Chapter [ 21 ]

3.4K 408 21
                                    

"Muak gue sama lo, Jong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Muak gue sama lo, Jong. Sama sekali nggak pernah ganti rokok."

Seketika Jongseong menggeram kesal menyaksikan kotak rokoknya dengan enteng dilempar ke dalam bak sampah mini. "Bangsat, beneran bangsat!"

Riki—pelaku dengan wajah tanpa dosa itu justru terbahak, dengan asap rokok yang ikut keluar dari mulutnya yang terbuka.

Dengan seribu kesabarannya, Jongseong seperti pemulung sampah kini mengambil kotak rokoknya dari dalam bak sampah.

"Full flavor coba, yang Marlboro." Riki masih dengan wajah tengilnya, menyandar di sudut meja biliar.

"Kalo bosan hidup bilang, sat. Biar sekalian gue robek mulut lo." Sinis Jongseong sibuk membersihkan kotak rokoknya yang terkena kotoran bekas minuman dari bak sampah. Riki benar-benar menyulitkan.

"Daripada menthol, rendah banget kapasitas lidah lo—anjing!" Cepat-cepat Riki beranjak dari tempatnya ketika melihat Jongseong mulai mengambil langkah panjang, seakan siap menghajarnya.

"Sini lo." Pemuda itu sudah berkacak pinggang, memperhatikan Riki yang berada di sebrang meja biliar.

Yang lain sudah tertawa melihat hal itu, Riki selalu saja begitu. Mempunyai nyali untuk mengusik hidup orang lain, tapi tidak punya keberanian jika sudah dalam situasi seperti ini.

"Mampus lo, bocah!" Seru Jeno penuh rasa mengejek.

"Jen." Jongseong mengulurkan tangannya, seakan mengerti, Jeno langsung melempar pisau lipatnya, yang ditangkap dengan tepat oleh Jongseong.

"Pilih mana? Kaki? Perut? Atau lidah lo yang gue potong." Lelaki itu membuka pisaunya, sudah dengan tampang psikopat.

"Sinting!"

Semua yang ada di dalam ruangan itu semakin terbahak, puas melihat raut wajah Riki—yang demi apa pun sangat lucu. Terkesan was-was, takut, tapi lelaki itu masih bisa menampilkan cengiran bodohnya seperti orang gila.

"Lawak anjing!" Seru Geonu menggebrak meja.

"Becanda gue, becanda." Riki mengangkat tangannya, tanda menyerah.

"Gue nggak becanda." Sahut Jongseong, dengan sengaja menampilkan ujung pisau di tangannya pada Riki.

"Anak Amerika nggak ada asik-asiknya—wohoo!" Riki dengan heboh langsung berlari keluar dari ruangan, ketika Jongseong tanpa aba-aba langsung mengejarnya.

Siapa sangka ketika keduanya berlarian di pinggir lantai dansa klub, Jongseong tidak sengaja menabrak seorang gadis.

"Sorry sorry." Jongseong dengan cekatan menahan kedua pundak gadis itu.

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang