"Apa ayah mencintai ibu?"
Aldric menatap lama wajah Valda
"selalu nak, dan akan selamanya begitu"
Senyum teduh Aldric seakan menuntut penekanan bahwa begitu besar perasaan Aldric pada Amanda
Sepersekian detik ia terdiam dan mengelus kepala Valda lalu kembali masuk kedalam rumah
.
Dirasa sudah cukup lama Valda di taman, terik nya siang hari seakan menyuruh Valda untuk cepat cepat kembali masuk ke dalam rumah, perbedaan suhu ruangan pun cukup jelas dirasakan Valda karna rumah ini memiliki pendingin ruangan yang membuat rumah ini akan selalu terasa sejuk dan nyaman.
Sembari berjalan santai ia sesekali tersenyum pada para maid yang menyapanya, meski kadang ia masih terlihat sangat kaku dan belum bisa membiasakan diri
Ketika hendak menaiki tangga, pertanyaan seorang maid menghentikan langkahnya
"Maaf tuan muda, kenapa tidak naik lift saja?"
"Eh emm...Itu...Emm... Valda gak tau caranya hehe"
"Oh begitu, biar saya bantu tuan"
Maid itu membawa Valda menuju lift dan menjelaskan beberapa tombol yang harus di gunakan.
"Makasih ya kak hehe, oh ya nama kakak siapa ya?"
"Saya Riri tuan muda, kalau begitu permisi, saya harus melanjutkan pekerjaan lagi" Setelahnya maid itupun berlalu pergi
"Kak Riri? Valda pernah ketemu dia gak sih?dimana ya? Ish lupaaa" wajah maid itu terasa tak asing bagi Valda namun ia tak dapat mengingat dimana dan kapan mereka pernah bertemu sebelumnya.
Valda menekan tombol lantai tiga dan pintu lift tertutup
Saat pintu lift kembali terbuka, pemandangan ruang keluarga yang sepi menjadi hal yang Valda lihat saat ini
Tak ada maid yang berada lantai ini, mungkin karna ini ruangan keluarga jadi bisa saja Aldric lebih mengutamakan privasi bersama keluarga nya dan tidak ingin di ganggu oleh beberapa maid .
Langkah kakinya di bawa menuju sebuah piano putih di depan jendela, dari awal memang piano inilah yang banyak menarik perhatiannya
Beberapa foto masa kecil kakak nya terpajang disana
Difoto itu terlihat seorang anak kecil dengan setelan santai tengah tertawa menampakkan dua gigi tengahnya yang emm ompong mungkin
Dan seorang anak kecil yang tengah duduk di sebuah ayunan dengan kaki mungil yang tak mencapai tanah
Oh disana juga terdapat foto masa kecil Valda namun bedanya foto itu terlihat di ambil dari jarak jauh
Terlihat juga Valda yang tengah menggenggam sebuah permen lollipop dengan kedua tangannya. Dari kecil Valda memang sangat suka sekali dengan makanan manis.
Perlahan Valda duduk di kursi kecil yang ada di depan piano itu, dan mulai menekan beberapa tuts piano. Ia tak pernah dan tak pandai dalam bermain musik namun ia sangat suka mendengar alunan lembut dari piano
Satu persatu tuts nada di tekan nya secara acak tanpa tahu apa lagu yang dimainkan
Senyum mengembang karna akhirnya ia bisa untuk pertama kalinya mencoba memainkan alat musik yang ia sukai itu, meski dengan nada yang lamban dan tak beraturan namun setidaknya itu sudah membuat Valda senang
"Hai"
TENGG!
Keterkejutan membuat Valda tak sengaja menekan tuts piano dengan keras dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALDA ADIWANGSA [END]
RandomHidup adalah tentang perjalanan, baik buruknya hanya tuhan yang tahu, tugas kita sebagai manusia adalah menjalani dan memahami maknanya. Seorang remaja laki laki juga tengah berusaha menjalani hidupnya, banyak hal baru yang kadang membuat ia terkej...