Chapter [ 13 ]

3.7K 428 33
                                    

Nyonya Park yang sedang menonton televisi di ruang tamu sambil mengupas buah, refleks saja menoleh ke arah tangga ketika mendengar langkah kaki seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyonya Park yang sedang menonton televisi di ruang tamu sambil mengupas buah, refleks saja menoleh ke arah tangga ketika mendengar langkah kaki seseorang.

"Jongseong—"

"Aku bakal tetap keluar, sekali pun Mama ngancem." Sergah Jongseong cepat, sudah hapal dengan kebiasaan Mama nya akhir-kahir ini.

"Siapa yang ngelarah kamu keluar." Wanita itu menggeleng, tak habis pikir. "Ini, dompetnya abang kamu ketinggalan."

Jongseong mengerutkan keningnya. "Bang Soobin?"

Nyonya Park mengangguk, memberikan dompet itu pada Jongseong, yang segera mengambilnya.

"Tumben, ngapain?" Lelaki itu masih terlihat penasaran. Secara, dia jarang melihat batang hidung kakak sepupunya itu. Entah apa kesibukannya.

"Biasa, tante kesayangan kamu itu bagi kue." Yang wanita itu maksud adalah Ibu dari sepupu Jongseong, lebih tepatnya istri dari saudara laki-laki Nyonya Park.

Jongseong hanya mengangguk mendengarnya, lalu segera melangkah pergi.

Sambil melangkah menuju motornya, Jongseong medial kontak seseorang.

Tidak butuh waktu lama, sampai kemudian terdengar suara seseorang dari sambungan telepon itu.

"Halo? Kenapa Jay?"

"Lo di mana? Dompet lo ketinggalan di rumah."

"Jadi dompet gue di rumah lo! Pantes nggak ada, gue kira jatoh di jalan." Seru seseorang itu heboh, sebelum kembali berucap. "Gue share lokasinya."

🚬 🏁 🚬

Sunghoon melangkah memasuki area keramaian itu dengan raut wajah datar. Suara seruan para anak-anak remaja, beserta suara deruan mobil yang saling membalap satu sama lain di atas lapangan sirkuit, menjadi sambutan pertama.

Beberapa orang yang mengenal Sunghoon tentu saja menatap terkejut kedatangan pemuda itu. Tidak terduga.

Dia kembali.

Mengabaikan para jalang yang berusaha menggodanya, bahkan ada seorang wanita yang sempat dengan sengaja menabrakan dada besarnya ke tubuh Sunghoon.

Semua itu justru membuat Sunghoon jijik. Dia terus melangkah menuju tempat tujuannya tanpa mempedulikan sekitar. Sebegitu tidak menariknya tempat itu baginya. Sorotnya justru terkesan muak.

Sepertinya akal sehat Sunghoon sudah tidak ada. Karena dia justru memaksakan dirinya untuk pergi ke tempat ini.

"Wess, asikk.. Sunghoon kita dong." Seseorang seketika berseru, menyambut kedatangan Sunghoon. "Apa kabar lo, bro?"

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang