BB-37

961 41 8
                                    

Hari ini memang ada beberapa berkas yang masuk ke Mark, dan dia dengan segera mengerjakannya lalu setelah itu dia ikut rapat dengan perusahaan sebelah.

Awalnya Mark baik-baik saja sampai rapat selesai, tapi sekarang saat dia sudah di mobil bersama Hendery, Mark merasa dirinya teramat lelah. Ditambah lagi kota Seoul sedang diterpa hujan deras dan angin badai membuat Mark makin semangat untuk segera pulang dan beristirahat.

Rencananya, Mark akan datang ke jembatan untuk membawakan bunga, seperti biasa. Tapi Hendery melarangnya "Kita tidak membawa payung, dan juga kau terlihat sangat lelah. Lebih baik kita pulang saja, besok kita masih bisa datang ke sana" begitu kata Hendery. Mark pun hanya mengiyakannya, dia memilih untuk tidur sebentar selagi Hendery mengendarai mobil tersebut.

Selang lima belas menit mengendarai mobil, Hendery memarkirkan kendaraan beroda empat itu di garasi mansion Mark. Dia membunyikan klakson beberapa kali guna memanggil orang rumah untuk membawakan payung kepada mereka berdua. Mark sendiri baru terbangun ketika Ten sudah datang dengan payung di tangannya. Hujan semakin deras, dan guntur serta petir menyambar ke mana-mana.

Saat masuk rumah, Mark dan Hendery langsung dikagetkan dengan teriakan Chenle dan Jisung. Ya, kedua anak itu bersama kedua orang tua mereka sedang berada di rumah Mark. Katanya mereka ingin merayakan kepulangan Mark dari rumah sakit.

Mark dan Hendery pamit terlebih dahulu untuk masuk ke kamar mereka masing-masing dan membersihkan diri mereka lalu setelah itu akan kumpul dan makan bersama.

Mark selalu candu masuk ke kamarnya sendiri, karena di dalam kamarnya itu masih tercium jelas wangi tubuh Haechan yang selalu menguar setiap harinya. Mark juga selalu menyemprotkan parfum yang Haechan kenakan di dalam kamarnya, agar terkesan Haechan selalu berada disisinya.

Sebelum mandi, pria itu duduk di tepi kasurnya dan mengambil foto Haechan di atas nakas. Seperti biasa, dia akan bercerita dengan foto itu mengenai kegiatannya hari ini. Itu sudah menjadi kebiasaan Mark sedari delapan bulan yang lalu. Sudah delapan bulan Haechan tidak berada disisinya, ingin bercerita dengan kuburan Haechan pun anak itu tidak memiliki kuburan.

Jujur saja Mark merasa sangat bersalah karena tidak bisa membawa Haechan ke tempat peristirahatan terakhir. Mark akan menerima kepergian Haechan jika pria manis itu sudah berada di dalam kuburan. Setidaknya Mark bisa melihat sendiri bahwa cintanya itu sudah tiada. Tapi Mark masih belum menerima kepergian Haechan karena sampai saat ini sobekan baju dari Haechan pun belum ditemukan, kecuali Coat itu.

Tak butuh waktu lama untuk Mark membersihkan dirinya. Mark sudah menggunakan baju tidurnya. Ah lebih tepatnya baju tidur Haechan yang bermotif beruang. Pria beralis camar itu memandang ke arah luar lewat jendela, hujan bertambah lebih keras dan petir serta guntur pun ikut serta dalam memperkeruh suasana malam kali ini.

" Ck ck ck... Padahal tadi pagi sampai sore cuacanya sangat bagus, tapi kenapa malam malah jadi buruk seperti ini? " Mark menggelengkan kepalanya sembari melangkahkan kakinya menuju pintu kamarnya, dia akan turun untuk makan malam bersama.

Chenle dan Jisung langsung naik ke pangkuan Mark, ketika paman mereka itu sudah duduk bersama mereka di ruang makan.

" Paman, paman tahu tidak? Tadi Chenle dapat nilai 99 di sekolah, itu bagus kan paman? " Tanya Chenle begitu semangat kepada Mark

" Sangat bagus, nak.. Hey dan kau, bro? Dapat berapa? " Ucap Mark menatap Chenle lalu beralih bertanya kepada Jisung

" Aku sih tidak mau sombong, tapi aku dapat nilai 100, bagaimana? " Jisung memeluk dadanya sendiri dan menatap Mark dengan tatapan menantang

" Wahh.. Keponakan paman ternyata pintar semua ya?... Kalau begitu cepatlah besar, paman akan menjadikan kalian CEO di perusahaan paman yang lain " Mark menatap Chenle dan Jisung bergantian

Baby Bear || [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang