Chapter [ 24 ]

3.4K 369 25
                                    

Ditengah-tengah Jongseong melangkah menelusuri lorong rumah sakit, tiba-tiba saja ponselnya berdering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditengah-tengah Jongseong melangkah menelusuri lorong rumah sakit, tiba-tiba saja ponselnya berdering.

Pemuda itu lantas merogoh kantong celananya tanpa menghentikan langkahnya.

Choi

"Apa?"

"Lo di mana? Ke bandara sekarang!"

"Siapa lo merintah gue?"

"Cepetan, Bang Junhui nunggu, gue lagi ada urusan, oke!"

"Heh lo—"

Tutt!

"Sialan." Jongseong seketika menggeram ketika sambungan telepon itu diputuskan begitu saja, merasa tidak ada pilihan, dia lantas kembali putar balik, dan segera berlari.

Tiba di basement, pemuda itu langsung masuk ke dalam mobilnya, dan pergi meninggalkan pusat rumah sakit.

Di sepanjang perjalanan, Jongseong tidak hentinya menyumpah serapah kakak sepupunya dengan segala kosa kata laknat yang muncul dalam kepalanya.

Benar-benar hari tersial.

Setelah memakan waktu lima belas menit, akhirnya mobil hitam itu tiba di area bandara. Selesai memarkirkan mobilnya, Jongseong keluar, melangkah memasuki gedung bandara di hadapannya.

Ada banyak turis di sana yang sehabis mendarat, salah satu alasan Jongseong enggan untuk datang ke Bandara. Apa lagi mencari batang hidung kakaknya di tengah-tengah keramaian seperti ini, Jongseong benar-benar akan membunuh Soobin setelah ini.

Tapi sepertinya kali ini tuhan ada di pihaknya, karena baru saja pemuda itu masuk, suara seseorang seketika berhasil mengalihkan atensinya.

Jongseong dapat melihat seorang pria tinggi nan tampan—sial, dia sebenarnya tidak mau mengakuinya—tapi karena sudah lama tidak melihat rupa kakaknya itu, sekarang rasanya benar-benar jauh berbeda. Jongseong hampir tidak mengenali kakaknya itu.

"Nggak nyangka, lo yang bakal datang." Pria itu, tak lain ialah Park Junhui, menghampiri dengan senyuman lebar khasnya—kalau kata Jongseong itu sokab.

Tapi memang, pemuda yang lebih tua itu selalu bersemangat jika sudah berbicara dengan adiknya—karena memang selangka itu mereka bisa berinteraksi.

Jongseong hanya menatap malas, tanpa menghiraukan ucapan pria itu, dia kembali melangkah menuju mobilnya yang tak jauh terparkir.

"Soobin mana? Katanya dia mau jemput gue?" Pria itu mengambil langkah panjang, menyejajarkan langkahnya dengan sang adik—yang masih tidak berubah, lempeng.

"Lo tanya sendiri ke anak sialan itu." Sinis Jongseong, sepertinya masih kesal jika harus mengingat Soobin, yang berakhir membuatnya berada di situasi saat ini.

Mendengar ucapan ketus dari sang adik, Junhui hanya tersenyum, memakluminya. "Ayah sama Mama, gimana kabarnya? Pesan gue sampe hari ini nggak dibales, emang mereka lagi sibuk? Honeymoon?!" Pria itu berseru, dengan raut wajah berseri-serinya asal menebak.

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang