29

99 22 2
                                    

***

Seperti seorang wanita bodoh, Hyuna berdiri di depan meja kerja suaminya. Mulutnya ternganga dan matanya membulat sempurna. Tangannya gemetar, mulai berkeringat. Perasaan campur aduk memenuhi dadanya, membuat wanita itu mual kemudian berlari ke kamar mandi, ingin mengeluarkan semua perasaan yang menyesakan dadanya.

Jiyong sudah pergi ke kantornya sejak beberapa jam yang lalu dan siang ini Hyuna masuk ke ruang kerja Jiyong untuk membersihkan mejanya. Pagi tadi saat ia menghampiri Jiyong di ruang kerjanya dan meminta pria itu untuk menjemput putri mereka sore nanti, ia melihat banyak puntung rokok di dalam asbak dalam ruang kerja itu. Hyuna berencana membuang puntung-puntung dan abu rokok itu. Ia berencana untuk membersihkan meja kerja suaminya sebelum bersiap pergi menemui teman-temannya.

Tapi di dalam laci yang tidak tertutup rapat, ia melihat surat dari Modern Fox untuk Jiyong. Surat yang berisi ancaman-ancaman agar pria itu segera mengakhiri perselingkuhannya. Surat yang menulis dengan jelas kalau Jiyong berselingkuh dengan Lalisa Park yang tinggal di rumah depan.

Berbeda dari sebelumnya, pengkhianatan yang ia terima kali ini terasa lebih memuakan. Terasa jauh lebih buruk dari yang sebelumnya pernah ia rasakan. Jiyong berselingkuh tepat di depan matanya. Yeri, putri mereka mengenal wanita itu. Terlebih karena Hyuna sudah beberapa kali menceritakan masalah rumah tangganya pada Lisa. Bukan hanya Jiyong yang mengkhianatinya, seorang yang ia anggap teman pun kali ini ikut mengkhianatinya.

Hyuna mengeluarkan seluruh sarapannya pagi tadi. Tangan dan tubuhnya masih gemetar sebab terlampau marah. Terlampau kecewa.

Orang bilang, ketika sesuatu terlalu sering diulang, maka ia akan kehilangan maknanya. Seperti saat kita terlalu sering melihat matahari terbenam, maknanya akan bergeser jadi sebatas pukul enam sore. Begitu juga dengan kesalahan, ketika kita terlalu sering mengulang kesalahan yang sama, hal itu tidak lagi terasa seperti sebuah kesalahan. Hyuna pikir itu yang terjadi pada suaminya. Pria itu terus mengulang-ulang kesalahannya hingga ia tidak lagi merasa bersalah.

Setelah ia perlahan-lahan tersadar dari emosinya, Hyuna menelepon jasa pindahan. Kini niatnya sudah bulat, ia tidak lagi bisa tinggal di sana. Dipesannya jasa pindahan paling cepat, dimintanya penyedia jasa itu untuk mengemas semua barang-barangnya, juga barang-barang putrinya. Tidak peduli apa yang akan Jiyong lakukan nanti, wanita itu sudah terlalu muak untuk berada di sana.

Lisa melihat truk-truk pindahan itu dari rumahnya. Mereka baru saja selesai makan siang ketika Lisa melangkah ke ruang tamu untuk duduk dan minum teh di sana. Dari jendela ruang tamu yang langsung berhadapan dengan rumah Jiyong, gadis itu melihat truk-truk pindahannya mengeluarkan beberapa kotak kosong.

Dari jendela, Lisa terus melihat keluar. Menonton satu persatu kotak dipindahkan ke dalam truk. Ia penasaran, apa Jiyong dan keluarganya akan pindah rumah? Kenapa mereka tiba-tiba pergi? Apa Hyuna sudah mengetahui perselingkuhan mereka? Kemudian di tengah-tengah rasa penasaran itu, Hyuna muncul, masuk dalam pandangannya.

Dengan langkah tegas dan tubuh yang dibalut pakaian elegan yang mengintimidasi— seperti biasanya— Kim Hyuna melangkahkan memasuki area pekarangan rumah Lisa. Melihat wanita itu mendekat, Lisa bergegas menoleh ke lantai dua rumahnya, ke arah tangga yang ujungnya dekat dengan ruang kerja Jihoon. Jihoon ada di dalam ruang kerja itu sekarang, tetap meeting meski ia sudah mengabari pihak agensi kalau dirinya sedang sakit.

Merasa yakin kalau Jihoon tidak akan turun dalam beberapa waktu ke depan, Lisa melangkah ke pintu. Ia buru-buru membuka pintu rumahnya setelah mendengar Hyuna menekan bel rumahnya satu kali. Saking buru-burunya, Lisa sampai lupa memakai cardigannya. Tanpa disengaja, gadis itu menunjukan beberapa memar di lengan juga bahunya.

Hyuna kelihatan marah sekali siang ini. Matanya merah seolah tengah iritasi, baru saja menangis atau terlalu banyak dibasuh air. Riasan diwajahnya terlalu tipis hingga amarah masih bisa tergambar jelas di wajahnya. Melihat tangannya yang terkepal, Lisa tahu alasan wanita itu datang. Tentu saja perselingkuhannya.

"Bersiap lah, aku akan menamparmu satu kali saja," kata Hyuna begitu mereka bertukar tatap dan saling memperhatikan. Hyuna menilai penampilan Lisa, menilai raut wajahnya, menilai penyesalan yang seharusnya ada di sana, dan untungnya penyesalan itu sudah tergambar jelas di wajahnya.

"Silah-" belum selesai Lisa bicara, tangan marah Hyuna sudah lebih dulu menampar pipinya. Tamparan yang begitu keras hingga Lisa bisa merasakan zat besi dari darah di sudut bibirnya.

Belum sempat Lisa merapikan rambutnya, Hyuna sudah lebih dulu meraih tangan gadis itu. Ia tarik tangan Lisa, membuka telapak tangannya kemudian meletakkan cincin pernikahannya di atas telapak tangan yang gugup berkeringat itu. "Aku memberikannya padamu," ketus Hyuna. "Kau ingin memungutnya, memeliharanya atau membuangnya, aku tidak peduli. Ambil saja. Kau bisa memilikinya," katanya, lantas melangkah pergi, meninggalkan Lisa yang masih terpaku di tempatnya berdiri.

Kakinya kemudian gemetar. Terlampau terkejut setelah melihat reaksi Hyuna barusan. Hyuna pun sama, ia gemetar dan ia juga terkejut atas tindakannya sendiri. "Kini kami sama-sama bebas," yakin Hyuna. Beranggapan kalau Lisa dan suaminya bisa bebas bersama, sementara ia bisa bebas dari kedua manusia yang memuakan itu.

Melepaskan cincin pernikahannya ternyata berdampak besar pada perasaannya— nilai Hyuna, yang langkahnya jadi terasa semakin ringan sekarang. Meski belum tahu kemana ia akan pindah, Hyuna sudah yakin kalau keputusannya benar. Wanita itu pergi kemudian, mengemudi sendiri dengan mobilnya, ia harus menjemput putrinya, mengurus kepindahan putrinya dari sekolah pertamanya, mendesak pihak sekolah agar kepindahan itu mungkin dilakukan meski mereka tidak punya cukup waktu. Hyuna merasa ia harus pergi sebelum jam pulang kerja beberapa menit lagi. Setidaknya, sebelum Jiyong sadar kalau ia akan meninggalkannya.

Sementara itu, di rumahnya, Lisa berdiri di dalam walk in closet-nya. Di depan sebuah rak perhiasannya. Ia menyimpan cincin pernikahan Hyuna di sana, bersama cincin-cincinnya yang lain. Berlian yang ada di atas cincin itu kelihatan begitu mencolok saat bersanding sengan cincin-cincin lainnya. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan cincin itu, Lisa memilih untuk menyimpannya, diam-diam tanpa sepengetahuan Jihoon. Kalau Jihoon tahu pria itu mungkin akan membuangnya, akan kembali marah.

Tapi Lisa yang sebelumnya begitu berani, begitu lihai dalam banyak kebohongan hari ini jadi luar biasa gugup hanya karena menyembunyikan sebuah cincin. Padahal ia tahu Jihoon tidak akan pernah mengecek satu persatu perhiasannya. Setelah melihat Jihoon begitu marah, kepercayaan dirinya runtuh, keberaniannya pergi.

***
Ini stock terakhir yang bisa aku upload, ditunggu dulu yaa buat lanjutannya. Aku abis cedera punggung gara2 angkat pupuk 50kg buat my love, my mommy... Sakit banget kalo buat gerak, sampe perutnya ikutan keras, ini ada yang tau obatnya ga? Pake conterpain cuma hilang sebentar sakitnya 😭😭😭

Modern FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang