41. PENYERANGAN PADA VANYA

133 4 0
                                    

🌃🌃🌃

07.00 WIB

SMA St.Raphael keliatan udah rame sama para penghuninya. Dominan sih anak cewek yang udah pada dateng. Kalau anak cowoknya mah nggak usah di tanya.

Kan mereka manusia paling ngaret kalau soal sekolah. Di koridor Vanya keliatan lagi jalan sendirian mau nuju ke lokernya. Iya hari ini Vanya mutusin buat dateng nggak barengan sama Ezha.

You know lah ya kan?

Walaupun sempat ada penolakan dari Ezha tapi Vanya tetap kekeh buat berangkat barengan sama Abangnya. Vanya cuma nggak mau dia semakin hari semakin menjadi omongan anak-anak sekolah.

Ya walaupun dari awal dia masuk dia udah jadi sorotan anak-anak sekolah karena pasal dia nge-bogem muka Ezha yang sangat mereka idamkan itu.

Tapi di sepanjang jalan Vanya masih aja denger desas-desus tentang dirinya.

Bodo amat sih, batinnya.

Ini masih pagi jadi Vanya nggak mau buang-buang tenaganya cuma buat ngeladeni para netizen yang nggak ada kerjaan lain selain nge-ghibahin dia.

Dia langsung lanjut jalan aja tanpa memperdulikan pandangan mereka yang keliatan rawrr itu. Seolah-olah pengen nerkam si Vanya.

Makin ke sini si Vanya makin nggak enak denger ghibahin tentang dia. Di awal-awal dia emang nggak terlalu memperdulikan omongan mereka.

Tapi makin kemari kenapa makin nggak enak aja omongannya gitu. Ini Vanya masih berusaha buat nahan emosinya. Dia menarik nafas lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Kok bisa ya? Ezha kepincut sama modelan kayak dia?"

"Ezha salah liat kayaknya sih. Padahal banyak tuh cewek yang lebih dari dia."

"Contohnya Shanon tuh. Shanon kan girlfriend materials banget loh. Kenapa Ezha nggak sama Shanon aja sih?"

"Mata Ezha kayaknya ketutupan deh."

"Miris banget gue ngeliatnya."

Vanya cuma bisa genggam tali tasnya dengan kuat. Pengen banget rasanya Vanya tuh datengin mereka terus ngeremas tuh mulut para netizen yang nggak ada abisnya ngomongin dia terus.

Dengan perasaan yang tenang Vanya berjalan menghampiri kerumunan siswi yang tadi lagi ghibahin dia. Vanya tersenyum simpul menatap mereka semua.

"Maaf. Bisa nggak jangan ngebahas soal itu lagi? Please banget ini masih pagi," ucap Vanya setenang mungkin.

"Lo siapa? Berani-beraninya deketin Ezha? Caper banget sih Mba?"

"Kurang perhatian ya sampe-sampe caper ke semua temen si Ezha?"

"Kurang perhatian mah nggak gitu juga kali konsepnya."

"Ngaca lo itu siapa. Nggak pantes banget lo deket sama Ezha."

"Mending jauhin Ezha. Lo tuh nggak ada apa-apanya sama dia."

BE MINE || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang