***
Lisa belum bertemu Jiyong bahkan setelah pemakaman itu berakhir. Lewat pesan yang pria itu kirim, ia berjanji akan menjelaskan segalanya namun Lisa harus menunggu sampai pemakamannya berakhir. Pria itu tidak bisa menjelaskan semuanya lewat telepon apalagi menemui Lisa sampai pemakaman ayah mertuanya selesai.
Satu hari setelah pemakaman itu selesai, Jiyong menghubungi Lisa. Meminta gadis itu untuk menemuinya di hotel seperti biasanya. Namun Lisa tidak bisa pergi ke hotel untuk menemuinya. Gadis itu harus mulai bekerja sekarang, di galeri. "Kalau begitu aku akan menemuimu di galeri, nanti sore," tulis Jiyong dalam pesannya dan Lisa menyetujuinya.
Di hari yang sama, Hyuna pun menghubungi Lisa. Wanita itu datang ke galeri setelah ia mengantarkan putrinya ke sekolah. Masih dengan pita berkabung di kepalanya, Hyuna diantar masuk ke ruang kerja Lisa. Saat masuk, Lisa yang sudah menunggu menyambut kedatangannya. Ia beri Hyuna sebuah pelukan lembut, berkata kalau dirinya ikut bersedih atas perginya Tuan Kim.
Hyuna datang dengan pot bunga bertuliskan selamat. Asisten Lisa menyimpan hadiah dari Hyuna bersama hadiah-hadiah lain yang kemarin Lisa dapatkan sementara dua wanita itu bergerak untuk duduk di sofa dalam ruang kerja Lisa. "Maaf aku dan suamiku tidak bisa datang ke acara pelantikanmu kemarin, Nyonya Kim," Hyuna berkata dengan tenang, terdengar tulus dan sedih sekaligus.
"Tidak apa-apa, aku yakin kalian pasti sibuk sampai kemarin," tenang Lisa, ia ulurkan tangannya untuk meraih tangan Hyuna, meremas lembut jemari wanita itu kemudian berkata, "semuanya akan baik-baik saja sekarang, jangan terlalu khawatir, Tuan Kim pasti sudah berada di tempat yang lebih nyaman."
"Terimakasih," sopan Hyuna. "Dan aku juga minta maaf atas kejadian waktu itu," susulnya, pasti menyinggung soal sup yang Hyuna siram ke wajah Kiko.
Lisa terdiam. Tidak ada satupun kata yang mampu menggambarkan perasaannya sekarang. Gadis itu penasaran tapi juga takut mendengar penjelasan Hyuna. Ia tidak ingin mendesak, namun berharap wanita itu akan memberitahunya sesuatu, setidaknya mengenai perasaannya.
"Anda pasti sudah menduganya, Nyonya Kim," susul Hyuna, memanggil Lisa dengan nama suaminya. "Wanita kemarin berselingkuh dengan suamiku. Kami hampir bercerai karenanya. Suamiku sudah mengakhiri hubungan mereka, tapi wanita itu terus menghubunginya. Dia bahkan menghubungiku beberapa hari sebelum ayahku meninggal. Dia memintaku untuk menceraikan suamiku karena suamiku tidak ingin menemuinya lagi. Wanita gila," ceritanya.
"Dia sangat berani," komentar Lisa setelah mendengar cerita itu.
"Dia pasti menganggap remeh posisiku. Entah apa yang sudah dengar. Mungkin karena itu dia berani bersikap kurang ajar di upacara pemakaman ayahku."
"Jangan bercerai," Lisa berucap dengan sangat pelan. Tapi Hyuna bisa mendengarnya dan dahi wanita itu berkerut, berharap telinganya salah menangkap sinyal. "Maksudku, kalau aku ada di posisi anda, aku tidak akan bercerai. Memangnya dia siapa berani memerintah anda seperti itu? Bukan begitu? Kalau pun harus bercerai, aku tidak akan membiarkan mereka bersama."
"Aku pun begitu," Hyuna menganggukan kepalanya. "Aku tidak akan bercerai," yakinnya.
Mereka berbincang sampai berjam-jam. Terus mengobrol, membicarakan Kiko juga kehidupan pernikahan mereka. Ini kali pertama Lisa berbincang dengan Hyuna yang sebelumnya selalu sibuk, tapi karena Kiko obrolan mereka terus berlanjut seolah keduanya sudah lama berteman. Bahkan saking senangnya mendapat seorang teman baru, Hyuna mengajak Lisa untuk makan malam bersama sepulang kerja nanti. Dengan Yeri dan tanpa Jiyong tentunya. Hyuna bilang suaminya harus kerja lembur karena sudah beberapa hari tidak ke kantor.
Sembari mengantar Hyuna ke lobby, Lisa meminta maaf karena tidak bisa menerima tawaran itu. "Maaf, tapi aku sudah punya janji lain malam ini, eonni. Mumpung Jihoon oppa pergi keluar negeri, aku berencana menginap di rumah temanku," katanya. Sekarang ia diizinkan untuk bersikap santai pada wanita yang satu tahun lebih tua darinya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/314627191-288-k236615.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Modern Fox
FanfictionAku mendengar rumor tentang serigala, katanya mereka masih liar. Aku punya gigi yang tajam seperti mereka, tapi aku tidak ingat cara memakainya, aku tidak ingat caranya menggonggong. Now, i feel like a modern fox. I lost my love, but i feel nothing...