Chapter [ 19 ]

3.6K 390 22
                                    

"Bangsat, bentar lagi mati gue kelaparan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangsat, bentar lagi mati gue kelaparan." Geonu mengumpat, memandang antrean panjang makan siang di depannya.

Sedangkan di hadapannya ada Jongseong yang terlihat lebih tenang, walaupun jelas-jelas perut pemuda itu sudah berbunyi sejak tadi. Dia juga sama ingin matinya, bahkan kakinya terasa lemas, tenaganya benar-benar terkuras hari ini—akibat tidak sarapan pagi.

"Perlu jadi anak pejabat kalo begini ceritanya." K ikut-ikutan tidak sabaran—yang berbaris di belakang Geonu.

Mereka itu baru saja mengikuti kelas olahraga, masih dengan keringat, dan wajah yang sedikit memucat, wajar saja, hari ini kelas olahraga dilaksanakan tepat di lapangan outdoor.

Tiba-tiba saja pandangan para siswa yang tengah berbaris itu beralih pada kelompok anak laki-laki yang baru saja datang dan langsung melewati mereka—menuju barisan terdepan—dengan tampang tanpa dosa.

"Kurang ajar." Geonu langsung melotot heboh, dia menunjuk para siswa minus adab itu sembari menatap K.

Menghela nafas kasar, Jongseong menutup matanya sejenak. Kenapa harus sekarang, dia sedang tidak bergairah untuk sekedar berkelahi, tapi anak-anak sialan itu.

Bagaimana nasibnya yang sudah mengantri sejak tadi—walaupun Jongseong jelas bisa berlagak seenaknya—tapi dia masih ingat aturan. Di sini bukan hanya dirinya yang kelaparan.

"Woi!"

Masih tidak ada yang menghiraukan, siswa-siswi lain bahkan hanya menatap pasrah segerombolan anak nakal itu, tanpa berani melawan.

Sekali lagi Jongseong menghela nafas kasar, sudah dengan tatapan jengahnya. "Woi! Anjing!"

Kali ini sukses seluruh mata memandang ke arah Jongseong, bahkan sampai para murid yang sejak tadi sudah makan di meja kantin ikut menoleh.

"Lo? Ngomong sama gue?" Salah satu lelaki yang menerobos barisan makan tadi berucap dengan wajah santai—menatap Jongseong penuh rasa meremehkan, sembari menunjuk dirinya.

Hwang Hyunjin, nama yang tertera pada nametag lelaki angkuh itu.

Jongseong masih dengan wajah lempengnya—seakan tak peduli dengan tatapan meremehkan itu—sudah dikatakan, bukan. Dia sedang tidak ingin berkelahi, Jongseong hanya ingin makan.

"Enyah lo pada dari sana, dan ambil antrian belakang."

Mendengar ucapan sarkas itu, seketika Hyunjin tertawa pelan, lebih tepatnya mendecih. Kali ini tatapannya terkesan tajam memandang Jongseong.

Sebelum kemudian salah satu temannya berbisik. "Dia anak pindahan dari Amerika itu."

Hyunjin kembali mengangkat dagunya, angkuh. "Pantes, berani sama gue." Pemuda itu terkekeh, "Lo belum tau siapa gue?"

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang