9

103 29 1
                                    

***

Di hari yang lain, Lisa tertawa bersama Jihoon. Keduanya tengah berlari di trotoar komplek perumahan mereka, pada akhir pukul sembilan dihari Minggu. Jihoon memakai celana pendek, kaus tanpa lengan juga jaket yang senada dengan celananya. Dan di sebelahnya, Lisa memakai jenis pakaian yang sama, celana pendek, kaus juga jaket yang resletingnya ia biarkan terbuka. Pakaian Jihoon berwana putih, sedang Lisa memilih hitam untuk pakaiannya hari ini.

"Ah aku lelah," keluh Lisa, berusaha berlari mengejar suaminya yang hanya dua langsung di depannya.

"Apa yang membuatmu lelah? Kau hanya menonton drama di gym tadi," komentar Jihoon, mengingat-ingat apa yang Lisa lakukan sementara ia berolahraga tadi. Gadis itu duduk di sepeda statis, sesekali menggerakan pedal sepeda itu namun 90% dari waktunya duduk di sana hanya ia gunakan untuk bermain handphone, menonton dua episode drama sementara Jihoon berolahraga.

"Menonton dua episode juga melelahkan," komentar Lisa, meminta Jihoon untuk berhenti kemudian menarik lengan pria itu, mengajaknya pergi sebab ke arah mereka seorang pria berlari— Kwon Jiyong.

Kwon Jiyong juga pergi lari pagi hari ini. Pria itu memakai sepatu larinya, sebuah celana pendek hitam dengan jaket biru khusus untuk berlari. Melihat Jiyong mendekat, Lisa segera mengulurkan tangannya, meminta Jihoon untuk melepaskan jaketnya agar ia bisa memakai jaket itu untuk menutupi setengah kakinya. Ia merasa celananya terlalu pendek, juga terlalu ketat untuk di lihat Jiyong. Meski sebenarnya Jihoon tidak pernah keberatan dengan apa yang istrinya pakai— selama gadis itu masih menutup apa yang harus ia tutup.

"Kenapa?" heran Jihoon, memperhatikan Lisa yang sedang mengikatkan jaketnya ke pinggang.

"Nanti aku ceritakan," balas Lisa, setengah berbisik. Tidak lama Jiyong mengurangi kecepatannya, mereka saling menyapa dengan senyum yang terulas alami. Jiyong sudah beberapa kali makan malam bersama pasangan suami istri itu— dengan Choi Seunghyun juga— sebab Lisa menerima pekerjaan yang ditawarkan padanya. Meski gadis itu belum resmi bekerja karena sebelumnya ada beberapa hal yang perlu mereka bahas sebelum menandatangani kontrak.

"Sudah beberapa hari aku tidak melihatmu di rumah, Nona Park," komentar Jiyong, padahal baru beberapa hari lalu mereka bertemu— di kantor Jiyong, ketika Hyuna tiba-tiba muncul dan marah tempo hari.

"Ah? Aku ikut bekerja dengannya," Lisa menjawab sembari menunjuk suaminya. "Sejenis latihan sebelum bekerja sungguhan?" kekehnya kemudian, tawa malu sebab ia harap Jihoon tidak mengatakan apapun.

Sayangnya Jihoon justru terpancing, jawaban Lisa membuat pria itu langsung bercerita kalau Lisa hanya mengganggunya di kantor. Gadis itu mengikutinya, membaca berkas-berkasnya, mengomentari keputusannya, cemburu kalau ada karyawan wanita yang perlu bicara berdua dengannya, lalu kesal kalau diabaikan. "Aku sampai penasaran kenapa dulu aku menyukainya," komentar Jihoon di akhir ceritanya.

"Istrimu pasti punya pesona-"

"Jihoon oppa lebih tua-" Lisa berbisik menyela ucapan Jiyong, namun Jihoon lebih dulu menyenggol pinggul istrinya. Ia tidak keberatan meski Jiyong memperlakukannya dengan santai, seolah ia lebih muda dari si pengacara.

"Anda lebih tua dariku, Tuan Kim? Maaf sekali, aku tidak mengetahuinya," Jiyong langsung bersikap lebih sopan, ia ganti caranya berdiri, lebih tegap, mencoba terlihat menghormati suami dari kekasihnya.

Jihoon tersenyum, kali ini dengan canggung. "Bersikaplah santai," katanya setelah mengatakan kalau ia tidak keberatan dengan sikap Jiyong sebelumnya. Pria itu kelihatan lebih kekanakan, lebih santai dari penilaian Jiyong.

Lama mengobrol di trotoar, dimana beberapa tetangga yang juga sedang berolahraga lewat, Jihoon mengajak Jiyong untuk mampir ke rumahnya— kalau pria itu tidak sibuk. Makan pagi menjelang siang— brunch— kalau Jiyong tidak keberatan. Awalnya Lisa terlihat canggung, ia tidak menyetujui undangan itu. Jiyong tidak pernah berkunjung sebelumnya, ia pun merasa tidak punya apapun untuk dihidangkan. Namun karena tidak bisa membantah permintaan tuan rumah, Lisa mengalah dan mengikuti kedua pria itu pulang ke rumahnya.

Modern FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang