*END*
Bukan masalah tokoh utama, uang atau materi. Tapi, soal kejujuran, kesetiaan, dan kepastian. Itulah yang menjadi dasar dalam suatu hubungan.
Untuk apa menjadi tokoh utama jika tidak bisa berperan dengan baik? Untuk apa punya banyak uang jika t...
Di perjalanan menuju mansion Mark, anak itu terus saja diam dengan tatapan kosong, tapi air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Mark masih memakai Coat Haechan yang mereka temukan tadi, bahkan pakaian itu sudah hampir kering di tubuh Mark. Dia memeluk dirinya sendiri dan menarik kedua sisi Coat itu untuk dieratkan nya ke tubuhnya.
Hendery yang duduk disampingnya hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Dia juga sama sakitnya dengan Mark.
Jaehyun yang menyetir sesekali melihat kearah kursi tengah lalu menghembuskan nafas lelahnya. Dia ikut merasakan apa yang dirasakan dua anak di belakangnya itu. Dia tatap Taeyong yang ada disampingnya lalu mengusap lembut pipi sang istri.
" Dery? Sudah beri tahukan ini kepada orang tua mu? " Jaehyun buka suara
" Yaa, Sudah om Jae.. " Hendery
" Baiklah. Om akan meminta beberapa orang untuk menjemput keduanya menggunakan helikopter.. Kau tenaga saja, yaa? " Jaehyun
" Terima kasih om " Hendery
Jaehyun pun segera mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. Disuruhnya lah orang itu untuk pergi ke Jeju malam ini dan menjemput Johnny dan Ten. Setelah menelepon orang itu, Jaehyun juga menelepon seseorang dan meminta untuk mencetak poster sebanyak mungkin dan pagi nanti poster itu harus sudah tersebar ke seluruh Korea Selatan. Jika pagi nanti poster itu belum selesai atau belum tersebar, maka akan di pastikan bahwa perusahaan pencetakan poster dan lain sebagainya akan di tutup oleh kepala keluarga Jung itu. Jaehyun berharap semoga poster ini bisa membantu untuk menemukan kebenaran Haechan, selamat ataupun tidak. Setidaknya mereka akan menempatkan Haechan di tempat yang seharusnya, bukan terombang-ambing di atas air.
Layar lebar yang ada di jalan-jalan dan di dinding-dinding gedung semua sudah terisi kan dengan berita kecelakaan Haechan.
" Haechan... Haechan... Haechan... " Ketiga orang yang ada di dalam mobil itu pun langsung menatap Mark yang mengigau menyebut-nyebut nama Haechan, tak lupa air mata yang tak berhenti keluar.
" Mark.. Sadarlah Mark " Hendery menepuk pelan pipi Mark.
Bukannya bangun, Mark malah menggeleng-gelengkan kepalanya dan terus memanggil Haechan.
Jaehyun memarkirkan mobilnya di depan mansion Mark dan disusul dua mobil lainnya.
Segera mereka keluar dan menghampiri Jaehyun dan Hendery yang memapah Mark.. Si pria beralis camar itu berjalan dengan lemah dengan kedua tangannya yang berada di pundak Jaehyun dan Hendery.
Saat bibi Kim membukakan pintu, Mark langsung terdiam, perlahan dia turunkan tangannya dari pundak Ayahnya dan calon Kakak iparnya. Dia berjalan perlahan menuju ruang keluarga. Disana sangat cantik, ruangan yang seharusnya di nikmati semua orang dengan penuh kebahagiaan kini berubah menjadi menyedihkan.
Sungchan yang dari tadi diam saja kini menghampiri Kakaknya " Haechan yang melakukan ini, Hyung.. Dia sangat excited dengan ulang tahun mu.. Senyumannya tidak luntur sedikit pun saat merancang ini semua.. Dia bahkan membuat beberapa kue untukmu.. Dia juga menghiasi kamar kalian " mendengar semua perkataan Sungchan, Mark lalu menatap ke arah pintu kamarnya di atas, lalu dia naik ke atas tanpa memandang orang lain lagi. Semua orang menatap Mark dengan tatapan sendu.
Perlahan Mark buka pintu kamarnya, di dorongnya sampai pintu itu terbuka sempurna. Hal pertama yang Mark temukan saat pintu kamarnya terbuka adalah, wangi tubuh Haechan. Mark menutup matanya dan menghirup dalam-dalam aroma wangi itu. Masuklah dia ke kamar tanpa menutup pintunya. Kamarnya sungguh indah dengan nuansa romantis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.