BAB 36 | Destroys Protection

123 26 1
                                    

Mereka tiba di luar gerbang. Manor Grint berdiri kokoh di balik gerbang besi yang tinggi. White Frost maju lebih dulu untuk membuka gerbang, tapi Zean segera menghentikan tindakannya, melihat apa yang hendak gadis itu lakukan. Dia bukan hanya ingin membuka gerbang, tapi juga menghancurkan pelindung.

"Kau tidak boleh menghancurkan pelindungnya," kata Zean mencegah.

Gadis itu menunda tindakannya dan berbalik memandang Zean "jika tidak dihancurkan, kau tidak akan bisa masuk. Kau bukan salah satu orang yang diizinkan melewati gerbang."

Sihir pelindung berbeda dengan sihir manipulasi. Sihir ini tidak menyamarkan, tapi melindungi, hanya orang-orang tertentu yang dapat masuk, sihir yang sama yang Zean gunakan di pondoknya.

"Aku tidak perlu."

Jawaban Zean membuat alis gadis itu mengernyit heran "bukankah kau yang menginginkannya? Bertemu dengan Alfred Dalbert."

"Tidak lagi." Zean menjawab dingin "ayo kembali." Dia meraih tangan gadis itu dan hendak membawanya kembali ke pondok, namun suara seseorang menghentikan pergerakannya.

Sosok Felora berlari menuju gerbang, terkejut melihat sosok Zean di samping Luna. Alisnya mengernyit sesaat, sebelum mengalihkan pandangan seutuhnya pada Luna.

"Syukurlah kau sudah kembali. Ayo masuk, yang lain khawatir."

Zean melihat White Frost menyeringai. Ekspresi wajah Zean mengeruh, gadis itu pasti sedang memikirkan trik lain.

White Frost bersedekap dada, dia tersenyum pada Felora yang menaikan alis tidak paham "aku akan masuk jika Zean juga diizinkan masuk. Siapa yang memegang kunci?"

Felora mengejrapkan matanya, melirik Zean yang saat ini jelas tidak setuju dengan perkataan Luna.

"Finn. Tapi Luna, menurutku mereka tidak akan mengizinkan Valture masuk," katanya. Intonasi suaranya skeptis dan kaku. Ada sesuatu yang berbeda dari Luna, Felora merasa sikapnya berbeda dari sebelumnya, bahkan pakaian yang gadis itu kenakan, terkesan mirip seseorang.

Gadis itu mengangguk-angguk pelan, eksprsi wajahnya tetap santai. Dia kemudian melirik Zean dan memberikan senyum manis pada pemuda tersebut "kalau begitu tidak ada cara lain."

Tanpa aba-aba, White Frost mengeluarkan kekuatannya dan menghancurkan pelindung. Sebuah robekan tampak dari kubah transparan yang kemudian menguap bagai serpihan-serpihan kertas. Felora terlempar ke belakang sejauh satu meter. Tanah bergetar karena efek penghancuran pelindung. Kemudian suara derit besi mengiring ketika gerbang berayun terbuka secara perlahan.

Seringaian tampak di wajahnya yang sumrigah. Dia berbalik memandang Zean, tersenyum pamer pada pemuda itu. "Ayo masuk," ajaknya, menarik lengan Zean. Keduanya berjalan melewati gerbang.

Belum sampai mereka tiba di depan pintu Manor, beberapa orang keluar karena sempat merasakan guncangan saat pelindung di hancurkan. Janessa, Peter, Haden, Profesor Hadley, Nyonya Olsen, kemudian tidak lama Aron datang menyusul. Terkejut melihat kedatangan Luna dan Zean.

Pandangan Aron kemudian jatuh pada Felora yang terkapar tidak jauh dari posisi Luna berdiri. Ia dan Peter segera menghampiri Felora untuk mengecek keadaan gadis tersebut.

"Luna?" Alis Janessa tertaut, intonasi suaranya terdengar skeptis, tidak cukup yakin bahwa gadis yang dilihatnya sekarang adalah Luna Fletcher yang mereka kenal. Gaya berpakaian dan gestur tubuhnya sama sekali tidak mirip Luna, ditambah dengan rambut platinum yang tergerai panjang itu.

"Pelindungnya telah hilang," kata Profesor Hadley. Wanita itu dan Nonya Olsen saling melirik.

"Hilang? Bagaimana bisa?" Tanya Haden tidak percaya.

The Ruin Roses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang