BB-39

1.5K 47 8
                                    

Sebuah pengakuan yang mengejutkan semua orang mampu membuat Mark tidak bisa meninggalkan Haechan barang sedetikpun.

Setelah pengakuan Haechan seminggu yang lalu, Mark memutuskan untuk menikahi pria manis itu hari ini. Dia tidak mau lagi kehilangan Haechan dan anaknya yang hanya tinggal menghitung hari lagi kelahirannya.

Perlu diingatkan bahwa saat Haechan kecelakaan delapan bulan yang lalu, saat itu perutnya sudah memasuki usia satu bulan. Jadi saat ini perutnya sudah tinggal menghitung hari saja untuk melahirkan.

Semua orang nampak tersenyum ceria melihat Haechan yang digandeng Johnny. Membawa anaknya itu untuk berada diatas altar bersama dengan Mark dan pendeta.
Sorak-sorai dari semua orang mampu membuat wajah Haechan memerah karena malu.

"Mark, aku menyerahkan anakku kepadamu. Jaga dan cintai dia seperti kamu mencintai dirimu sendiri" Ucap Johnny yang telah mempersatukan tangan putranya dengan tangan calon menantunya

"Aku berjanji Dad.. Akan ku pertaruhkan nyawaku demi dan untuk menjaga Haechan." Ujar Mark sungguh-sungguh

"Daddy.." panggil Haechan dengan suara bergetar menahan tangisnya

"Sudah sayang, jangan menangis lagi yah? Tidak baik jika kamu menangis di hari bahagia ini.. Daddy dan Mae juga Dery hyung, akan terus ada bersama denganmu, sayang.." satu kecupan mendarat di dahi Haechan dari Daddy-nya

Setelah itu Johnny turun dari altar dan bergabung dengan para keluarga juga tamu undangan yang hadir di gereja itu.

Janji suci pun terucap dari kedua mempelai tersebut. Orang-orang tak dapat menahan tangis mereka ketika mendengar Haechan yang sudah hampir menangis saat mengucapkan janji suci. Cincin pernikahan pun kini sudah terlingkar di kedua jari manis mereka masing-masing.

Jujur saja Haechan tak pernah menyangka akan hal ini. Dia juga menyesalkan sudah membohongi Keluarganya selama beberapa bulan terakhir. Tapi dengan niat dan cintanya, dia kembali dan memilih untuk hidup bersama dengan Mark sampai maut yang sesungguhnya memisahkan mereka berdua.

Pendeta mempersilahkan keduanya untuk berciuman. Dan tentunya Mark tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

Bibir Haechan selalu membuatnya candu untuk kesekian kalinya. Dengan kelembutan Mark melumat bibir plump milik Haechan, dengan cinta pula Haechan membalasnya.
Menyesap bibir itu sampai terdengar bunyi dari ciuman basah mereka yang mana membuat para keluarga dan tamu bersorak kegirangan.

Mark melepaskan pungutan bibir mereka dan menyatukan kening mereka berdua
"Aku mencintaimu, Haechan.. Dulu, sekarang dan selamanya" ujarnya sembari mengelus pipi Haechan

"Aku pun demikian, Hyung" sekali lagi Haechan menarik tengkuk Mark langsung untuk mengajak suaminya itu berciuman lagi. Melupakan bahwa mereka berdua masih menjadi pusat perhatian dari semua orang. Pusing apa? Toh kedua sudah resmi menjadi sepasang suami isteri kan?..

Setelah acara pemberkatan di gereja, kini mereka pindah di hotel yang mana menjadi puncak acara untuk pernikahan mereka.

Yang seharusnya berdiri untuk menyambut para tamu, kini tengah duduk disamping suaminya dengan senyuman manis terlukis di wajahnya. Haechan tidak dibiarkan untuk berdiri, karena dia tengah hamil besar dan seperti kata Haechan, dia sudah merasakan sakit perut dari kemarin hari. Tapi sakitnya hanya sebentar lalu hilang lagi dan akan datang lagi.

"Yaaak! Haechan!" Itu teriakan Renjun yang baru saja masuk. Semua orang menatap Renjun keheranan karena pria mungil berperut buncit itu berteriak memanggil sang pengantin.

"Injun-ah, Jangan berteriak. Lihat, semua orang memperhatikanmu" tegur Haechan ketika Renjun dan Lucas sudah berada dihadapannya

"Ah aku sangat bahagia" Renjun ingin berjongkok tapi langsung ditahan oleh Lucas. Yang benar saja orang hamil mana bisa berjongkok..

Baby Bear || [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang