13.30 WIB
Nah jadi Vanya sama Ezha sekarang lagi ada di jalan mau ke rumah sakit jenguk Rina. Iya tadi mereka sempat ke sana sebentar. Terus mutusin buat pulang dulu ganti seragam dan bakalan balik lagi ke rumah sakit.
Di sepanjang jalan Vanya masih aja mikirin soal Rina keracunan makanan tadi. Nggak mungkin aja makanannya keracun sendiri. Sedangkan tadi yang pesan nasi goreng tadi itu Rina, Angel sama Aqeela.
Kalau emang tuh makanan ada racunnya otomatis Angel sama Aqeela juga bakalan kena dong kan ya?
Tapi ini aneh.
Iya aneh. Soalnya cuma punya Rina doang yang ada racunnya sedangkan yang lain enggak. Dan dia juga mikir nggak mungkin Ibu kantin yang tega ngeracunin Rina. Soalnya Ibu kantin langganan mereka itu orangnya baik aja. Jadi mustahil kalau Ibu itu yang ngeracunin.
Dan ini di tambah lagi ada nomor misterius masuk tiba-tiba ngechat dia. Ini si Vanya kesel sebenarnya. Siapa yang udah berani-beraninya nyebar nomor dia ke orang lain. Nggak mungkin aja tuh orang misterius tiba-tiba ngechat dia dan bilang kalau itu ulah dia.
Dia yang udah ngeracunin makanannya Rina. Dan dia juga bisa tau kalau Rina sekarang lagi ada di rumah sakit. Itu tandanya orang terdekat mereka. Tapi dia masih nggak tau ini tuh siapa orangnya.
Setelah 3 bulan lamanya semenjak kasus Sinta waktu itu hidup dia udah normal kembali. Tenang, damai, tentram. Ya walaupun 3 makhluk ghaib itu masih belum tobat alias belum dapat pencerahan dari sang Ilahi.
Ezha yang nyadar kalau pacaranya ini lagi ngelamun dia langsung nyentuh bahunya Vanya dengan lembut. Dia cuma nggak mau ngagetin pacarnya ini.
Vanya yang sadar langsung nolehin kepalanya ke arah Ezha yang masih fokus ke jalan.
"Kamu kenapa? Hm? Kayak ada yang lagi di fikirin aja," tanya Ezha.
"Nggak ada kok. Cuma masih kepikiran soal Rina aja. Aneh banget tau nggak sih. Masa cuna Rina doang. Sedangkan yang makan nasi goreng itu Rina, Angel sama Aqeela. Tapi kenapa cuma Rina doang," ucap Vanya.
"Ibu kantin nggak mungkin sejahat itu ngeracunin Rina. Lagi juga kita nggak ada barang bukti kan kalau pun mau nuduh Ibu kantin sebagai tersangka," ucap Ezha.
"Iya itu makanya yang. Aneh tau," ucap Vanya.
"Selama 3 bulan semenjak kasus Sinta kayaknya aman-aman aja. Kenapa sekarang muncul lagi. Siapa kali ini," ucap Ezha.
"Aku ini nggak tau dia targetnya siapa. Tapi korban pertama dia itu Rina. Apa mungkin Rina pernah punya masalah sama orang? Tapi kayaknya nggak mungkin deh," ucap Vanya.
"Apa ini teror lagi? Tapi terornya mengarah ke siapa coba?" ucap Ezha.
"Eh tapi kan tadi ada nomor masuk ke handphone aku. Aku nggak kenal sama nomor itu," ucap Vanya.
"Mana coba sini nomornya," ucap Ezha.
Vanya langsung ngambil handphone dia yang ada di dalam tasnya terus buka aplikasi whatsapp dan langsung dia kasih ke Ezha.
"Tuh nomornya. Tapi dia udah nge-blok aku," ucap Vanya.
Ezha langsung nerima handphone Vanya terus baca isi pesannya sembari sesekali menatap lurus ke depan.
"Sialan. Teror lagi. Tapi kenapa ke kamu pesannya?" ucap Ezha.
"Aku juga nggak tau. Aku heran. Dia dapet nomor aku itu dari mana. Siapa yang berani-beraninya nyebar nomor aku ke orang lain," ucap Vanya.
"Atau jangan-jangan dia pengen neror kamu tapi melalui temen-temen kamu?" ucap Ezha.
"Bisa jadi. Soalnya dia bisa tau kalau Rina keracunan terus di bawa ke rumah sakit. Udah jelas banget ini kelakuan orang terdekat," ucap Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE || END
Teen FictionNamanya Alfarezha Jonathan Diningrat. Panggilannya Ezha. Murid paling keras kepala, judes serta galak milik SMA St.Raphael. Seorang kapten tim basket sekaligus putra dari Kepala Yayasan di sekolahnya sendiri. Vanya Stephanie Deandra seorang gadis c...