Prolog

10.3K 648 18
                                    

Sensasinya selalu terasa sama, bagaimana itu jantungnya yang berdebar hebat akibat terlampau bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sensasinya selalu terasa sama, bagaimana itu jantungnya yang berdebar hebat akibat terlampau bahagia.

Sudah berkali-kali Sunghoon menerima penghargaan. Berdiri di atas podium tertinggi untuk juara pertama, menerima trofi dengan medali emas yang dikalungkan dengan sukarela di lehernya.

Sunghoon tidak pernah merasa bosan akan keberhasilan yang dia dapat, di atas itu dia juga tidak pernah meremehkan apa yang ada di sekitarnya. Dia tidak mau sombong dan bersikap sok biasa saja karena sudah sering menempati peringkat pertama.

Semakin besar yang dia terima, semakin dia menghargainya, dan bersyukur; dengan tidak bersikap berlebihan.

Pemuda itu membungkukkan tubuhnya hormat setelah selesai dipotret oleh beberapa mata kamera yang banyak ditodongkan para fotografer maupun wartawan di depan sana.

Sunghoon turun dari atas podium, senyuman lebar itu tidak ada hentinya mengembang, sama sekali tidak luntur, justru semakin merekah ketika dia menyapa beberapa saingan sebelumnya, dan para pelatih yang dia lewati.

Setelah berbicara sebentar dengan pelatihnya, Sunghoon lantas mengalihkan pandangannya ke sekeliling gedung.

Mencari keberadaan kedua orang yang selalu menjadi penyambut di setiap keberhasilannya, orang yang tidak pernah lelah memberinya support.

Kalah-menang mereka selalu saja menyambut dirinya dengan senyuman hangat serta tatapan penuh ketulusan.

Itu yang Sunghoon syukuri, dia memiliki kedua orang tua yang selalu mengerti, mau menerima serta menghargai sekecil apa pun keberhasilan yang dia dapat, mereka selalu percaya dengan dirinya apa pun yang terjadi.

Kedua orang tuanya begitu menghargai setiap usahanya.

"Kamu sudah berusaha semampu mu, itu bukan hasil yang buruk, mama sama ayah bangga sama kamu, Sunghoon. Kamu sudah melakukan yang terbaik."

Senyum pemuda itu semakin merekah, masih dengan tangan yang memegang trofi, Sunghoon melangkah ke pinggir gedung mencari kedua orang tuanya.

Sudah menjadi kebiasaan keluarga Park, setelah kompetisi usai, Sunghoon akan menemui kedua orang tuanya yang akan memberikan pelukan hangat untuknya, tidak lupa biasanya mereka akan mengunci momen bahagia itu dengan mengambil beberapa foto bersama.

Tapi, tumben sekali, biasanya Sunghoon sudah dapat melihat ibunya yang berlari ceria ke arahnya.

Langkah pemuda itu seketika saja terhenti saat dia merasa seorang wanita berdiri di hadapannya.

Senyum Sunghoon perlahan mulai turun, raut wajah bahagianya mulai pudar digantikan dengan tatapan seakan menyorotkan jika dia tahu; kemungkinan ada hal yang tidak baik-baik saja─ketika dia melihat wanita di hadapannya datang dengan mata sembab sehabis menangis.

Pemuda itu semakin dibuat terkejut saat wanita itu langsung memeluknya, Sunghoon tidak bodoh, dia dapat melihat sorot iba dan rasa kasihan dari tatapan wanita itu.

Dia tahu siapa wanita itu, sahabat lama ibunya yang baru beberapa bulan ini kembali setelah hampir tujuh belas tahun menetap di Amerika.

Sunghoon sempat beberapa kali bertemu dengan sahabat ibunya ini yang berkunjung ke kediaman keluarganya.

"Kamu hebat, Sunghoon. Mama sama ayah kamu pasti bangga." Gumam wanita itu entah kenapa terdengar begitu pilu, masih sambil menepuk-nepuk pelan punggung Sunghoon, seakan menyalurkan ketegaran.

Sudah sejak wanita itu datang memang perasaan Sunghoon mulai tidak enak. "Mama sama ayah mana, tante?"

Namun yang Sunghoon dapat justru pelukan yang semakin dieratkan, seakan-akan wanita itu begitu menyayanginya layaknya seorang ibu.

Sunghoon tidak mengerti saat mengetahui jika wanita itu kembali menangis, namun dengan isakan yang tertahan.

Dan, pemuda itu hanya bisa terdiam. Antara bingung, dan takut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sunghoon takut, itu tentang hal yang tidak ingin dia dengarkan.

Beberapa menit kemudian, wanita itu melepaskan pelukannya, menghapus jejak air matanya sambil tersenyum lebar menatap Sunghoon.

"Sunghoon, pulang ke rumah tante, ya.."

Welcome! btw, tim tau book ini dari mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Welcome! btw, tim tau book ini dari mana?

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
ᴅɪᴀ, ʙᴀɪᴋ ?

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang