Epilog

1.7K 59 34
                                    

Pernah ada yang berkata bahwa kesedihan tidak akan bertahan lama, begitu juga dengan kebahagiaan. Sebagian orang memutuskan untuk membahagiakan diri mereka dengan cara mereka sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain. Ada juga orang yang tetap hidup dalam keterpurukan yang dia alami, mau maju tidak bisa, mau mundur pun tidak bisa.

Waktu kita masih kecil, kita akan menangis jika sesuatu yang kita rasakan itu menyakiti kita dan juga kita akan tertawa ketika kita merasa sesuatu yang menyenangkan. Namun berbeda dengan kita yang sudah dewasa. Kita akan selalu menipu orang dengan cara kita untuk memperlihatkan bahwa kita baik-baik saja. Tertawa terbahak-bahak jika sedang berada di luar rumah dan akan menangis tersedu-sedu ketika berada di dalam kamar.

Terlepas dari itu, kita adalah orang yang kuat, karena berhasil bertahan, tapi tidak sedikit juga yang menyerah dan memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Sama seperti saat ini suara tawa Mark dari dalam kamarnya membuat Ten dan Taeyong merasakan hati mereka diiris bahkan ditusuk-tusuk beribu-ribu kali. Seluruh keluarga besar Jung dan Seo kini tengah berada di mansion Mark.

Tawa Mark dari dalam kamarnya seakan membuat siapa saja yang mendengarnya ikut merasakan apa yang dia rasakan.

Sehari setelah kecelakaan Haechan sepuluh bulan yang lalu, mayatnya ditemukan dalam radius 3 kilometer dari tempat kecelakaannya. Mark, keluarganya, dan keluarga Haechan mengalami shock berat.

Haechan, anak kesayangan mereka, adik tercinta, sahabat terkasih, dan pacar terbaik.
Dia memilih untuk menyerah.

Haechan meninggal karena kecelakaan itu.

Selama ini yang kita lihat dan kita rasakan, itu adalah halusinasi Mark. Dia menghidupkan Haechan dalam ingatannya, membangun sebuah kisah indah dan bahagia di dalam ingatannya.

Mark mengalami gangguan mental akibat kepergian Haechan. Di tambah lagi sehari setelah pemakaman Haechan dilakukan, Mark mengalami kecelakaan.

Dan, Dokter mengatakan bahwa Mark mengalami depresi mayor.

Sedikit penjelasan tentang depresi mayor, Depresi mayor merupakan jenis depresi yang membuat penderitanya merasa sedih dan putus asa sepanjang waktu.

Mark beberapa kali mencoba untuk bunuh diri, ia ingin berada disamping Haechan dan anak mereka yang belum sempat hadir di dunia ini.

"HAHAHAHA.. ANAK KITA PEREMPUAN, SAYANG" Teriak Mark histeris dari dalam kamarnya. Dia masih sementara melanjutkan halusinasinya mengenai pernikahan dan kelahiran anaknya dan Haechan.

"Mark, cukup nak.. Mae tidak tahan mendengar mu seperti ini, Mark.." ucap Ten disela-sela tangisnya

"Mark, buka pintunya sayang.. kita makan dulu ya.. kau sudah tiga hari tidak makan, Mark.." pinta Taeyong sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Mark.

Ya, sudah tiga hari Mark tidak makan makanan. Dia hanya terus-terusan minum air dan obatnya, tanpa makanan.

Pernah pintu berwarna coklat tua itu pun terbuka dan menampilkan Mark dengan sebuah boneka beruang di dalam gendongannya

"Sssttt.. Jangan berisik, anakku baru saja tidur dan Haechan juga baru tidur.. ayo masuk Mae, Bu..." Ucap Mark sembari menimang-nimang boneka beruang itu.

Sungguh sakit rasanya melihat Mark seperti ini.

Kamar Mark penuh dengan poster-poster Haechan yang dulu pernah mereka gunakan untuk mencari Haechan. Dinding kamar Mark sudah penuh dengan tempel poster-poster itu, bahkan tak sedikit yang berserakan di lantai. Sungguh kamarnya sudah tidak layak disebut kamar lagi.

"Sayang, kamu sama mama dulu ya.. papa mau makan dulu, oke?" Mark meletakkan boneka beruang kecil itu disamping boneka beruang yang besar, yang mana itu adalah Haechan, menurut Mark.

Baby Bear || [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang