Villa Nino

71 1 0
                                        

"Carla..." Samuel terperanjat mendapati kondisi Carla yang begitu memilukan didalam sana.
"Kak" aku memberinya isyarat untuk tetap tenang dengan menunjuk satu jari di depan bibir.

Braaakkkkk
"Disini kamu ternyata" kata seorang yang sepertinya polisi sudah menemukan keberadaan Nino.
"Mau lari kemana kamu!!!" kata seorang polisi yang berbadan kurus dan tinggi. Dia memegang pundak Nino yang sepertinya sedang teler, sehingga tak bisa menghalau keberadaan polisi. Segera kutarik tangan Samuel untuk menuju ke tempat suara berasal.

Saat kami masuk ke dalam villa diruang tamu, meja minuman dipenuhi berbagai botol serta sebuah gelas kaca dengan setengah isi minuman didalamnya. Aroma alkohol bercampur dengan bau rokok menciptakan atmosfer negatif. Awan putih tebal dari rokok masih melayang perlahan diudara. Sementara itu didepan meja dimana alkohol berada terdapat serbuk-serbuk putih yang berantakan, dan beberapa kantong yang masih terisi serbuk. Nino tampak tidak sadarkan diri meskipun kedua matanya terbuka dan dia tampak cemas. Terlebih saat salah seorang polisi membuka salah satu tirai disudut ruangan agar lebih terang.

Samuel yang melihat Nino langsung saja menghampiri nya dan menghajar pria itu. Namun polisi segera menghadang, begitu juga aku segera menarik tubuh Samuel.
"Sialan cowok brengsek lo!!!!! berani-beraninya lo manfaatin adek gue!!!!!" Samuel benar-benar gelap mata.
"Kak Sam berhenti" kataku berteriak.
"Berhenti!!!" ucap polisi.
"Kak, biar ini jadi urusan polisi, kita harus cari Carla" kataku menatap mata Samuel yang begitu pilu.
Kami berjalan menuju ke area dalam dan menemukan Carla yang tertidur.
"La..." aku menyentuh tangan nya.
"Carla " kata Samuel sedikit keras.
Perlahan gadis itu membuka mata, dalam hitungan detik Carla menangis memeluk ku. Aku membalas pelukannya dengan begitu erat. Bisa kurasakan ketakutan tumbuh didalam dirinya.
"Lea guee....." dia menangis aku bisa merasakan bahu ku basah oleh air matanya.
"Gue bodoh banget" kata Carla pilu.
"Gue udah bilang ke lo berkali-kali, kalau Nino itu brengsek" kata Samuel yang sudah tidak bisa membendung amarahnya, meskipun sebenarnya dia khawatir.
"Kak Sam" aku mencoba menghentikan Samuel.
"Carla" aku memeluk carla lebih erat dan mengusap punggung yang begitu hangat.
"Tenang ya, udah ada gue dan kak Sam" Carla melepas pelukan ku dan mengusap air matanya.
"Gue mau putus dari dia Le" kata Carla dengan lebih tenang tapi tegas. Aku dan Samuel hanya mengangguk diam. Carla berdiri dan menuju keruang dimana polisi sudah berhasil mengamankan Nino beserta barang buktinya.
"Carla... La aku sayang kamu, kamu gak mungkin lakuin ini kan?" kata Nino berteriak saat polisi membawanya keluar.
"Carla tolongin gue, gue sayang sama lo" teriak Nino, dia berusaha melepaskan jeratan polisi. Namun dia tak cukup tenaga untuk melawan.
Aku disamping Carla menuntun gadis itu menuju pintu untuk keluar menyaksikan Nino saat polisi membawanya, sementara Samuel tetap berada di belakang ku.
"Carla lo tau kan apa yang bakal gue lakuin!!!" Nino semakin memberontak dan tertawa mengancam Carla.
"Sialan !!!!" Samuel yang sudah tidak tahan dengan Nino, menyerobot maju ke depan dan merebut Nino dari polisi lalu menghujani dengan hantaman.
"Lo jangan pernah ngusik adek gue! betah betah lo dipenjara!" Samuel meluapkan kemarahannya, rahangnya menegang. Sedangkan Nino yang tak sempat menghindar berhasil terkena hantaman Samuel.
"Eh.. hahaha... lo gatau gue punya video yang bakal bikin adek lo hancur bareng gue!" kata Nino yang semakin membuat darah Samuel mendidih.
"Brengsekkk cowok kayak lo harus membusuk dipenjara" Samuel benar-benar tidak terkendali, bahkan polisi pun kalah dengan tenaganya saat ini.
"Ini, ini maksud lo" Carla menyela, dia mengeluarkan sebuah flashdisk lalu melemparkan kedalam sebuah kecil yang berada taman rumah villa itu.

Flashdisk itu berisi rekaman video Carla dan Nino, Nino dengan sengaja membuat rekaman saat Carla telanjang dan mandi selama di kos yang mereka tempati. Namun, satu bulan lalu saat Nino teler di kos dan Carla datang dia melihat isi laptop Nino. Saat Nino tersadar dia meminta penjelasannya. Nino berkata itu untuk koleksi pribadinya, karena dia sering merindukan Carla. Dengan kata-kata manis Nino, Carla kembali dikelabuhi Nino, meski begitu Carla tetap meminta Nino menghapus video-video yang ada pada laptop itu. Setelah kejadian itu Carla takbisa mempercayai Nino sepenuhnya, dia menggeledah barang Nino yang berkaitan dengan rekaman, baik itu handphone, ipad semuanya bersih. Kecuali, sebuah flash disk. Tanpa Nino sadari Carla mengambil flashdisk itu, memformat file dan tetap menyimpan flahsdisk itu seolah tak terjadi apapun.

"Gue udah muak sama lo, gue gak takut lagi sama ancaman lo yang kampungan itu! pak, saya akan sangat siap jika bapak meminta saya sebagai saksi" Carla berkata dengan tegas. Samuel juga melepaskan cengkramannya dan langsung diambil alih polisi. Muka Nino begitu kesal berbeda dengan Samuel yang sudah lebih baik dan menguatkan adiknya.
"Baik, kami berterimakasih juga dengan kalian, berkat laporan kalian kami bisa menemukan ekor yang berbulan-bulan ini kami cari" kata polisi yang berbada tegap itu. Dia juga mengatakan Nino mungkin akan mendapat banyak tuntutan selain narkoba, dia juga menganiaya, pelecehan dan pengancaman.

Sebelum Nino masuk ke dalam mobil dia sempat mengatakan sesuatu yang kami sepelekan.

"Inget, air dicincang gak akan bikin putus" ucap Nino tegas dan tersenyum sengit.
Mobil itu pergi membawa Nino.

Aku memeluk Carla dan menguatkan gadis itu.
"Carla lo hebat udah sejauh ini, gue akan selalu ada disamping lo La" kataku menenangkan Carla.
"Lea maafin gue, gue selama ini takut sama Nino, gue gak bisa cerita ke siapa-siapa" katanya kembali menangis.
"Carla, gue lega" Kata Samuel, kami melepas pelukan dan menoleh ke arah Samuel.
"Kak...maafin gue" ucap Carla beralih memeluk Samuel, "Gue gak mau dengerin kata lo kak, gue takut tabiat Nino bakal nyelakain lo" Carla semakin menangis dengan kencang didada Samuel.
"Carla dengerin ya, gue gak mau lo nemuin cowok itu lagi. Intinya gue sekarang lega banget lo bisa lepas dari cowok toxic itu"
"Tapi kak, di live video, mama papa keluarga kita gimana, gue emang bodoh banget gak bisa jaga nama baik kak, gue bodoh banget tolol gue" Carla menyakiti dirinya dengan memukul kepalanya sendiri.
"Carla berhenti" Samuel menahan kedua tangan Carla dan menatap adiknya begitu dalam, "Lo adik yang paling gue sayang, lo berharga La, nanti gue yang bakal ngomong ke mama papa. Gue yang harus disalahin karna gagal jagain lo, berhenti nyakitin diri sendiri" ucap Samuel begitu dalam. Melihat keduanya begitu tulus, tanpa kusadari air mata sudah menumpuk diujung mataku. Samuel yang selama ini usil ternyata begitu penuh kasih kepada saudaranya.
"Lo jangan takut lagi, ada gue, ada Ale yang bakal jagain lo, soal itu gue tau lo salah, tapi gue yakin lo gapunya pilihan, lo bisa menebus dengan melakukan hal-hal baik kedepannyaa dan nggak ngulangin kesalahan itu lagi,oke" Kata Samuel dengan bijak diikuti anggukan Carla.
"Carla inget ya jangan nyerah, ada gue disini yang mau ngobatin luka lo" ucap ku tersenyum dan Carla juga kembali tersenyum. Aku menggandeng tangannya dan menuju mobil, diikuti Samuel kami pergi meninggalkan rumah villa itu. Kami mampir ke apotek, aku membeli beberapa obat-obatan untuk mengobati luka Carla karena dihajar Nino.
Selama diperjalanan, Carla tertidur dibahuku. Sementara Samuel menyetir dengan lebih tenang sambil sesekali melirik bangku belakang.
"Ale, terimakasih ya" kata Samuel dengan lirih. Kubalas dengan anggukkan dan tersenyum. Mata kami bertemu melalui kaca mobil.

EKSPETASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang