana panik dan terus berteriak menyuruh berhenti.
"Dani! Daniii kamu apa-apaan?! BERENTI AKU BILANG!" Suara Sharin beberapa kali lipat lebih nyaring. Dani dengen rahangnya yang gemertak akhirnya menoleh pada sang pacar. Irisnya begitu lurus dan tajam seperti akan menusuk.
"Kenapa?! Kamu takut kalo aku bunuh dia?!" Dani terkekeh sinis sebelum akhirnya melontarkan tiap kata penekanan yang penuh sarkasme. "Atau kamunya lagi keganjenan sampe mau-mauan aja diajak ngelakuin hal kotor sama makhluk hina kayak dia?!"
Sharin seperti dihujami kotoran. Dihinakan dengan kalimat Dani yang menusuk detile sampai ke ulu hati. Netranya yang memang sudah memerah semakin memanas. Menarik nafasnya kuat untuk menjawab, tenggorakan seperti disumbat oleh sesuatu. Dia cukup hancur tapi terus dipaksa tegas untuk meluruskan segala cemoohan yang terang-terangan ditujukan.
"Kenapa?!" Dani membentak. "atau emang bener ya omongan aku. Kamu-"
"DANI! UDAH CUKUUP!" potong Sharin histeris. Raungan pedih itu akhirnya meledak juga. Tangisannya pecah, Jihan langsung mendekapnya—mencoba menenangkan.
Mengamati perseteruan itu, Jihan benar-benar turut tergerus emosi. Terbawa suasana sampai berpikir ingin sekali ikut mencaci maki Dani sangking gemasnya. Cewek kuncir dua itu nyaris membuka mulut kalau saja Jinu tidak meliriknya tajam—berikan isyarat untuk diam.
"Lo ... " Meski gemetar, Sharin tetap menaikkan oktaf suaranya. Dia sudah terlanjur terbalut api kemarahan. "tau apa soal gue, hah?!"
"Apa yang harus gue tau emangnya, huh?!"
"L-lo emang gak banyak tau soal dia, Bro." Terengah-engah sembari menahan nyeri hebat di bibirnya yang terkena tonjokan, Agung sempat-sempatnya menyahut dengan nada mengejek. "Buat nafkahin cowok mokondo kayak lo dia bahkan rela jual diri."
Rahang Dani mengejang. Emosinya kian naik. Dia kembali mencengkram kerah Agung untuk kembali menghabisinya, namun langsung mendadak tertegun saat dengan cepat Sharin meneriakinya,
"Gak ada yang salah sama omongan dia!!!"
Dani langsung meneleng. Netranya nyaris tak berkedip memandangi Sharin dengan raut yang seperti habis dihujami sembilu.
"Gak perlu lo pukulin dia! Gak ada yang salah sama omongan dia!" ulang Sharin bengis.
"Jadi lo mau nyalahin gue atas segala hal murahan yang lo lakuin?!" Dani mendungas gusar. "Bagus!"
"Gak ada yang nyalahin lo di sini! Gue bahkan gak punya hak buat nyalahin lo bahkan walau gue pengen, Dan!" Sharin menjawab sakit. Menggigit bibir bawahnya, tidak tahan dengan hal yang membebaninya hingga saat ini. Membuat dadanya kian sesak.
Dani membeku. Tak mampu menjawab lagi. Pernyataan itu memang sebuah kenyataan yang entah kenapa membuat dirinya turut merasakan kepedihan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take your Partner [Complete]√
Novela JuvenilJihan tidak pernah menyangka, akan melibatkan teman sekelasnya sendiri pada bisnis penipuan berkedok prostitusi yang menjadi satu-satunya sumber nafkahnya saat itu. Belum lagi, kemunculan anak baru semakin mengusik ketenangannya dalam menjalankan b...