[ The Elemental Trilogy | Book 2]
Peristiwa terahkir memberikan pukulan besar bagi mereka, terutama untuk Luna yang kehilangan satu-satunya keluarga. Kepergian Hanna Fletcher menjadi titik balik dari keenganan Luna untuk kembali melibatkan diri dala...
Pukul 03.15 malam, Isabella mengetuk pintu rumah di depannya dengan terburu-buru, sesekali bergerak gelisah dan memperhatikan sekitar dengan ketakutan.
Dalam gendongannya, Zean kecil tertidur pulas, melingkarkan tangan mungilnya di leher sang ibu dan meletakan kepalanya di bahu kiri Bella. Tampak tidak terganggu dengan gerakan-gerakan gelisah yang ibunya lakukan.
Beberapa saat kemudian, pintu ahkirnya terbuka. Sosok pria muncul, berekasi terkejut melihat Bella berdiri bersama sang putra di depan pintu rumahnya.
"Untuk apa malam-malam datang ke sini? Dimana Herrold?" Tanya Ivander Haldane, sembari menyingkir dari pintu dan mempersilahkan sang kakak masuk.
Isabella melangkah masuk, sesaat merasa legah saat Ivan menutup pintu. Dia kemudian berbalik untuk melihat adiknya yang menautkan alis heran. Ivan menatapnya penuh tanda tanya. Tapi kemudian pria itu melirik Zean kecil dan sadar agar lebih baik menidurkan Zean di kamar lebih dulu.
Ivan mengantar Bella ke kamar tamu, membiarkan kakaknya menidurkan anak laki-lakinya terlebih dahulu. Hingga beberapa saat kemudian, setelah Bella sedikit lebih tenang, mereka duduk di meja makan dan mulai bicara.
"Blackton mengetahui niat Herrold bergabung, dia mengirimkan orang untuk membakar rumah kami dan menculik Freya."
Ivan terkejut dapat melihat bertapa cemas dan gelisahnya Bella. Ivan tau betul niat terselubung Herrold ikut serta dalam kelompok Lysandra Blackton.
Blackton memiliki kemampuan untuk melacak seorang ZA yang memiliki kemampuan istimewa, hal yang keluarga Valture sangat butuhkan.
Sejak lama, mereka mencari seroang ZA yang terikat jiwa dengan salah satu roh element, yakni White Frost. Hal itu dilakukan demi bisa mengangkat kutukan dari tubuh Zean kecil.
Keluarga Haldane memiliki sejarah panjang mengenai kutukan turun temurun. Dalam keluarganya, Ivan adalah yang sial sebab mendapatkan kutukan tersebut sejak ia lahir. Dia berpikir kutukan akan berhenti apabila ia tidak menikah dan memiliki anak. Tapi siapa sangka, kutukan itu justru berlanjut pada anak kakaknya.
Isabella seharusnya bebas dari kutukan. Anak perempuan selalu menjadi yang paling beruntung. Bella melahirkan Freya dalam keadaan normal, tapi tiga tahun kemudian, Zean lahir dan kutukan sudah menempel padanya sejak saat itu.
Hanya ada satu cara yang bisa dilakukan untuk mengangkat kutukan secara permanen. Yaitu dengan menyerap energi kehidupan seorang ZA yang memiliki ikatan dengan White Frost. Selama beberapa generasi, tidak ada yang cukup beruntung menemukan White Frost di generasi mereka. Roh-roh element tidak selalu berada dalam satu wadah selama berabad-abad. Sekarang pun, Ivan tidak cukup yakin Zean akan beruntung.
Mereka masih belum menemukan ZA yang terikat dengan White Frost. Itu sulit untuk benar-benar mendeteksi dan menemukannya.
"Herrold pergi menyelamatkan Freya," kata Bella.
Perhatian Ivan kembali beralih pada Bella. Alisnya mengerut dalam mendengar apa yang wanita itu katakan.
"Dia pergi sendirian? Apa dia gila. Dia tidak akan bisa. Ada banyak antek Blackton jika benar mereka yang membawa Freya," kata Ivan, menghardik.
Bella menunduk furstasi "aku tidak tau, aku panik." Bibir wanita itu bergetar.
Ekspresi Ivan melunak, dia mengulurkan tangan untuk mengenggam tangan Bella, seolah menyalurkan sedikit ketenangan batin.
"Apa kau sudah menghubungi keluarga Shell? Kita perlu bantun lebih banyak orang agar bisa mendapatkan Freya kembali," kata Ivan.
"Aku menghubungi Jade, dia akan membantu, tapi aku tidak yakin dengan suaminya. Edward salah satu yang paling setia pada Blackton." Bella menghela nafas dan merenung.
"Ini akan sangat sulit," gumam Ivan. Pria itu bangkit berdiri, lantas berjalan ke arah lemari dan mengeluarkan sebuah ramuan dari dalam sana, membawanya dan meletakannya di atas meja tepat di depan Bella.
"Zean akan butuh ini mulai sekarang," Kata pria itu.
Bella melihat botol kecil berisi cairan berwarna biru gelap di atas meja. Tidak mengatakan apa-apa sampai Ivan duduk kembali.
"Kita akan fokus pada Freya untuk saat ini. Lagipula aku tidak yakin White Frost akan muncul. Kau harus membiasakan Zean mengonsumsi ramuan ini mulai sekarang."
Bella mendongkak, melihat Ivan yang mengangkat alis bingung dengan rekasi sang kakak.
"Tidak perlu," kata Bella. Wanita itu mendorong botol kecil ke arah Ivan, menolak.
Alis Ivan semakin berkerut "kutukannya akan cepat menyebar--"
"Kami sudah menemukannya. White Frost."
Mata Ivan membelakak, terkejut atas perkataan Bella "kalian menemukannya? Siapa?"
Bella segera memalingkan kepalanya, menghindari kontak mata dengan Ivan. Merasa skeptis untuk memberi tau sang Adik. Ivan tidak akan setuju. Herrold benar, Ivan selalu melindungi Larissa dari apa pun yang menyakiti perempuan itu, sekali pun wanita itu sudah pergi, Ivan tidak akan membiarkan anak Larissa berada dalam bahaya.
"Bella?" Tegur Ivan.
Tiba-tiba saja Bella berdiri "aku mengantuk, kita bicara besok saja," kata wanita itu, kemudian berlalu meninggalkan Ivan yang masih duduk dan memasang ekspresi kebingungan.
Ivan melihat gelegat aneh Bella, wanita itu seperti tengah menghindarinya. Ada sesuatu yang Bella sembunyikan darinya. Namun untuk saat ini Ivan sedang tidak ingin melanjutkan obrolan. Dia menghela nafas saat melihat ramuan yang ditolak Bella, lantas berdiri dan beranjak dari dapur. Tapi saat Ivan hendak masuk ke dalam kamarnya sendiri, suara Bella yang meneriakan namanya dengan panik mengurangkan niat Ivan. Maka dia berbalik dan menuju kamar tamu di mana sang kaka dan keponakan laki-lakinya tidur.
Ivan membuka pintu kamar dan menemukan Bella memeluk tubuh si kecil Zean yang meraung kesakitan. Kakaknya terlihat sangat panik dan ketakutan, mendekap tubuh Zean erat sementara anak itu memberontak dan menggosok kulitnya sendiri dengan brutal.
Ivan segera mendekati mereka, dia menarik selimut yang menutupi Zean kecil. Lalu. Seketika, matanya membola saat melihat tanda kutukan yang melilit bagai tato di lengan hingga kaki kiri anak itu menyala bagai lava panas yang meletup-letup dan baru saja mengalir turun dari gunung berapi.
Saat Ivan menyentuhnya, tangannya tersengat oleh rasa panas yang membakar. Dia melihat pada Bella dan melotot pada wanita itu, baru saja menyadari uap panas mengepul diantara kulit Bella yang menyentuh Zean. Dengan panik, Ivan menarik wanita itu secara paksa, menjauhkannya dari Zean yang berguling-guling di atas ranjang dan menghanguskan seprei dan kasur.
Dilihatnya kulit Bella melepuh, seolah tangannya baru saja menyentih besi yang amat panas. Pandangannya beralih pada Zean, ketidak percayaan menyerangnya. Lalu, seperti sesuatu membisik ditelinganya, memberi taunya fakta yang terasa mustahil.
Zean masih berguling-guling di atas kasur yang sebagian telah melepuh dan menghitam. Meraung-raung kesakitan, hingga beberapa saat kemudian bocah itu berhenti dari aksi berontaknya. Kini diam dalam keadaan terlentang.
Ivan melangkah perlahan, mendekati Zean kecil yang diam memandang langit-langit kamar. Saat dia melihat wajah anak itu, bola mata Zean berubah menjadi sewarna api, menyala-nyala dengan sorot tajam dan intimidasi, mengejutkan Ivan yang refleks mengambil langkah mundur. Jantung pria itu berdekat tidak karuan, dan sesuatu itu membisik padanya sekali lagi. Memberi taunya secara jelas. Fakta bahwa si pemberi kutukan, The Fire Phoenix menjadikan Zean sebagai wadahnya.
To Be Continued
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.