Pilihan Terbaik Pergi dan Menahan

32 2 0
                                    

Beberapa hari setelah kejadian di Villa Nino, aku lebih sering berada di rumah Carla. Carla juga memutuskan untuk rehat dan izin dari kuliah.

Nama Carla yang selama ini cukup dikenal membuatnya memperoleh banyak dukungan, meskipun demikian juga tidak sedikit hujatan yang mampir ke sosial media Carla mengatakan hal-hal buruk kepada Carla seperti "suhu", "dasar murah, "kukira polos upsss", "udah tau dosa, bunuh lagi" dan masih banyak lagi yang bikin Carla semakin drop. Oleh karena itu keluarga Carla memutuskan untuk mengisolasi Carla dari sosial media.

Sementara itu, mama papa Carla memutuskan untuk mengambil hukum atas apa yang dialami putrinya. Mereka juga merasa bersalah karena merasa apa yang terjadi dengan Carla karena kesibukan mereka. Lalu untuk Nino kuharap dia betah didalam sel.

Hari ini aku, Samuel dan Carla berada di mobil menuju bandara. Setelah berfikir cukup panjang, mama papa Carla memutuskan agar Carla memperoleh terapi untuk traumanya. Sebab setelah kejadian itu, Carla berkali-kali memukul kepalanya setiap melihat komentar-komentar tentang dirinya. Namun, bukan ke dokter, orang tua Carla memilih Bali sebagai pusat meditasi agar Carla bisa menenangkan dirinya dan mengobati lukanya. Carla pun juga setuju dengan pilihan orang tuanya. Mereka memilih salah satu tempat selfhealing di Bali yang cukup terkenal. Carla akan berada disana selama beberapa minggu. Selama itu dia akan fokus untuk mengobati batin, kesedihan dan traumanya.

"Lo yakin La gamau gue temenenin" kataku meyakinkan Carla, karena aku sendiri juga sudah berjanji untuk jagain dia.
"Nggak le, gue juga pengen fokus sama pengobatan ini, lo fokus aja sama ambassador campus dan buat gue bangga ya"kata Carla yang duduk di bangku belakang.
"Lo baik-baik disana ya" kata Samuel.
"Iya kak, lo jagain Lea ya" ucap Carla, sampai membuatku tersedak oleh nafasku sendiri.
"Carla mulai deh" aku menoleh kebelakang, menatap tajam ke gadis itu, dia tertawa melihat mukaku yang memerah.
"Lo restuin nih" ucap Samuel santai dibalik kemudinya.
"Ini kakaknya ngapain ikutan" kataku geram.
"Hahaha pakai nanya, gue restuin asal jangan aneh-aneh sama Allea" tambah Carla.
"Gue turun nih" ancam ku ke dua kakak beradik itu.
"Ih lo suka kan?" Goda Carla sambil mencubit lenganku, dia memajukan tubuhnya kedepan untuk lebih dekat dengan ku dan Samuel.
"Suka apa?" balasku.
"Suka pemandangannya tuh" balas Carla sambil menunjuk jalanan tol yang dihiasi pegunungan.
"Carla jangan usil ya, pokok nya lo disana hati-hati kalau kangen gue susulin" kataku.
"Beneran, entar lo nyusul ya? sama kak Sam juga biar kek honeymoon kalian" ucap Carla dengan santai.
"Mulai...." kataku kesal, sedangkan Samuel hanya tersenyum melihat tingkah kami.

Tidak lama kemudian kami tiba Samuel menurunkan koper Carla, kami berpisah pintu gerbang domestik. Carla melambaikan tangan kepada ku dan Samuel. Hatiku juga lebih tenang karena Carla sudah lebih baik daripada beberapa waktu lalu.
"Bahagia selalu ya la..." ucapku dalam hati.
"Yuk balik" ajak Samuel, aku mengangguk dan masuk mobil.
"Lo ada acara?" tanya Samuel.
"Enggak sih, tapi gue ada janji entar malam"
"Sama siapa? Sean?"
"Heem" jawabku.
"Lo balik sama dia?" tanya Samuel dingin.
"Enggak, gue cuma mau ada bahasan tugas"
"Oh, lo gak akan jatuh cinta lagi sama dia?" tanya Samuel. Aku terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan konyol Samuel.
"Gak bisa jawab? tapi yang namanya jatuh cinta emang gak bisa ditebak sih, sama siapa dan kapan" kata Samuel, aku memandang pria itu ucapannya kali ini sedikit serius.
"Kita mampir ke suatu tempat dulu ya" ajak Samuel.
"Ha..kemana kak?"
"Tenang gak akan sampai malam" ucap Samuel dengan serius.

Mobil mereka meluncur dengan tenang di jalan berliku, melihat gunungan hijau kurasa kami menuju bukit, di tengah hamparan pepohonan yang hijau. Di sepanjang perjalanan, sinar matahari membelai wajah Samuel yang semakin menunjukan pesona ketampanannya melalui jendela terbuka, menciptakan aura hangat dan intim di dalam mobil. Pantas saja banyak sekali kaum hawa yang mengenal Samuel, selain tampan dia juga dikenal pintar dan humoris.

EKSPETASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang