Chapter [ 5 ]

4.3K 488 47
                                    

"Gue nggak mau liat lo ke sini dengan muka bantal lo itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue nggak mau liat lo ke sini dengan muka bantal lo itu."

Sunghoon yang baru saja keluar dari kamar—yang jelas-jelas sangat asing baginya—kini dihadiahi lagi dengan suara ketus seorang pemuda. Park Jongseong.

Dia mengerjab sesaat berusaha mencerna apa yang diucapkan Jongseong barusan. Nyawanya bahkan belum kembali sepenuhnya, kepalanya masih terasa berdenyut nyeri.

Lama berkutat dengan alat masak, Jongseong lantas menoleh. Menghela nafas berat mendapati wajah idiot Sunghoon, "Cuci muka, terus makan, Park."

Tersadar akan hal itu, Sunghoon tanpa pikir panjang segera menuju kamar mandi.

Membasuh wajahnya, lalu menatap pantulan dirinya pada cermin. Jantungnya kembali berdegup tak karuan, kakinya terasa lemas. Bagaimana caranya menghadapi Park Jongseong, dia selalu mati gaya jika bersama pria dingin itu.

Entah karena dia malu? Atau.. takut? Yang jelas—sejujurnya Jongseong memiliki aura yang kuat sehingga terasa sulit untuk didekati, sebuah kharisma?

Sunghoon menggelengkan kepalanya. Dia jauh lebih berkharisma, buktinya ada banyak penggemarnya di luar sana.

"Santai kali, Hoon. Lo jauh lebih keren dari pada cowok preman itu." Ujarnya seorang berusaha menenangkan diri, setelahnya segera menuju dapur di mana Jongseong berada.

Tidak banyak, hanya omelet telur dan sup sayur yang kini tertata tepat di hadapannya, dengan air putih dan susu. Jongseong benar-benar menyiapkannya dengan teliti.

Dengan ragu Sunghoon mulai meraih sendoknya, menyicipi kuah sup sebagai pembuka. Dan.. rasanya pas.

Jongseong kembali tak ada suara, pemuda itu melepas apronnya, lalu mengambil duduk di hadapan Sunghoon sambil menyodorkan ponselnya.

Sunghoon lantas menatap ke arah layar ponsel tersebut, sebuah panggilan tak terjawab, bukan hanya satu tapi banyak. Dengan identitas nama si penelpon, Mama.

"Gue mesti bilang apa?" Wajah Jongseong tetap terlihat datar. Sialnya untuk sesaat Sunghoon justru salah fokus, mengagumi rambut Jongseong yang sedikit panjang kini tengah diikat, menampilkan potongan undercut tipis dibawahnya—yang demi apa pun sangat menawan. Kalo kata Sunghoon itu, gaya anak amerika sekali.

"Ponsel lo mana?" Suara Jongseong kembali menyadarkannya.

Baru tersadar akan hal itu, Sunghoon langsung meraba-raba celananya, dan mengedarkan pandangan, dia kebingungan. "Aku lupa taro di mana semalem."

Jongseong memutar bola matanya jengah. "Mama pasti khawatir. Sekarang gue tanya, lo ngapain minum alkohol?"

Sunghoon seketika bungkam. Makanannya bahkan tidak sampai setengah dia sentuh.

"Ngapain ke sana? Hmm?"

Suara itu justru semakin terdengar horor. Suasana berubah menjadi mencekam. Sunghoon tidak suka ini. Sunghoon tidak suka situasi yang Jongseong buat. Pemuda itu terlalu kejam.

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang