UNCOVER 47

1.3K 168 18
                                    

Touchin' you slowly,..
love how you hold me...
I was a player, that was the old me
I sent a prayer for something holy
Got naked and show me🎶🔝
I.F.L.Y.
.
.
.
.
Ifuckinloveyou.

Pov Jennie

Aku tidak tau,sekarang aku harus senang atau sedih?.

Aku menatap nya, dan ku hapus air matanya.

"Jisooyaaa... Walau pun kau sudah tau apa yang terjadi, kita tidak bisa bersama seperti dulu...". Ucapku sambil terisak.

" wae...?!kenapa kau berbicara seperti itu Jennie yaa...? Waeyo..?
Apakah kau sudah tidak mencintai ku lagi...?".air mata Jisooni terus mengalir deras ke pipi nya.

"Aniyo....aku masih sangat mencintai mu,maka dari itu aku akan merelakan mu dengan seseorang pilihan kedua orang tua mu..". Ucapku dengan tenggorokan tercekat.

" kenapa harus seperti itu...? Kita bisa bersama jika kita berjuang bersama Jennie yaa...tatap aku...dan katakanlah...kau akan berjuang bersama ku,maka aku akan melewati semua rintangan untuk mu...
Katakan lah...!! Jennie yaaaa... jeongmal..". Jisooni sedikit berteriak, kurasa dia mulai prustasi karena ucapan ku.

"Mianhae jisooyaaa... Mungkin semua ini yang terbaik untuk kita...
Aku tidak ingin kau melawan orang tu...".

Cupp..

Belum sempat aku menerus kan ucapanku,Jisooni sudah membungkam mulut ku dengan bibir nya,dia melumat bibir ku sambil terisak.

Aku tidak membalas nya sama sekali, karena saat ini aku sedang menangis dan kalut dengan hatiku.

Dia melepaskan pagutan nya,lalu menangkup pipiku agar aku menatapnya sambil menghapus air mataku menggunakan ibu jarinya.

" Jennie yaa... Jeongmal... Jangan berkata seperti itu... Aku tidak ingin mendengarnya...! Aku mencintaimu dan aku ingin terus bersamamu bukan dengan orang lain...!
Aku hanya ingin hidup berdua dengan mu...
Kumohon....sekarang katakan lah bahwa kau mencintai ku..dan kau akan berjuang bersama ku...". Lirih nya.

Hatiku sangat sakit melihat nya seperti itu.

Aku sangat mencintai nya,aku ingin memiliki nya.
Tapi orang tuanya sangat menentang hubungan kami.

Aku terus terisak dan menunduk menanggapinya.

"Jennie yaa...katakan lah kau mencintai ku... Dan ayo kita berjuang bersama...jangan dengarkan orang lain... Dengar kan saja apa kata hatimu...tatap aku...". Dia mengarahkan kembali wajahku kehadapannya.

Hingga mata kami saling bertemu.

Aku memejam kan mataku.

kau benar...aku sangat mencintai mu...aku ingin terus disampingmu... dan bisakah aku egois untuk bersama mu...?

Aku mengangguk di tengah isakan ku lalu menarik tengkuk nya, menyatukan kembali bibir kami.

Aku melumat bibirnya dengan lembut untuk menjawab pertanyaan, Jisooni membalas lumatan ku sambil menepuk nepuk punggung ku untuk menenangkan ku.

Kami masih terisak dalam lumatan kami.
Kepala kami mulai bergerak berlawanan.

Jisooni mendorong pelan tubuhku, hingga aku berbaring di tempat tidurku,tanpa melepaskan pagutan kami.

Dan kini tangan jisooni mulai merambat ke payudaraku, ciuman lembut nya mulai memanas, saat lidah nya berselancar di dalam mulut ku.

Aku rasa aku butuh oksigen, aku mendorong pelan bahu Jisooni, dia masih asyik dengan kegiatan nya dengan mulut ku,dengan perlahan dia membuka selimut yang berada di dada ku.

UNCOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang