"Mereka yang terakhir."
"Baiklah, orang dewasa tolong awasi anak-anak."
"Kita akan melakukan teleportasi, sesuai tempat yang sudah dibahas dalam rencana. Semuanya siap?" Claudia Olsen menatap satu persatu dari lima orang yang memimpin lima kelompok.
Karena hanya ada lima orang yang mengetahui lokasi tujuan, maka hanya ada lima kelompok yang dibentuk. Masing-masing dari mereka akan menjadi pusat penentu tujuan dan membawa serta kelompoknya untuk berpindah tempat.
Saat melakukan teleportasi, seseorang harus menggunakan energi yang cukup, terlebih jika hendak membawa orang lain untuk ikut berteleportasi. Membawa satu atau dua orang mungkin masih bisa dilakukan seorang diri, tapi jika menggandeng lebih dari 10 orang, energi akan dikuras habis. Dalam kasus tersebut, orang-orang yang akan ikut berteleportasi harus menyalurkan energi pada pembawa-pemimpin teleportasi agar sang pembawa tidak pingsan karena kehabisan energi saat melakukan teleportasi bersama.
Lima orang tersebut mengangguk bersamaan. Setiap kelompok mulai bergandeng tangan, membentuk lingkaran sedang, energi-energi seakan menguap keluar dan membuat tubuh mereka seakan dilingkupi sinar berwarna keunguan, energi itu lalu diserap oleh sang pembawa.
"Hati-hati ibu." Peter tersenyum, melepas kepergian sang ibu.
Claudia tersenyum "kamu juga, Peter. Gerald, jagalah Peter dan yang lain. Kalian berjuanglah."
Dalam 5 detik berikutnya, masing-masing kelompok hilang secara bergiliran dari hadapan mereka.
Felora dan Nyonya Gildorey juga ikut menghilang bersma kelompok mereka. Haden melambai mengiring kepergian ibunya.
Gerald Olsen- ayah Peter sedikit mendesah berat selepas kepergian istrinya beserta orang-orang. Desahannya menarik perhatian Peter yang masih tinggal bersamanya di sana.
"Semoga mereka tiba dengan selamat."
Peter mengangguk, mengharapkan hal yang sama. Dia mengalihkan pandangan pada ruang kosong di depan mereka, tempat sebelum ibunya melakukan teleportasi. Tidak mudah mengambil keputusan untuk melakukan teleportasi bersama, karena memang cara itu sangat beresiko. Energi bagi seorang Elementis sama dengan penompang kehidupan, jika Elementis kehabisan energi, maka dia akan mati.
Tapi cara satu-satunya agar bisa pergi dengan cepat dan tanpa diketahui para pengikut Morana, hanyalah dengan satu cara itu.
"Ayo Peter, masih ada yang harus kita lakukan."
Keduanya pun beranjak pergi dari sana, menyusul Haden dan Mr. Gildorey yang telah lebih dulu pergi ke tempat Luna dan yang lainnya.
•••
Satu persatu dari orang-orang berjubah hitam itu muncul di sana, semakin lama semakin banyak yang muncul, hingga ahkirnya lebih dari 50 orang pengikut Mariana datang.
Mereka yang bersembunyi memperhatikan dengan perasaan tak menentu.
Saat orang terakhir muncul, Luna mengeruhkan ekspresi wajahnya. Guratan-guratan kemarahan yang terpendam jauh di dalam dirinya kembali menguap.
Wajah datar Lysandra Blackton memperhatikan keadaan perkemahan yang telah sepi. "Sepertinya orang-orang bodoh itu menyadari kedatanganku." dia menyeringgai, meremehkan "namun rupanya masih ada tikus-tikus menjijikan yang masih berkeliaran."
Suara tawa Blackton seakan pematik bagi semangat mereka agar berkobar. Mereka akan menang dan membungkam mulut wanita itu agar tidak bisa tertawa sesukanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ruin Roses ✓
Fantasi[ The Elemental Trilogy | Book 2] Peristiwa terahkir memberikan pukulan besar bagi mereka, terutama untuk Luna yang kehilangan satu-satunya keluarga. Kepergian Hanna Fletcher menjadi titik balik dari keenganan Luna untuk kembali melibatkan diri dala...