Samuel berdiri dihadapan kami, tubuhnya cukup tinggi dibandingkan denganku dan Nindi meski kami sudah mengenakan heels.
"Jemput Ale, lo ikutan juga?" tanyanya pada Nindi.
"Iya" wajah Nindi berubah tidak enak kepada Samuel.
"Kalian kenal?" tanyaku.
"Iya satu komunitas" ucap Samuel.
"Ale, lo keren banget gue salut" ucapnya sambil mengelus rambut ku, yang membuat pipiku merona. Aku bisa melihat raut wajah Nindi yang berbeda dengan sebelumnya.
"Sam, aduh jangan diberantakin" aku menangkis tangan Samuel.
"Nin, mau bareng kita?" ajakku.
"Ah enggak deh, entar ganggu kalian"
"Yaudah deh, kalau gitu kita duluan ya" Samuel menarik tangan ku tiba-tiba, membuatku tidak enak dengan Nindi.
"Nin, sorry gue duluan ya" aku melambaikan tangan kepada Nindi yang tersenyum tipis memandangku bersama Samuel.
"Sam, tadi makasih banyak ya berkat lo gue nggak gugup" kataku saat kami berdua duduk disebuah cafe untuk makan siang.
"Iya, sama-sama apanih upahnya"
"Hah upah?"
"Upah apa ya" mata Samuel mendelik genit.
"Apasih Sam, gausah macem-macem deh" kataku, melambaikan tangan agar dia tak berfikir semakin jauh.
"Satu macem aja deh" dia semakin genit yang justru membuat ku ingin tertawa. Wajah polosnya tak cocok mengucapkan kalimat yang seharusnya dilontarkan oleh para badboy.
"Halah ngawur deh, tuh makanannya dateng" seorang pelayan mengantarkan pesanan kami, seperti biasa matcha latte dan samuel memesan es jeruk, serta dua porsi beef steak.
"Tadi kok lo bisa masuk?" tanyaku kepada Samuel.
"Bisalah, demi lo" ucapnya singkat.
"Serius nih Sam"
"Ih serius juga gue Aleeee, ada temen SMA gue jadi panitia terus gue bilang ada masa depan gue didalam" kata Samuel dengan santainya.
"Hahaha terus-terus dibolehin?"
"Awalnya enggak, tapi gue ancem gue aduin ke pacarnya kalau dia selingkuh sama satu anak komunitas, akhirnya dibolehin" ucapnya begitu santai sambil memotong daging.
"Oh ya? lain kali jangan ngelawak" ucapku.
"Maksudnya?" Jawab Samuel dengan alis kanan terangkat.
"Masa depan lo, Nindi?" kataku kesal.
"Didepan gue" jawaban singkat Samuel membuatku terdiam sejenak.
"Nih, tuker, bercanda doang gue gausah merah gitu mukanya" Samuel menukar potongan daging yang sudah siap makan dengan milikku yang masih utuh.
"Aish makasih ngapain repot-repot sih" kata ku mecoba mengalihkan perhatian.
"Udah lo capek tadi habis pidato"
"Hahaha pidato?? ceramah Sam".
Aku menikmati setiap momen bersama Samuel, dia asyik meskipun jantungku tidak berdebar seperti saat melihatnya bertelanjang dada tapi bersama cowok ini aku bisa tertawa menikmati hidupku yang setahun kebelakang hambar. Lagian ngapain juga aku berharap cowok ini bertelanjang dada, astaga aku mengutuki diriku sendiri yang begitu mesum.
Samuel mengantarkan ku sampai didepan lobi apartemen seperti biasa. Aku memasuki lobi dan melihat Sean masuk kedalam lift, tak ingin terlibat dengannya hari ini aku hanya mengikuti cowok itu dari kejauhan, wajahnya begitu pucat dan pandangan nya kosong. Aku berusaha untuk tak peduli tapi nyata nya aku tetap khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
EKSPETASI
ChickLitGara-gara kesalahan di malam pesta itu, Lea gadis yang selama ini menjadi kebangaan kehilangan seluruh kepercayaan dirinya. Hingga dia harus mengalami kehilangan banyak orang yang berati dihidupnya. Kekasih dan sahabatnya bahkan tak mempercayai Lea...