Chapter [ 7 ]

3.9K 477 40
                                    

"Katanya ada anak baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Katanya ada anak baru." Sunoo mulai bergosip, baru juga bokong ketiganya mendarat di bangku kantin.

"Cewek, 'kan? Gue denger sih salah satu antek-anteknya geng Riki noh." Timpal Huening mulai menyantap makan siangnya.

Brakk!!

Cepat-cepat Sunghoon kembali menarik Sunoo yang sudah berdiri setelah menggebrak meja dengan heboh, sukses membuat seluruh pasang mata yang ada di kantin menatap ke arah mereka.

"Kalau mau bikin malu jangan pas ada gue di sini." Tegur Sunghoon langsung setengah berbisik. Dia tidak begitu suka menjadi pusat perhatian jika itu di sekolah.

Sunoo mengabaikan nya, dan kembali menatap Huening, "Maksud lo cewek caper yang suka nyepil sendiri di antara banyaknya temen-temen Riki? Jelas-jelas di sana cowok semua, dasar cabe."

"Katanya sih tu cewek sepupunya K, tau 'kan lo, yang paling berkuasa di geng mereka." Tambah Huening lagi. "Nggak heran sih."

"Awas aja gatel sama cowok gue."

Satu toyoran berhasil mendarat di kepala Sunoo, Huening pelakunya. "Sejak kapan cowok pengecut macem Riki jadi cowok lo, confess aja nggak pernah. Ganjen banget lo."

"Ihh nanti juga bakal jadi cowok gue."

Menghela nafas jengah, "Malu gue punya temen kayak lo."

"Mili gie pinyi timin kiyik li." Cibir Sunoo, baru kepikiran untuk menyentuh makan siangnya.

Sunghoon hanya bisa menggeleng, sudah biasa dengan perdebatan keduanya.

Tidak lama dari itu, tiba-tiba saja suara ribut mulai terdengar ketika sekumpulan siswa datang bergerombolan.

Terdapat beberapa gadis di sana, walaupun jumlahnya lebih banyak laki-laki.

Itu gengnya. Mereka cukup terkenal di sekolah ini—juga di luar sekolah, bahkan geng mereka itu memiliki antek-antek dari berbagai sekolah di luar sana. Komunitas mereka lumayan terpandang.

"Hehh itu 'kan si gatel." Bisik Sunoo langsung melirik penuh permusuhan ke arah meja paling ujung.

"See? Dia sama K."

"Tapi ada yang kurang deng." Sunoo baru menyadari sesuatu. "Biasanya kalo ada K sama Geonu, pasti ada Jongseong juga, dia 'kan termasuk anggota baru mereka yang langsung famouse. Gue kagum sih, langsung keterima gitu masuk gengnya, secara lo tau sendiri nggak gampang jadi bagian dari mereka."

Sunghoon hanya fokus menyimak, sesekali dia menatap ke arah yang tengah dibicarakan seisi kantin—bukan Sunoo saja yang membicarakan mereka!

"Ekhem.." Setelah Sunoo dan Huening saling pandang, mereka lantas beralih menatap Sunghoon. "Ngomong-ngomong tentang Jongseong waktu di klub arena, lo utang cerita sama kita." Huening menaikan alisnya.

Sunghoon mengerjab, mati dia. Apa yang harus dia katakan, dia bahkan lupa memikirkan jawabannya.

"O-ohh itu.. gue-gue juga bingung sih, dianya aja yang sok akrab." Sunghoon pura-pura bergidik ngeri.

Anw, mereka berdua ini belum tahu kalau faktanya Sunghoon tinggal serumah dengan Jongseong. Hanya Heeseung saja yang tahu di sekolah itu. Kalau pun ada orang lain yang mengetahuinya, pasti gempar sekolah. Makanya Sunghoon tidak mau sampai ada yang tahu.

Sunoo memicingkan matanya, semakin curiga. "Boong lo ya?"

Sunghoon menggeleng ribut. "Nggak boong, serius."

"Awas lo nyembunyiin sesuatu." Ancam Sunoo.

Mendengar itu Sunghoon hanya mengangguk kikuk. Sebelum keduanya kembali membahas tentang Jongseong, cepat-cepat Sunghoon mengganti topik. "Jadi, siapa nama anak baru itu?"

"Namanya Park Jinkyung, sebelumnya dia satu sekolah sama Riki. Anak sekolah cahaya pelita." Jawab Huening sekenanya.

"Kayaknya lo tau banyak yaa tentang mereka."

"Lo lupa? Kakak gue Yeonjun yang ngelola tuh arena." Sinis Huening.

Sunoo cengengesan. "Habisnya lo kayak bukan adek abang Yeonjun, cupu, makanya gue lupa."

"Bacot banget mulut lo."

Ditengah-tengah gosip keduanya, Sunghoon tenggelam dalam pikirannya ketika mengetahui nama gadis itu. Sepertinya tidak asing, apa dia gadis yang malam tadi menelpon Jongseong?

🚬 🏁 🚬

Kochi-nim
Hari ini latihan diliburkan.
12.45

Setelah membuka pesan itu, Sunghoon langsung memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Hari sudah menginjak pukul 16.40 sore. Dan sekolah sudah dipulangkan sepuluh menit yang lalu.

Padahal, dia sudah mempersiapkan diri untung latihannya hari ini. Tapi jika itu keputusan pelatihnya, dia akan menurutinya. Hitung-hitung waktu istirahat tambahan.

"Aku cuma butuh penjelasan, Jongseong."

"Penjelasan apa lagi? Gue udah bilang, gue nggak pernah ada rasa sama lo—"

"Tapi malam itu, gue yakin lo nggak lupa—"

"Kejadian malam itu nggak ada sangkutannya sama perasaan gue, Jinkyung." Bantah Jongseong mulai jengah.

Setelah lama memproses apa yang tengah ia saksikan, tanpa pikir panjang Sunghoon langsung keluar dari persembunyiannya—iya, Sunghoon mengintip sejak tadi, tapi dia tidak sengaja, sungguh.

"Kak Jongseong." Oke, biarkan bagian dirinya yang gila menguasai dirinya. Pemuda itu kini sudah bergelayut di lengan Jongseong.

"Ayo pulang!" Seru Sunghoon setengah merengek.

Jongseong mengerjab sesaat, namun setelahnya tersenyum manis. "Iya iya, kita pulang."

"Sebentar, lo.."

"Iya?" Sunghoon tersenyum lebar, menunggu ucapan dari gadis yang tengah menunjuknya itu.

"Jongseong jangan bilang dia yang tadi malam ngangkat telepon aku."

"Dia pacar gue. Denger lo, gue homo, nggak jijik lo? Mulai sekarang jangan berharap apa-apa dari gue, Jinkyung." Jongseong mengenggam tangan Sunghoon, menarik pemuda itu beranjak dari sana.

Jinkyung menatap tak habis pikir, gadis itu bertetiak kesal sambil menarik rambutnya frustrasi.

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued....

Wkwk gue baleeek.

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
ᴅɪᴀ, ʙᴀɪᴋ?

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang