8

127 27 1
                                    

***

Sebab terlalu sering diabaikan, Hyuna melangkahkan kakinya ke firma hukum milik suaminya— bukan, milik pria yang ingin ia ceraikan. Awalnya pria itu bersikap sangat manis padanya, seorang pria super romantis yang akhirnya membuat Hyuna jatuh hati. Namun entah sejak kapan— Hyuna tidak bisa mengingatnya— sikap Jiyong berubah drastis.

Pria itu mulai menuduhnya berselingkuh, mulai mengabaikannya, mulai bersikap ketus padanya. Sampai pada suatu malam di akhir tahun lalu, Hyuna memergoki suaminya bermesraan dengan seorang wanita di Jepang. Sejak malam itu rencana perceraian rutin mereka bicarakan, namun Jiyong tidak pernah ingin merealisasikannya.

Begitu tiba di depan ruang kerja suaminya, Hyuna menerobos masuk tanpa mempedulikan apapun. Tanpa peduli pada bawahan Jiyong yang menahannya di depan pintu. Wanita itu memaksa masuk, kemudian menghentikan langkahnya saat matanya menangkap tiga manusia tengah duduk di sofa di ruang kerja Jiyong. Dua orang wanita duduk bersebelahan dan Jiyong ada di depan mereka, berjarak sebuah meja kaca dengan beberapa berkas di atasnya.

Lisa dan Jisoo yang duduk di sana, datang untuk membicarakan kelanjutan kasus Jisoo setelah beberapa hari lalu Jisoo mengajukan permohonan tambahan hukuman. Keduanya menoleh kemudian membeku ketika melihat istri sang pengacara menerobos masuk dengan wajah merah padam yang penuh emosi. "Augh... Apa yang dia pakai itu?" cibir Jiyong begitu melihat istrinya datang dengan celana pendek dan sweater yang hampir menutupi seluruh celananya. Pria itu hanya melirik istrinya, masih menunduk untuk merapikan berkas yang tadi ia bicarakan, menyamarkan cibirannya dengan suara gesek kertas-kertas di tangannya.

Sejurus kemudian, Jiyong meminta kliennya untuk meninggalkan kantornya. Mereka bisa mengatur pertemuan lainnya nanti, sebab hari ini ia punya urusan pribadi yang harus diselesaikan— dengan istrinya. Tiba di luar, Lisa menghentikan langkahnya di dalam lift. Gadis itu bersandar pada dinding lift kemudian berpegang ke besi pegangannya.

Kaki Lisa tiba-tiba saja lemas, membayangkan apa yang akan terjadi di dalam sana— dalam ruang kerja pria yang diam-diam ia kencani. Apakah Hyuna sudah mengetahui hubungan mereka sekarang? Apakah ia ketahuan sekarang? Kenapa wanita itu menatapnya dengan begitu kejam tadi? Kenapa Jiyong terlihat tidak terkejut tadi? Lisa terus membayangkan resiko-resiko terburuk yang tidak terkontrol.

"Lisa," Jisoo menegur.

"Oh? Ya? Apa? Kenapa?" panik Lisa, yang hampir saja mengungkapkan apa yang ia pikirkan tadi.

"Besok-besok, jangan ke sini dengan pakaianmu sekarang," kata Jisoo kemudian, yang sekarang bertukar tatap dengan temannya kemudian memperhatikan pakaian temannya— sweater oversize yang hampir menenggelamkan rok pendeknya. "Meski aku mendadak datang dan memintamu menemaniku seperti tadi, kau harus mengganti pakaianmu dulu," susulnya, yang langsung Lisa tanggapi dengan sebuah anggukan yakin penuh tekat.

Sementara di dalam ruang kerja Jiyong, Hyuna melempar sebuah amplop yang ia bawa ke atas meja. Tanpa mengatakan apapun Jiyong meraih amplop itu, lantas membacanya.

Suamimu berselingkuh dengan seseorang di sekitarmu. Sebelum perselingkuhan mereka terungkap, cepat ceraikan dia! Sebelum putrimu bertemu dengan ibu barunya! Oh! Atau mereka memang sudah sering bertemu?

With love,
Modern Fox

"Kau yang mengirimnya?!" marah Hyuna bahkan sebelum Jiyong membaca surat itu.

Jiyong mengangkat wajahnya, menatap wanita yang luar biasa marah di depannya. "Untuk apa aku mengirimnya?" heran Jiyong kemudian. Pria itu tidak ingin bercerai, untuk apa ia mengirim surat ancaman seperti itu? Tidak ia temukan alasan untuk mengirim surat itu.

Keributan itu tidak hanya sampai di sana. Bukan hanya si pengirim surat yang membuat Hyuna marah. Kenyataan kalau pengirim surat itu tahu dengan siapa Jiyong berselingkuh membuat Hyuna naik pitam sekaligus khawatir. Bagaimana kalau si pengirim surat menyebarkan berita perselingkuhan itu? Bagaimana kalau putri mereka tahu tentang perselingkuhan itu dan kecewa pada orangtuanya? Bagaimana kalau hidup putri mereka terancam karena berita itu tersebar?

Namun Jiyong berhasil menyangkal segalanya. Ia buat Hyuna harus berpegang pada sandaran sofa yang ada di depannya, hampir jatuh karena kata-kata suaminya. Orangtua Hyuna memberitahu Yeri tentang perpisahan mereka dan selama sebulan ini Yeri benar-benar kesulitan untuk menyesuaikan dirinya. Ibunya yang hanya membawanya pergi tanpa menjelaskan apapun, ayahnya yang terus berbohong untuk menenangkannya, Yeri berusaha keras untuk memahami semua itu dalam kepala kecilnya.

"Bukan orangtuamu yang mengirimnya?" desak Jiyong kemudian. "Sebelum menuduhku melakukan itu, kau pernah bertanya pada orangtuamu kenapa mereka memberitahu Yeri kalau kau ingin bercerai? Kau pernah bertanya pada Yeri kenapa dia selalu mimpi buruk akhir-akhir ini? Kenapa dia selalu murung? Apa kau sadar kalau dia selalu kelihatan murung?" debat Jiyong, menyalahkan Hyuna yang hatinya sudah terluka karena perselingkuhannya. "Kita bisa bercerai, tapi Yeri tinggal bersamaku," katanya kemudian.

"Lucu sekali," ketus Hyuna kemudian. "Kau akan menjadikan orangtuaku alasan untuk mendapatkan hak asuh? Kau ingin putriku tinggal bersama seorang pezina? Sampai mati tidak akan ku biarkan kau merebut Yeri dariku," katanya dengan begitu tegas.

"Kalau begitu tidak perlu bercerai, aku akan memperlakukanmu dengan baik," santai Jiyong, begitu menyebalkan seolah tidak ada yang bisa merebut apa pun miliknya.

Sementara itu, di tempat lainnya, Jisoo bertamu ke rumah Lisa. Keduanya duduk di beranda belakang, menikmati segelas kopi dan beberapa potong kue yang mereka beli diperjalanan pulang tadi. Berbincang membicarakan rencana Jisoo selanjutnya. "Kalau Kim Joonhan itu sudah dihukum, apa yang akan kau lakukan dengan Haein oppa?" Lisa meraih sepotong cookies di atas meja kecilnya, memotongnya menjadi dua bagian kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Kau yakin dia akan benar-benar di hukum?"

"Setidaknya dia akan dilarang mendekatimu," kata Lisa. "Pengacara Kwon akan mengusahakan hukumannya, tapi setidaknya dia akan langsung dipenjara kalau berani muncul di hadapanmu," susulnya.

"Semoga saja begitu," Jisoo menundukkan kepalanya. "Tapi Lisa... Aku menerima sebuah surat," wanita itu kemudian mengulurkan tangannya, menyodorkan selembar amplop cokelat yang sebelumnya ia ambil dari sakunya. Dalam suratnya, nama Haein di sebut.

Apa kau yakin Jung Haein benar-benar berselingkuh dengan Kim Joonhan? Bagaimana kalau ternyata kau yang berselingkuh dengan Kim Joonhan? Kalau memang begitu, bukan kah harusnya Jung Haein membenci Kim Joonhan? Tapi kenapa dia justru membelanya? Kau tidak penasaran?

Nature Sauna, loker nomor 003.

With love,
Modern Fox

Membaca surat yang Jisoo terima, Lisa langsung menoleh, menatap gadis itu dengan penasaran. Lisa sudah beberapa kali membaca surat dari orang yang mengaku sebagai Modern Fox itu. Namun ia tidak pernah menerima surat darinya. Tidak pernah ia duga seseorang yang dekat dengannya juga akan menerima surat itu.

"Kapan kau mendapatkan surat ini?" tanya Lisa.

"Semalam setelah kau pulang bersama Jihoon oppa," jawab Jisoo. "Ini surat yang kau bicarakan 'kan? Surat yang katanya teror untuk orang-orang jahat? Dokter yang tinggal di sebelah rumah Pengacara Kwon dipenjara setelah menerima surat dari orang ini, aku jadi khawatir," resahnya. Gadis itu berencana membicarakan surat yang ia terima di kantor Jiyong tadi, namun Hyuna sudah lebih dulu datang dan membuat mereka harus pergi meninggalkan tempat itu.

"Kau melihat pengirimnya?"

"Tidak," geleng Jisoo. "Tergeletak begitu saja di teras, di depan pintu. Tapi kau tidak berpapasan dengan siapapun saat pulang kemarin? Suratnya ada di depan rumah hanya beberapa menit setelah kau dan Jihoon oppa pergi."

"Mau mencoba pergi ke Nature Sauna itu? Kau tahu dimana tempatnya?" tawar Lisa, setelah ia menggeleng sebab tidak merasa melihat siapapun di perjalanannya pulang.

***

Modern FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang