Hari Kompetisi

565 25 0
                                    

Aku menarik nafas panjang saat hendak melangkah masuk ke dalam sebuah gedung di kampus ku. Gedung ini biasanya dipakai untuk kuliah bersama, tetapi berbeda dengan hari ini. Sejauh mata memandang banyak mahasiswa memakai pakaian office look, tak terkecuali dengan diriku. Mengenakan blazer top berwarna mocca dengan balutan celana highwise coklat dan heels dengan tinggi 7 cm menambah tampilan percaya pada diriku, tak lupa tas berwarna senada yang manggantung indah ditangan kananku. Untuk menyempurnakan tampilan ku kali ini aku juga memoles sedikit make up natural serta rambut layer yang aku ikat setengah agar menimbulkan kesan rapi.

Aku melangkahkan kaki dengan percaya diri, di pintu masuk disambut oleh beberapa mahasiswa senior dengan senyum yang ramah. Setelah aku menempelkan kartu mahasiswa di sebuah absen elektronik yang tersambung ke dalam sebuah laptop, sehingga siapa yang datang akan langsung muncul datanya, sehingga panitia dan peserta tidak perlu bersusah payah menyusun lembaran kerta dokumen yang akhirnya akan terbuang. Aku segera memasuki gedung yang berisi puluhan kursi menghadap ke arah panggung utama tempat layar utama bertuliskan seperti pamflet yang tersebar.

Rasa percaya diri yang tadinya ada hilang seketika ketika melihat seseorang yang duduk dengan manis dibangku dengan nomor 10. Gadis itu menoleh ke arahku, namun tak ingin merusak kepercayaan diri yang kubangun sejak semalam, aku mengalihkan perhatiannya dan mencari nomor dimana aku harus duduk sesuai dengan nomor peserta yang kudapatkan.

"12" kata ku dalam hati sedikit kesal mendapatkan nomor disebelah gadis itu.

Iya, gadis yang lama tak kutemui, gadis yang dulu pernah tidur, makan, tertawa, bersedih bersama ku kini berada disampingku menggunakan look bertemakan green sage yang membalut tubuhnya yang putih, dia "Nindi". Aku mencoba mengalihkan suasana yang canggung dengan tersenyum kepada satu sama lain, meskipun rasanya berat. Tak hanya diriku, didalam gedung ini bisa kurasakan orang-orang yang tersenyum tak tulus hanya untuk menunjukan dirinya lah yang paling terbaik. Entah kenapa meskipun kini aku duduk hanya berjarak satu kursi dengan Nindi, dia juga sama sekali tak menyapa, hanya senyum yang kudapatkan. Hal ini juga membuatku semakin ragu untuk melanjutkan.

Tepat pukul 09.00, acara dimulai dengan sambutan dari rektor kami dan cup-cuap dari mahasiswa senior yang cantik dan tampan. Melihat mereka begitu pintar dan percaya diri untuk berbicara didepan membuatku merasa insecure.

"Waw, keren" ucapku dalam hati menyaksikan mahasiswa senior  bernama Lalita  yang saat ini berada di depan kami, hebatnya lagi karena untuk kompetisi ini dia ditunjuk oleh kampus sebagai ketua pelaksana, cukup kagum melihat perempuan dengan tinggi 160 yang berdiri anggun didepan sana.

Panitia mengintruksikan untuk membuka handphone, yang ternyata ujian tulis dilaksanakan melalui handphone dengan masuk kedalam link yang telah disediakan.

"Silahkan kalian buka handphone, dan ketuk link sesuai yang kami berikan, ketika kalian masuk silahkan menuliskan nama kalian dan nomor peserta, waktu mengerjakan dimulai, jika kalian keluar dari link otomatis nilai kalian kosong jadi jangan harap bisa nyontek, silahkan dimulai waktu kalian 60 menit dari.... sekarang" kata seorang panitia berkumis tipis, dengan postur tubuh sedikit besar.

Serentak semua peserta sibuk menatap layar handphone dan memainkan jari diatas layar. Aku memulai tes tulis ini dengan cukup tenang. Meskipun sempat blank saat tiba, tetapi untung saja aku bisa menjawab semua pertanyaan dengan mudah hanya dalam waktu 45 menit. Materi yang aku baca selama seminggu ternyata tak sia-sia.

"Untuk yang sudah selesai, tetap duduk ditempat masing-masing dan silahkan yang belum, terus dikerjakan" ucap panitia yang sedari berjalan mengawasi kami.

Aku bisa merasakan ketegangan para peserta saat si panitia berkumis mengatakan waktu tinggal 5 menit. Tak terkecuali dengan Nindi yang sepertinya sibuk menoleh kenanan dan kekiri.

EKSPETASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang