Chapter [ 25 ]

3.3K 397 41
                                    

Wajah Jongseong kini sudah selempeng-lempengnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Jongseong kini sudah selempeng-lempengnya. Bersedekap di dada, dengan posisi menyandar di samping pintu, sedangkan atensinya tak lepas dari kedua manusia yang tengah asik berbincang—seakan tidak ada dirinya di sini.

Pemuda itu sudah seperti bodyguard sekarang.

Heeseung terkekeh, "Nanti gue kenalin sama adek gue—"

"Waktu habis." Sela Jongseong langsung, segera membuka pintu ruang inap itu, mempersilakan Heeseung untuk keluar.

Pemuda bermarga Lee itu lantas menoleh. "Lo pikir gue lagi kunjungan sama napi?" Sinis Heeseung tak terima.

"Keluar." Jongseong tidak peduli.

Heeseung terkekeh, namun kekehan itu seakan menyirat bahwa kesabarannya mulai menipis. Pemuda itu beranjak—sebelum benar-benar melangkah mendekati Jongseong, tangan Sunghoon terlebih dulu menahannya, refleks membuat pemuda itu menoleh.

Sunghoon menggeleng, dia paham dengan tatapan Heeseung. Pemuda itu pasti ingin melanjutkan keribatannya dengan Jongseong, hingga berakhir saling memukul, selalu saja begitu keduanya.

Menyaksikan itu, Jongseong melangkah mendekat, dengan kasar menarik tangan Sunghoon, hingga terlepas dari pergelangan tangan Heeseung.

"Lo nyakitin dia, brengsek!" Sarkas Heeseung langsung melotot ketika mendengar ringisan Sunghoon.

"Urusannya sama lo? Gue minta, keluar sekarang." Tekan Jongseong dengan tatapan semakin dingin.

Heeseung semakin merasa tidak tenang, dia takut akan terjadi sesuatu pada Sunghoon. Bagaimana pun dia tidak lupa, kesan saat pertama kali dirinya bertemu dengan Jongseong—beberapa tahun yang lalu di Amerika, pemuda itu bukan orang yang baik.

Segala bentuk karakter buruk ada pada diri Jongseong.

"Sunghoon, lo nggak papa 'kan?"

Sunghoon mengangguk pelan, walaupun nyatanya pergelangan tangannya semakin terasa sakit ketika dicengkram dengan erat oleh Jongseong.

Tatapan Jongseong semakin tajam pada Heeseung.

Sebelum pergi, pemuda itu kembali menatap Jongseong. "Sampe Sunghoon kenapa-napa, nggak akan selamat hidup lo." Ancamnya menunjuk pemuda kelahiran Seattle itu, lalu pada akhirnya melenggang pergi.

"Shh.. kak, sakit." Anak itu tidak tahan lagi.

Jongseong menoleh, dengan sedikit kasar melepas cengkramannya. Sunghoon kini dapat melihat pergelangan tangannya yang sudah memerah.

Dia, baik? [ JayHoon ]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang