"Terimakasih banyak ya dek Allea sudah jauh-jauh mampir kemari" ucap seorang ibu yang menyentuh pundak ku.
"Sama-sama bu, kami yang terimakasih banyak karna sudah diberikan kesempatan untuk bermain-main disini" kataku menyentuh telapak tangan nya yang sedikit keriput.
Wanita yang berusia sekitar 50 tahunan itu tersenyum hangat kepada kami.
"Ayo masuk, adek-adek sedang bersantai didalam" ajaknya kepada kami. Kami mengekor dibelakang bu Dewi.
"Nah, ini kamar tidur anak-anak, ada sebagian yang tidur disini, sebagian lagi pulang" kata Bu Dewi menunjukan kamar berukuran lima kali empat meter dengan 3 ranjang tingkat. Cukup bersih dan rapi.
"Maaf kalau boleh tau kenapa pulang bu?" tanya Sean yang sedari tadi mengamati seluruh ruangan.
"Jadi ada anak-anak yang tinggal dilingkungan sekitar sini mereka memang yatim piatu tetapi mereka masih memiliki sanak saudara jadi sebagian ada yang kembali kerumah, disini mereka bisa bermain dan belajar" Bu Dewi menjelaskan kepada kami sembari menengok ke arah ruang lain.
"Kalau ini, ruang belajar anak-anak" ucap Bu Dewi. Didepanku nampak beberapa anak berusia 7 hingga 15 tahunan yang sedang asyik bercengkrama di atas karpet merah dengan meja bundar di setiap sisinya. "Silahkan kalian jika ingin berkenalan dengan anak-anak, santai saja anggap seperti rumah sendiri, ibu mau ke kantor sebentar ya" kata bu Dewi dengan ramah kepada kami.
"Oh iya silahkan bu, kami yang permisi mau ngajak anak-anak bermain" kataku dengan hangat.
"Santai saja, anak-anak ini ada kakak-kakak cantik dan ganteng mau kenalan, udah sana" katanya membalasku, sembari meninggalkan kami setelah memperkenalkan secara singkat kami ke anak-anak.
"Kak" panggilku ke Samuel, Lelaki itu menoleh kepadaku. " Minta tolong ya?".
"Nih, kan kak Sam jago hehe" kataku tersenyum kepadanya menyodorkan kamera.
"Iyaaa Ale" balasnya menerima kamera dengan tangan kiri nya menyentuh puncak rambutku dengan mengelusnya. aku balas menatapnya.
"Makasih kak Sam".
Kulangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan itu, anak-anak menatap kedatangan kami dengan rasa penasaran. Mata mereka tertuju kepada kantong yang dibawa Sean dan Samuel.
"Halo semuanya" kataku menyapa mereka.
"Hai...." dengan antusias mereka membalas sapaan ku dan menghentikan aktivitas mereka lalu menghadap ke arah papan tulis dimana didepannya ada aku dan Sean.
"Lagi pada ngapain?" tanya ku dengan ceria.
"Belajar kak" ucap seorang anak perempuan yang berambut ikal, sepertinya dia memang sedang belajar nampak buku tulis dan buku tematik didepannya.
"Main Uno kak" ucap seorang anak laki-laki berusia sekitar 10 tahunan.
"Wah seru sekali, tapi maaf ya kakak mau ganggu sebentar aja, kakak mau ngajak kalian bermain bersama" kataku menepuk kedua telapak tangan.
"Kenalin aku Allea, nah yang kakak ini namanya Sean" kataku menunjuk bahu Sean, lelaki itu tersenyum kepada anak-anak didepannya.
"Ih kakaknya ganteng kayak Taehyung BTS" celetuk seorang anak perempuan yang memakai jilbab.
"Wahh kayak oppa dong kak Sean" aku membalas gadis itu dengan tawa. "Sapa anak-anak dong oppa" candaku ke Sean.
"Annyeonghaseyo" kata Sean dengan semangat dan malu menyambut anak-anak didepannya.
"Wah kakaknya bisa bahasa korea" gadis kecil itu nampak antusias.
"Wih keren" ucap anak lainnya.
"Nah kalau yang pegang kamera dibelakang kalian itu" aku menunjuk Samuel yang sedari tadi asik dengan kamera ditangannya. " Kak Samuel".
KAMU SEDANG MEMBACA
EKSPETASI
ChickLitGara-gara kesalahan di malam pesta itu, Lea gadis yang selama ini menjadi kebangaan kehilangan seluruh kepercayaan dirinya. Hingga dia harus mengalami kehilangan banyak orang yang berati dihidupnya. Kekasih dan sahabatnya bahkan tak mempercayai Lea...