Chapter [ 18 ]

4K 469 27
                                    

Sunghoon tersenyum tipis ketika beberapa karyawan berjalan melewatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon tersenyum tipis ketika beberapa karyawan berjalan melewatinya. Pemuda itu lantas kembali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sebelum kemudian menoleh ke arah pintu yang bertuliskan Direktur di atasnya.

Sudah hampir dua puluh menit, dan Jongseong belum juga kunjung keluar dari ruangan ayahnya.

Sampai kemudian, tiba-tiba saja pintu di sampingnya terbuka, Sunghoon lantas langsung menegakkan tubuhnya yang semula menyandar di dinding.

Pemuda itu seketika dibuat terkejut, ketika dia melihat kondisi wajah Jongseong. Sudut bibir pemuda itu—yang beberapa hari lalu sempat terluka—kini kembali sobek. Tulang pipinya bahkan sudah lebam.

"Kak Jongseong." Sunghoon langsung mendekat, menatap khawatir pemuda Park itu.

"Ayo." Nada bicara pemuda itu terdengar datar. Seperti biasa dia selalu melangkah terlebih dahulu meninggalkan Sunghoon.

Sunghoon lantas berlari kecil, menyusul Jongseong yang sudah memasuki lift. Tanpa sadar dia meremas garis jahitan celananya, ingin bertanya pada Jongseong, tapi dia takut pemuda itu justru akan merasa risih.

Sampai lift kembali terbuka, tidak ada yang buka bicara. Raut wajah Jongseong justru semakin terlihat dingin dengan tatapan tajamnya. Tidak peduli dengan para karyawan di lobi perusahaan ayahnya yang sudah sepenuhnya menatap ke arahnya.

Entah apa yang salah dengan mereka. Tapi Sunghoon dapat mendengar beberapa karyawan itu memuji ketampanan Jongseong.

Sebentar lagi senja, langit sore mulai menunjukkan warna cantik khas sunset menjelang petang.

Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, Jongseong segera melajukan mobilnya, dengan Sunghoon yang sudah memandang ke luar jendela, masih terlihat betah menandang langit oranye di atas sana, sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya.

"Suka sunset?"

Lantas Sunghoon langsung menoleh ke arah Jongseong, dia mengangguk sudah dengan senyum bahagia selebar mentari. Sederhana sekali cara bahagia pemuda itu.

Sebelumnya, Sunghoon tidak pernah menikmati sunset di luar bersama orang lain seperti ini.

Biasanya, di saat seperti ini dia akan menghabiskan waktu latihan di dalam gedung, atau berdiam diri di kamar—apa lagi semenjak Sunghoon tinggal di rumah keluarga Park, pemuda itu lebih sering menyendiri, terkecuali Sunoo dan Kai mengajaknya keluar.

Tapi kali ini, rasanya jauh lebih menyenangkan. Angin di sore hari ini begitu menyejukan. Seketika dia melupakan pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di kepalanya untuk Jongseong.

Tanpa sadar mobil mereka mulai melaju keluar dari kota Seoul, kini mulai menelusuri jalanan berkelok-kelok dari puncak gunung dengan tebing disampingnya.

Sorot mata Sunghoon semakin terlihat berbinar ketika dia dapat dengan semakin jelas melihat cahaya matahari yang melakukan proses terbenam.

Jongseong lantas segera menghentikan mobilnya tepat di pinggir puncak menghadap matahari senja.

Sunghoon turun terlebih dahulu, dia begitu takjub melihat pemandangan yang begitu indah di depan matanya. Selama ini Sunghoon terlalu sibuk membangun karirnya sampai tidak pernah menyempatkan diri untuk sekedar datang ke atas puncak menikmati sunset.

Jongsong lantas mengambil duduk di atas kap mobilnya. Menikmati udara khas pegunungan yang seketika sukses menenangkan pikirannya.

"Kak Jongseong sering ke sini?" Sunghoon menoleh ke arah Jongseong yang ada di belakangnya.

Pemuda itu terlihat berpikir, sambil memandang lekat ke arah cahaya oranye di depan sana. "Nggak."

Sunghoon melangkah, membuka pintu mobil. Setelah merogoh tasnya beberapa saat, pemuda itu lantas kembali beranjak, mengambil duduk di samping Jongseong.

Seakan seperti rutinitas yang sudah sering terjadi, Jongseong tidak bereaksi seperti apa pun ketika Sunghoon mulai mengobati luka di sudut bibirnya.

"Suka sunset juga?"

"Gue bukan anak senja."

Seketika Sunghoon mendengus. "Aku nggak bilang kakak anak senja, lagian nggak cocok juga jadi anak senja."

Siapa sangka, seketika Jongseong terkekeh pelan, tidak peduli dengan sudut bibirnya terasa perih, dia sudah biasa. "Kenapa nggak cocok?" Pemuda itu menoleh, menatap Sunghoon yang kini juga tengah menatapnya setelah selesai mengobati lukanya.

"Anak motor yang suka night ride nggak jelas kayak kakak pantas dibilang anak senja? Ya jelas nggak lah."

Lagi-lagi Jongseong terkekeh mendengarnya. "Lo anak klub mobil btw, bahkan lebih agresif daripada gue. Pantas lo ngomong gitu?"

Lagi-lagi Sunghoon mendengus. Dia selalu kalah telak jika harus berdebat mulut dengan manusia lempeng di sampingnya ini.

Beberapa saat hanya ada keheningan. Keduanya sama-sama menikmati angin puncak, sambil terus memandang ke arah matahari yang semakin terbenam.

"Let this happen." Jongseong kembali menoleh untuk menatap Sunghoon.

Sontak Sunghoon ikut menoleh, hingga mereka kembali bertemu tatap.

Seakan dengan pemikiran yang sama—

Jongseong perlahan mulai mendekatkan wajahnya, begitu pula dengan Sunghoon.

Hingga pada akhirnya—kali ini kedua belah bibir itu resmi bertemu, saling memberi kehangatan dari satu sama lain.

Perlahan lumatan-lumatan lembut mulai hadir di sana. Keduanya sama-sama memejamkan mata, semakin memperdalam ciuman, sesekali memiringkan kepala untuk mencari sensasi lebih.

Saat ini, jauh lebih baik. Dengan degup jantung Sunghoon yang semakin berpacu cepat, begitu pula Jongseong, rasanya darahnya mulai mendidih.

Demi apa pun ini sangat memabukan, bibir manis Sunghoon yang seketika membuat begitu candu.

Benar-benar narkoba terbaik seorang Park Jongseong. 

Langit sore, menjadi saksinya.

Langit sore, menjadi saksinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued....

Ciee yang akhirnya kissing uhuyy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ciee yang akhirnya kissing uhuyy!

Siapa yang ketar-ketir, hayooo ngaku!

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
ᴅɪᴀ, ʙᴀɪᴋ?

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang