Chapter [ 27 ]

3.1K 363 25
                                    

Sunghoon terdiam, memandang langit-langit rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon terdiam, memandang langit-langit rumah sakit. Sudah hampir menginjak waktu tengah malam, namun Sunghoon tak juga kunjung menutup matanya. Rasanya sulit sekali untuk tidur.

Pemuda itu menoleh, memandang lelaki yang kini sudah tertidur lelap di atas sofa, masih dengan laptop yang menyala di atas meja, entah apa yang lelaki itu kerjakan, Sunghoon tak tahu. Yang jelas, selama beberapa jam sebelumnya Jongseong hanya sibuk dengan teknologinya itu—sampai-sampai mengabaikannya.

Ting!~

Sunghoon sontak beralih pada ponselnya yang menyala di atas nakas. Pemuda itu lantas segera meraihnya.

Tak lama dari dirinya yang membuka isi dari pesan itu, Sunghoon seketika membelalak. Dia langsung bangun, lalu tanpa berpikir dua kali melepas infus yang sebelumnya masih terpasang rapi di punggung tangan kirinya.

Pemuda itu turun dari ranjang rawatnya, melangkah mendekati Jongseong, tanpa meminta izin meraih kunci mobil yang bertengger di atas meja.

Sebelum dia benar-benar pergi, Sunghoon meraih hoodie hitam milik Jongseong, sambil melangkah dia memasang baju tebal itu hingga menutupi pakaian rumah sakitnya.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di basement, tangan Sunghoon aktif menekan tombol remote di tangannya, sembari sibuk menatap ke sekeliling, menelusuri tiap jalur basement, sampai kemudian terdengar suara alarm mobil di barisan depan.

Sunghoon berlari kecil, lalu segera masuk ke dalam mobil, dan langsung melajukan kendaraannya.

Peluh keringat sudah membasahi keningnya, kondisinya masih belum sepenuhnya stabil, tapi Sunghoon tidak mempedulikan itu.

Ada hal mendesak yang lebih penting.

Setelah melajukan kendaraannya dengan kecepatan penuh, menelusuri jalanan umum kota. Pemuda itu akhirnya tiba di pusat kepolisian.

Sunghoon lantas menghentikan mobilnya, keluar dari kendaraannya, dan berlari memasuki bangunan kepolisian.

Ketika dia sudah masuk, langkah Sunghoon melambat, maniknya menatap lamat-lamat sosok wanita anggun dengan dress putih sepaha yang sempit, menampilkan lekuk tubuhnya yang sexy, pundaknya dibalut dengan jaket bulu-bulu tebal bermerk, rambut berwarna merah yang panjang, dengan lipstik merah darah yang selaras. Benar-benar sudah menjadi ciri khasnya.

Sunghoon mengerjab—memaksakan dirinya untuk berani menatap langsung manik wanita yang semakin mendekat itu, tanpa sadar tangannya terkepal, berusaha menghentikan tangannya yang mulai bergetar, tremor.

"Apa kabar jalang kecilku?" Wanita itu sepenuhnya berdiri di hadapan Sunghoon, senyumannya masih sama di mata Sunghoon, mengerikan. "Di mana keluarga tersayang kamu?" Wanita itu berlagak sok sibuk mengedarkan pandangannya, seakan mencari sesuatu, sebelum kemudian dengan wajah dramatis—seketika saja memasang raut wajah terkejut, sembari menutup mulutnya yang terbuka. "Omo, aku lupa. Bukan 'kah.. mereka sudah di sisi tuhan?" Dengan sorot mengejeknya, wanita itu seketika tertawa melihat raut wajah putra kandungnya.

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang