BAB 27 | The White Frost

147 25 1
                                    

Patung es Crawford pecah, serpihannya bagaikan kristal biru yang kemudian terbang tersapu angin.

Morana memandang dalam ketakjubpan, tersenyum lebar menatap sisa-sisa serpihan es yang perlahan menghilang. Pandangannya lalu jatuh pada Luna yang berdiri diam membelakanginya, tidak bergerak seinci pun dari tempatnya bak patung.

Blackton mengambil langkah lebih dulu, mendekati Luna secara perlahan. Sementara itu, Morana menatap ke arah langit, bulan bersinar keperakan, cahayanya jatuh menimpa simbol ritual. Morana tersenyum manis "Kita akan memulai ritualnya, letakan dia di atas simbol," pinta Morana. Dia memberikan intruksi pada antek nya untuk segera memulai persiapan.

Blackton hendak menyentuh Luna, ketika gadis Fletcher tersebut tiba-tiba saja berbalik dan menyerang tubuh Blackton, membuatnya terlempar sejauh satu meter dari tempat Luna berdiri.

Atensi para antek Morana segera teralihkan oleh keributan. Termasuk Morana sendiri yang mengerutkan alis tidak senang saat melihat sang antek kini terkapar di atas tanah dan nampak kesakitan. Dia menatap Luna dengan sorot dengki, bersiap melemparkan serangan sebagai balasan. Namun sebuah perisai terbentuk, melindungi Luna saat serangan Morana nyaris mengenai punggungnya.

Morana menggeram, melihat Luna berbalik ke arahnya. Saat itu, mereka yang ada di hutan malam itu, menyaksikan mata abu-abu berkilat tajam kebiruan, serupa es yang membeku. Dan dalam sekejap, sebagian besar antek Morana dikalahkan hanya dalam satu serangan, mereka dibekukan dan kemudian dihancurkan. Mati tanpa sedikitpun darah yang menetes, dan bagian tubuh yang telah bembeku, hilang begitu saja.

Lengkingan suara murka Morana menggema diseluruh hutan saat tubuh wanita itu berubah menjadi kepulan asap hitam. Melayang-layang diudara sebelum meraup tubuh Blackton dan pergi meninggalkan tempat ritual. Meninggalkan Luna yang kini melarikan diri.

Tidak tau bahwa Finn Chaster dan Noah Gilldorey bersiap menjemputnya pulang bersama mereka.

Gadis itu terus berlari, menerobos hutan tanpa tau arah ke mana dia akan pergi.

"Kita harus mengejarnya, kenapa kau berhenti?" Tanya Finn, dia melihat ke belakang pada Noah dengan alis berkerut.

Noah menggeleng lemah "kita harus kembali, Finn. Kau melihat matanya?" Ekspresi wajah Noah mengeruh.

"Dia Luna Fletcher, Noah."

"Tidak lagi."

Noah berbalik dan berjalan kembali menuju Manor. Finn mengatupkan bibirnya. Menyapukan pandanannya ke sekitar tempat itu. Kosong, hanya simbol ritual yang diterangi cahaya bulan. Alisnya mengerut dan nafasnya yang berat naik turun. Dia menyaksikannya sendiri, melihat bagaimana tubuh-tubuh mereka membeku dan kemudian hancur sepertu kaca. Tidak ada darah, hanya serpihan es.

Kekuatan itu membekukan tidak hanya dipermukaan, tapi juga hingga ke inti terkecil dan terdalam, tidak menyisakan setitik bagian pun yang tetap menjadi daging. Mereka beku sepertu es yang dipahat.

Mengerikan. Finn menelan ludah. Dia menghela nafas pasrah, lantas berjalan pergi meninggalkan tempat itu, menyusul Noah yang kembali menuju Manor. Mereka sempat mendengar sesuatu sebelum tiba di tempat ritual sebelumnya.

___

Alfred Dalbert menatap sekelilingnya, sisa-sisa dari antek Morana terkapar di atas tanah, tidak mati, tapi lemah.

Milled berjalan keluar dari Manor, mengampiri Alfred. Yang lain tengah menyeret antek Morana, mengumpulkan mereka dalam satu tempat dan mengikat mereka.

Milled menggelengkan kepalanya. Alfred menghela nafas berat "itu berarti mereka berhasil kabur sebelum kita datang. Perkiraanku, mereka belum jauh."

"Bagaimana dengan Luna?"

"Aku berharap dia bersama mereka."

Dia mengalihkan pandangan. Melihat bahwa mereka berhasil mengikat antek Morana dan telah siap untuk membawa orang-orang itu. Milled ikut memperhatian, sedikit mengerutkan hidung.

"Di mana kita akan menahan mereka? Kau tau bahwa Grint tidak pernah membuat penjara dalam manornya," kata Milled. Alisnya mengerut dalam, tampak penasaran pada isi pikiran Alfred.

Alfred menoleh ke samping, melihat pada Laura Gilldorey yang berada semeter jauhnya dari tempatnya dan Milled. Keterdiaman Alfred mengundang atensi Milled untuk ikut melihat arah yang sama.

"Apa keluarga Tull masih menghuni Manor mereka?"

Alis Milled mengerut dalam, mengetahui maksud dan sirat dari pertanyaan tersebut "kau berniat mengurung orang-orang itu di penjara Manor Tull?"

"Aku punya saran lain, tapi kuyakin kau tidak akan suka. Jadi aku memilih yang ini." Alfred menatap rekannya, dan tersenyum manis.

"Aku akan bicara pada Laura." Suara Milled terdengar pasrah, seakan tidak ingin memulai debat dengannya. Mungkin dia sedikit lelah.

Alfred melihat Milled berlalu menghampiri Laura Gilldorey, mengajaknya menjauh dari yang lain dan bicara berdua. Milled pastilah memilih kata-kata untuk memberi tau.

Laura Gilldorey adalah anak yang diasingkan oleh keluarganya, dan sudah lama tidak berhubungan dengan keluarga Tull- keluarga orang tuanya.
Saat ini, yang memegang Manor adalah saudara perempuanya. Katrina yang hidup sendiri setelah suaminya wafat sepuluh tahun lalu dalam insiden pemberontakan Lysandra Blackton. Mengurung diri dalam kesepian Manor nya sendiri.

"Alfred!"

Fenrir memanggilnya, pria itu menunjuk ke arah hutan di sebelah barat. Beberapa bayangan muncul bersama dua pria familiar. Finn Chaster dan Noah Gilldorey berlari ke arah mereka dan Laura meninggalkan Milled untuk berlari ke arah suaminya. Memeluk Noah dengan rasa syukur.

Finn menghampiri Albert, dari wajahnya, Albert cukup yakin bahwa sesuatu telah terjadi dan melihat Luna tidak datang bersama mereka, hal yang terjadi pastilah buruk.

"Sebagian pengikut Morana telah musnah. Mereka dibantai tanpa sisa."

Albert tidak menunjukan ekspresi berlebihan, dia kaget tentu saja, tapi dia tau apa yang mungkin saja sudah terjadi. Dia melihat tanda-tandanya. Mereka mengalahkan antek wanita itu di Manor nya, dan sebagian pengikut yang bersamanya di hutan telah di bantai.

"Bagaimana dengan Miss Fletcher?"

Finn menghembuskan nafas berat. Alfred melihat penyesalan dalam sorot mata pria itu.

"Dia pergi."

"Kau melihat bagaimana kondisinya?"

"Bola matanya membeku dan biru, kupikir White Frost telah menguasainya, tapi tubuhnya tidak berubah menjadi es."

Alfred menggeleng "tidak membeku bukan berarti tidak di kuasai. White Frost juga punya pikirannya sendiri, Finn. Matanya berubah, tapi tubuhnya tidak. Itu masih berarti bahwa White Frost memegang kendali. Dia melihat menggunakan mata bekunya."

Kekhawatiran membayangi Finn, tubuhnya sedikit menegang "itu artinya?"

"Miss Fletcher telah tidur, Finn. Yang memegang kendali sekarang adalah White Frost."

To Be Continued

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Ruin Roses ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang