BAB 46 | City Assault

99 17 0
                                    

Kota lebih kacau dari serangan nyaris dua bulan lalu. Beberapa rumah roboh dan yang lain terbakar. Orang-orang berlari dan berusaha menghindar dari serangan, sementara yang lain mencoba melawan. Ada banyak tubuh tergeletak dengan kondisi luka parah dan yang lainya mungkin sudah mati.

Alfred, Milled, Noah, Finn, Claudia, Megasy, dan Erebus tiba ketika sebuah rumah meledak dari dalam dan kemudian terbakar, ledakan lain menyusul, membuat guncangan sehingga tanah bergetar.

Jeritan-jeritan membahana di malam yang telah larut. Lalu hinggar binggar datang dari arah jelan sebelah Timur. Puluhan orang berlari serupa orang kesurupan dan langsung menyerang tanpa ampun ke-segalah arah. Dua orang wanita berjalan paling depan, memimpin.

Tidak ingin terpaku, Alfred mengalihkan pandangan pada Megasy dan Claudia "Megasy, Claudia. Kalian bantu orang-orang yang selamat meninggalkan kota segera. Bawa mereka ke Manor dan segera buat perlindung tambahan. Amber akan berada di Manor menunggu kalian," pinta Kepala Sekolah Alter tersebut.

Claudia dan Megasy mengangguk dan segera pergi membantu penduduk kota. Sementara Alfred bergabung dengan Milled, membantu wanita itu melawan serang dari pengikut Morana. Pada saat yang sama, Finn, Noah dan Erebus melawan Bill, Jason dan Bard.

Lalu datanglah derap kaki-kaki dan bunyi busur yang ditarik, mendadak anak-anak panah menghujani para para pengikut Morana yang segera menjerit kaget
lalu membubarkan gerombolan. Aron menarik busur dan melepaskan panah tersebut tepat sasaran. Sementara yang lain juga bergerak gesit tanpa memberikan kesempatan pada musuh untuk membalas. Namun hal itu menarik perhatian Morana dan dalam sekali gerakan, angin menyapu barisan mereka, dan para pemanah terlempar, busur dan anak panah berserakan di atas jalan.

Kekacauan merajalela, tiap orang berusaha bertahan dari serangan yang datang tanpa henti. Pengikut Morana berhenti menyerang rumah-rumah, kini beralih pada ZA yang melawan. Tidak sedikit dari pihak terang yang tumbang. Mereka memang kalah jumlah dan Morana tampaknya lebih kuat dari sebelumnya.

"Kita harus mundur," kata Noah. Mereka berkumpul di satu titik di tempat Alfred.

Alfred melihat keadaan sekitar yang kacau, mencoba mencari penduduk kota yang masih terjebak. "Kita akan pergi. Katakan pada yang lain untuk mundur," kata Pria itu. Noah mengangguk dan segera pergi ke gerombolan lain, memberikan intruksi untuk segera pergi dari kota. Tujuan mereka memang hanya ingin menyelamatkan penduduk kota.

"Sepertinya Megasy dan Claudia berhasil membawa yang selamat," kata Milled.

"Ayo pergi dari sini."

Mereka saling berpegangan tangan dan langsung berteleportasi di luar gerbang Manor Grint. Amber, Claudia dan Megasy telah menunggu dan tampaknya siap memasang lapisan terahkir dari sihir pelindung.

Mereka segera bergegas masuk, namun Noah menahan langkahnya. Finn yang menyadarinya berbalik dengan ekspresi wajah mengeruh bingung. "Ada apa?"

Noah memandang Finn "aku akan pergi ke Manor Tull untuk melihat Laura." Tanpa menunggu jawaban, Pria itu langsung hilang, berteleportasi menuju Manor Tull.

Sementara itu, mereka bergegas memasang lapisan pelindung terahkir. Pelindung Manor Grint harus lebih kuat dari pelindung Alter. Jika Morana sanggup merobek pelindung sekolah, maka level kekuatan wanita itu telah jauh melampaui kekuatannya sebelumnya.

Manor kembali padat seperti sebelumnya, dan orang-orang cemas karena apa yang terjadi membuat situasi semakin sulit dan menakutkan bagi mereka. Terdengar suara tangis dari beberapa sudut, mereka yang kehilangan rumah dan keluarga.

"Mr. Dalbert," panggil Fenrir "anda harus melihat sesuatu," kata pria itu.

Alfred menghela nafas berat, perasaannya tidak menentu. Saat pintu ruangan terbuka, sudah ada rekan-rekan profesornya di dalam dan juga Finn serta Claudia. Lalu dilantai terdapat sesuatu yang tertutupi kain putih.

Alfred mendekat dan berlutut, menarik kain putih tersebut dan melihat sesuatu dibaliknya. Pria itu menutup mata prihatin saat menemukan Darius Walter yang tidak lagi bernyawa.

"Kami menemukannya di jalan menuju Alter," kata Fenrir.

Alfred menutup kembali jasad Darius dengan kain putih, kemudian bangkit berdiri. Alfred sudah menduga hal tersebut saat mengetahui bahwa Morana pergi ke Alter. Alfred mengetahui adanya penjara lukisan di ruang bawah tanah Alter dan tau bahwa Darius diam-diam mempelajari banyak sihir terlarang. Kemungkinan besar, Darius lah yang mematahkan sihir lukisan dan membebaskan pengikut Morana yang dipenjara puluhan tahun lalu.

Kematian Darius amat disayangkan, sebab pria itu satu-satunta yang menguasai banyak sihir ketimbang yang lain.

"Morana pasti menemukannya lebih dulu," kata Milled, pandangannya lurus menatap jasad Darius yang tertutupi kain putih. Merasa marah dan sedih disaat yang bersamaan. Padahal Milled ingin meminta tolong pada Darius untuk mengembalikan Luna karena mungkin saja Darius tau bagaimana cara untuk mengembalikan Luna.

"Kemungkinan besar, Darius yang membebaskan pengikut Morana yang dipenjara," kata Alfred, meninpali perkataan Milled "tentu saja dengan paksaan, hanya saja cukup membingungkan cara apa yang Morana lakukan untuk membuat Darius mematuhinya."

Mereka menganguk. Darius Walter adalah tipe orang yang gigih dan berpegang teguh pada prinsipnya. Pria itu juga melakukan perlawanan keras terhadap aksi Morana maupun Lysandra. Akan sulit untuk membuatnya buka mulut jika ingin mencari informasi terlebih sampai menggunakan keahlian sihirnya.

"Kita akan melakukan pemakaman besok pagi, kalian istirahatlah," kata Alfred.

"Kita perlu membut jadwal penjagaan," ujar Finn "jika saja wanita itu datang," lanjutnya.

Alfred mengangguk setuju "baiklah, kalau begitu kita akan pilih sukarelawan untuk malam ini, besok baru kita diskusikan setelah pemakaman," katanya dan yang lain mengangguk menyetujui.

Mereka membubarkan diri dengan keluar dari ruangan satu persatu. Namun seseorang menahan langkah Alfred dan saat pria itu menoleh, rupanya orang itu adalah Finn.

"Kudengar kau menyuruh anak-anak pergi kesuatu tempat. Untuk apa?" Finn merasa agak cemas pada Janessa dan anak-anak lain, terutama di situasi berbahaya dimana pengikut Morana bisa berada dimana saja di luar sana.

Alfred menepuk bahu Finn dan memberikan senyum menenangkan "untuk melakukan hal yang penting. Yaitu mengembalikan Luna."

Perkataan Alfred membuat Finn membelakakan mata, cukup terjekut "apa anda sudah tau cara mengembalikan Luna?" tanya Pria itu penuh harap, tapi gelengan dari Alfred membuat bahunya lemas dan alisnya mengernyit kebingungan. Jika begitu, untuk apa menyuruh anak-anak pergi.

"Mereka pergi untuk menemukan cara, mari berharap semoga mereka bisa mengatasinya."

To Be Continued

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Ruin Roses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang