Senyuman Hendery tak pudar dari wajahnya sejak meninggalkan cafe yang dijadikan sebagai tempat untuk pertemuannya dengan Kun, Yangyang dan satu orang yang dia cintai. Hendery sangat tidak menyenangkan akan bertemu dengan cinta pertamanya itu.
Saat sampai di cafe itu, Hendery shock melihat orang yang dia cintai tengah duduk disamping Yangyang dan tersenyum kepadanya. Hendery menatap satu persatu antara Kun dan Yangyang, dia hampir menumbuk wajah Kun, kalau saja orang yang dia cintai itu tak memeluknya dengan cepat "Jangan." Satu kata itu membuat Hendery luluh dan langsung membalas pelukan itu dan seketika dia menangis.
Setelah itu Hendery diajak duduk bersama lalu cintanya itu menjelaskan semuanya kepada Hendery. Hendery kembali memeluk tubuh pria yang dia cintai itu dengan erat.
Hendery mengucapkan terima kasih kepada Kun dan Yangyang yang sudah membantunya untuk mempertemukan mereka berdua lagi. Kedua sahabatnya itu pun mengiyakan dan tersenyum kearah dua orang yang tengah berpelukan di depan mereka. Keduanya melepaskan rindu yang menggebu sejak lama. Bahkan Kun dan Yangyang secara tak sengaja menitikkan air mata mereka karena terharu.Hendery melupakan semua masalah yang ada saat ini. Dia hanya fokus kepada cinta pertamanya itu. Sampai waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, Hendery dapat panggilan dari Ten. Menyuruhnya untuk segera kembali ke rumah sakit karena Mark kembali kambuh.
Setelah menyelesaikan panggilannya dengan sang ibu, Hendery pun pamit pergi ke rumah sakit. Tapi sebelum itu dia menjelaskan keadaan Mark kepada ketiga orang lainnya.Kun dan dua orang lainnya berinisiatif untuk ikut ke rumah sakit bersama Hendery, tapi Hendery tidak mengijinkannya dan meminta mereka bertiga untuk kembali ke apartemen Kun saja. Mereka bertiga pun menurut saja.
...
Hendery memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit. Segera dia berlari di koridor rumah sakit, dan menuju ke kamar inap Mark.
BRAK
Dia membuka pintu kamar inap Mark dengan tergesa-gesa. Hendery pun segera masuk dan mendekati ranjang yang diatasnya terdapat Mark dengan wajah pucatnya dan mata yang tertutup.
" Dery-ah, pelan-pelan.. Mark baru saja tertidur setelah memuntahkan semua makanannya " Ten menjewer telinga anaknya
" Lebih tepatnya pingsan, bukan tidur " sambung Taeyong sembari menggenggam tangan anaknya
" Maaf Mae, Bu " ucap Hendery sembari mengelus telinganya yang memerah karena jewaran sang ibu
Hendery menatap Mark lama-lama dia memperhatikan wajah Mark yang sudah sangat pucat dan pipi yang semakin tirus dari sebelumnya "Mark, seandainya kau--" Hendery berhenti membatin ketika Mark mengigau menyebut-nyebut nama Haechan
" Haechan.. Haechan.. Haechan " Mark menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan pelan-pelan
" Mark, bangun nak " Taeyong tak tega melihat anaknya seperti ini
" Haechan.. Haechan.. " Mark kembali tertidur setelah dua kata itu
Ten beralih memeluk Taeyong yang duduk di kursi samping ranjang Mark. Sekitar Taeyong menangis pelan di pelukkan Ten, sahabatnya itu.
Tak lama setelah itu, Johnny dan Jaehyun datang dengan setelan jas kantor yang masih melekat di tubuh mereka. Mereka berdua baru saja kembali dari kantor mereka masing-masing, dan langsung ke rumah sakit setelah mendapatkan panggilan dari isteri-isteri mereka.
" Mark, sebenarnya kau ini kenapa? " Tanya Jaehyun sembari mengelus kepala anaknya
" Bahkan dokter mengatakan bahwa mereka tidak menemukan penyebab utama kenapa Mark jadi seperti ini " ucap Taeyong yang baru saja melepaskan pelukannya pada Ten. Ten mengelap wajah Taeyong yang basah karena air matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Bear || [MARKHYUCK]
Random*END* Bukan masalah tokoh utama, uang atau materi. Tapi, soal kejujuran, kesetiaan, dan kepastian. Itulah yang menjadi dasar dalam suatu hubungan. Untuk apa menjadi tokoh utama jika tidak bisa berperan dengan baik? Untuk apa punya banyak uang jika t...