***
Dengan pakaian formal serba hitam, Lisa melangkah di sebelah suaminya. Siang ini mereka akan melayat ke upacara pemakaman ayah mertua Pengacara Kwon yang baru saja meninggal. Di tengah langkahnya menuju rumah duka, gadis itu berhenti di depan gedung sebab matanya menangkap sosok model yang kemarin bicara dengan suaminya.
"Kenapa dia ada di sini?" heran Lisa, berbisik untuk bicara pada suami di sebelahnya. Mereka berjalan berdampingan setelah keluar dari mobil, sama-sama mengenakan pakaian formal minim hiasan.
Di pintu masuk rumah duka, mereka berpapasan, berdiri berhadapan, bertiga. Nama model itu Kiko Mizuhara, gadis yang saat ini datang sendirian berdiri di dekat pintu masuk untuk menunggu Kim Jihoon dan istrinya. "Tuan Kim? Tidak aku sangka kita akan bertemu di sini," sapanya. "Selamat siang Nyonya Kim, kita bertemu lagi," sapanya sekali lagi, kali ini kepada Lisa yang membalas sapaan itu dengan senyuman.
Di sana mereka berbincang, berbasa-basi sebentar sampai akhirnya Jihoon bertanya siapa yang ingin Kiko kunjungi di rumah duka itu. "Ayah mertua dari pengacaraku meninggal kemarin," jawab wanita itu, yang tentu saja balik bertanya siapa yang ingin Jihoon dan istrinya temui di sana.
"Pengacara Kwon Jiyong?" Lisa bertanya dan Kiko menganggukan kepalanya.
Lisa dan Jihoon langsung bertukar tatap setelah melihat anggukan Kiko. Keduanya langsung mengingat surat yang Jihoon terima kemarin. Begini isi suratnya,
Dia memang cantik, si model yang akan menandatangani kontrak dengan agensimu. Tapi apa kau tahu kalau wanita itu punya skandal dengan seorang pengacara beristri? Aku punya foto si model mempesona dengan pengacaranya di ranjang, dimalam yang panas saat musim dingin. Sebaiknya jangan melanjutkan kontraknya, karena aku berencana menyebarkan foto-foto itu.
With love,
Modern FoxJihoon yang awalnya berfikir kalau surat itu hanya lelucon kini mulai ragu. Mengetahui kalau Kiko kenal dengan seorang pengacara beristri membuatnya merasa sedikit tidak nyaman. Jihoon tidak peduli dengan hubungan asmara bintang-bintangnya, tapi kalau sampai hubungan perselingkuhan itu tersebar, bisnisnya yang akan terganggu dan ia tentu tidak menginginkan itu. Tiba-tiba saja ia merasa kepalanya penuh dengan masalah yang belum terjadi.
Hal yang sama pun menganggu Lisa. Sama seperti Jiyong berselingkuh dengannya, pria itu mungkin saja pernah berselingkuh dengan Kiko. Atau mungkin mereka masih bersama sekarang? Hatinya tiba-tiba saja terasa sakit, membayangkan kalau Jiyong tidak hanya bermain dengannya. Membayangkan pria itu punya simpanan lain selain dirinya membuat dadanya nyeri. Kalau dia memang punya simpanan lain, aku akan meninggalkannya— yakin Lisa bersama kecurigaan yang diam-diam menggerogoti hatinya. Instingnya bergerak ke arah yang salah sekarang.
Tanpa tahu kalau pasangan suami istri itu punya skenario terburuk dalam kepala masing-masing, Kiko berjalan bersama mereka ke ruang yang di sewa untuk upacara pemakaman ayah mertua Jiyong. Ruangannya ada di lantai tiga, di ruang VIP paling ujung. Di lorong karangan bunga bertuliskan turut berduka cita berjajar memenuhi dinding. Jihoon sudah mengirim satu kemarin, lewat sekretarisnya, tepat setelah Lisa memberitahunya kalau ayah mertua Jiyong meninggal.
Begitu tiba di ruangan upacara, mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan. Jiyong dan Hyuna tidak ada di sana ketika mereka memberi salam terakhir pada mendiang. Hanya ada si kecil Yeri dan neneknya yang langsung mengenali Lisa begitu mereka datang. Yeri mengenali Lisa sebagai wanita dari rumah depan yang sering bermain lompat tali di depan rumah.
"Eomma terus menangis, jadi appa menemaninya. Aku menemani nenek karena nenek sendirian di sini, paman dan bibi belum datang karena masih di pesawat," jawab Yeri saat Jihoon bertanya kemana ayah gadis kecil itu.
Tamu-tamu itu di persilahkan untuk duduk dan menikmati sup perpisahannya. Sementara sang nenek meminta Yeri untuk memanggilkan ayahnya, memberitahu ayahnya kalau tetangga mereka datang. Seorang staff dari rumah duka itu mengantar Kiko, Lisa juga suaminya ke meja kosong yang bisa mereka pakai. Sementara seorang staff lainnya mengantar Yeri pergi ke ruang lain tempat orangtuanya beristirahat. Sembari menunggu, sup dan makanan lainnya dihidangkan.
"Aku dengar hubungan Pengacara Kwon dan istrinya kurang baik," bisik Kiko setelah beberapa makanan dihidangkan dan staff dari rumah dukanya meninggalkan mereka. "Tapi sepertinya hubungan mereka akan membaik setelah ini. Aku sudah lama sekali mengenal mereka berdua, sejak mereka belum berkencan," susulnya. "Aku mengenal Hyuna di acara peragaan busana. Kami sama-sama jadi modelnya waktu itu. Kalau Jiyong, aku tidak sengaja bertemu dengannya di bar. Bar di Hotel Sakura, kau tahu tempat itu 'kan? Tuan Kim?" Kiko bercerita dengan suaranya yang tidak terlalu kencang. Tetap mencoba untuk tidak menganggu pelayat lainnya.
"Kau bertemu dengan Pengacara Kwon di bar? Sebelum dia menikah?" Jihoon bertanya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri kalau mungkin surat yang ia terima salah. Mungkin hubungan Kiko dan Jiyong terjadi sebelum pernikahan itu.
"Hm..." Kiko menganggukan kepalanya. "Seorang temanku mengenalkan kami, waktu itu Jiyong baru mendapatkan lisensi pengacaranya. Dia berlibur ke Jepang sebelum mulai bekerja, kami berteman dekat sejak itu. Lalu tiba-tiba, beberapa tahun kemudian aku diberitahu temanku kalau Jiyong dan Hyuna akan menikah. Tidak ku sangka dua orang yang aku kenal ternyata saling kenal dan akan menikah," katanya. Membuat Jihoon juga Lisa sama-sama berfikir kalau mungkin hubungan Kiko dan Jiyong terjadi sebelum pria itu menikah jadi tidak ada hal yang perlu mereka khawatirkan.
Sayangnya, perasaan tenang itu tidak berlangsung lama. Sebab belum sempat mereka menghabiskan supnya, Hyuna sudah lebih dulu datang, meraih sup milik Lisa yang berada paling dekat dengannya kemudian menyiramkan sup itu ke wajah Kiko. Saat itu juga, jantung Jihoon juga Lisa berhenti berdetak.
"Darimana kau mendapatkan rasa percaya dirimu itu untuk datang ke sini?!" ketus Hyuna, yang belum sempat Kiko tanggapi. Kiko belum sempat memberikan respon apapun sebab Jiyong sudah lebih dulu merangkulnya, menariknya pergi dari sana. Sejak kejadian itu, baik Lisa maupun Jihoon tidak lagi bertemu dengan Jiyong juga keluarganya.
Lisa mengantar Kiko ke toilet setelahnya, membersihkan wajah juga pakaiannya yang kotor karena sup. Sementara Jihoon sibuk menghubungi sekretarisnya, menceritakan kejadian hari ini dan meminta anak buahnya itu untuk berjaga-jaga kalau-kalau ada reporter yang ingin menjadikan keributan singkat itu sebagai berita. Tanpa menanyakan apapun mereka berdua mengantar Kiko ke mobilnya, Jihoon menghubungi manager Kiko, memintanya untuk menemani Kiko yang kelihatan amat terkejut.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Modern Fox
FanfictionAku mendengar rumor tentang serigala, katanya mereka masih liar. Aku punya gigi yang tajam seperti mereka, tapi aku tidak ingat cara memakainya, aku tidak ingat caranya menggonggong. Now, i feel like a modern fox. I lost my love, but i feel nothing...