Chapter [ 4 ]

4.4K 502 23
                                    

Tidak semua hal bisa selalu kita pertahankan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak semua hal bisa selalu kita pertahankan. Ada kalanya sesuatu yang besar berhasil meruntuhkan tembok pertahanan yang kita buat─namun kini justru kehancuran itu lah yang kita butuhkan.

Kita menikmatinya. Sebagai pelampiasan?

Ketika sudah dihancurkan sebelumnya, untuk apa menghindari kehancuran di tahap selanjutnya? Cobalah untuk menikmatinya.

Mungkin kamu akan merasa jauh lebih baik.

"Hoon, stop!"

Lelaki satunya lantas segera menimpal, "Udah gue bilang, bukan opsi yang bener kita ke sini!"

Sunoo melirik sinis Huening yang berada di sampingnya, sedikit lagi pemuda itu menyikut sahabatnya yang sejak tadi tidak ada hentinya menyalahkan dirinya.

"Gue nggak ada ngajak lo ya! Gue cuma ngajak Sunghoon!"

"Kalo gue nggak ikut ke sini, siapa yang bakal jaga Sunghoon? ─lo? Nggak yakin gue becus." Seru Huening nyolot.

Prangg!! Brakk!

Belum sempat Sunoo melontarkan seribu bahasa laknatnya, suara nyaring di depannya terlebih dahulu berhasil menarik atensinya.

Terdengar ringisan dari bibir basah berwarna merah jambu milik pemuda manis dengan pipi yang sudah semerah kepiting rebus itu, ketika tangannya tidak sengaja mengenai pecahan botol miras─yang jelas-jelas jatuh karenanya sendiri.

"Dasar cerobohhh!" Sunoo berseru panik, cepat-cepat menarik tangan Sunghoon agar menjauh dari pecahan botol itu.

Pemuda bermarga Park itu sudah mabuk berat, kesadarannya benar-benar dikuasai oleh efek alkohol.

Maniknya setengah tertutup, sesekali bibirnya meracau tak jelas. Membuat Sunoo dan Huening semakin dibuat kewalahan. Badan Sunghoon berat sekali!

"Mana yang luka?"

Keduanya lantas menoleh, mendapati Jongseong yang kini sudah berlutut di hadapan Sunghoon yang tengah duduk di sofa club sambil menyandar di pundak Huening.

"Tangan Sunghoon berdarah, kena pecahan botol." Jelas Sunoo menunjuk tangan sahabatnya yang sudah Jongseong genggam dengan lembut.

Sebenarnya pemuda itu sudah mengawasi tingkah ketiga bersahabat ceroboh itu sejak mereka datang, Jongseong hanya merasa ada yang tidak beres.

Bagaimana bisa ketiga bocah itu berada di tempat liar seperti ini.

"Ka Heew-seuwng me-na-ng ngaaa?" Lagi-lagi Sunghoon berbicara tidak jelas dengan mata terpejam.

Jongseong yang tengah memasang plaster luka di tangan Sunghoon hanya berdecak tak suka. "Kalah, gue kalahin, gue tonjok sampe mati."

Seketika Sunoo melotot kaget ke arah Jongseong. Pemuda itu memang tidak pandai menyaring ucapannya.

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang