47

1.5K 196 51
                                    

Disarankan membacanya sambil dengerin musik.

Nara duduk termenung dengan mata yang fokus menatap Haruto yang kini masih terbaring di atas Stretcher.

Dan dalam sekejap air mata Nara jatuh, penjelasan dokter tentang Keadaan haruto terus terngiang-ngiang di otaknya.

Penyakit Jantung, itu yang diderita Haruto.

Dokter bilang haruto mengalami penyakit jantung koroner dimana penyakit itu sangat mematikan.
Dan yang lebih parahnya Haruto sudah memasuki tingkatan stadium tahap 3.

Memang Penyakit itu Sangat langka terjadi pada usia Remaja seperti Haruto tapi tidak menutup kemungkinan jika penyakit koroner tidak menyerang para kalangan usia muda.

Penyebab penyakit jantung koroner juga diklaim berasal dari pola hidup dan pola makan yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji, rokok, serta alkohol.

Dan yang Nara bingungkan sejak kapan Haruto Merokok dan minum alkohol?

Lamunan Nara buyar saat dimana ia merasakan tangan Haruto yang ia genggam bergerak pelan.

“Ruto?” Ucap Nara memastikan apakah benar jika haruto sudah siuman.

Perlahan Mata haruto terbuka membuat Nara langsung menekan bel untuk memanggil suster sekaligus dokter.

▫️▫️▫️▫️▫️

Berkali kali Jaemin melirik ke arah Jam yang menempel di dinding.

Sudah pukul 7 malam Nara belum juga pulang.

Ia juga udah nelpon Nara berkali kali tapi ga diangkat sama Nara.

Sekarang Jaemin bingung harus apa.

Dia cuma takut jika Nara kenapa-kenapa, karna Nara bilang kan dia mau cerita semuanya ke haruto, jadi Dia takut kalo haruto ngapa ngapain Nara.

"Lo baik baik aja kan ra?" Lirih Jaemin.

Jaemin menutup matanya dengan tangan yang mulai mengetuk ngetuk meja mencoba berpikir apa yang harus ia lakukan.

Dan akhirnya pikiran nya tertuju pada Renjun.

"Ya siapa tau Renjun bisa bantuin gue"

Jaemin langsung bergegas mengambil jaket dan kunci motornya berniat ingin menemui Renjun.

Lalu ia mengambil handphone nya yang tergeletak di meja dan memasukkannya ke saku celana, setelah itu Jaemin membuka Pintu rumah.

Namun baru memegang knop nya Jaemin merasakan dari luar rumah ada yang ingin membuka pintunya, terlihat dari sela sela pintu yang sudah terbuka sedikit.

Jaemin memundurkan tubuhnya beriringan dengan gerakan pintu yang perlahan mulai terbuka.

Memperlihatkan sesosok gadis dengan seragam sekolah dan tas ransel di pundaknya.

Saat Jaemin tahu siapa orang itu ia langsung memeluknya.

Pelukan itu hanya beberapa detik setelah itu Jaemin melepaskan pelukkannya.

"Kenapa lama? Lo gapapa? Haruto ga macem macem kan sama lo? Gue dari tadi khawatir banget takut lo pulang tinggal nama" Ucap Jaemin dengan nada bercanda diakhir kalimat.

Tak ada respon dari Nara, dia cuma menatap kosong ke arah depan.

Membuat Jaemin seketika bingung.

Apa ucapannya menyinggung Nara? Pikirnya.

" Ra kenapa? Omongan gue nyakitin hati lo ya? Maaf gue ga maksud gitu gue cuma bercanda" Ucap Jaemin dan lagi lagi tak ada respon dari Nara.

Hanya perubahan ekspresi wajah Nara yang Jaemin lihat.

"Harusnya yang minta maaf itu gue, maaf Jaem" Ucap Nara Pelan namun masih bisa di dengar oleh Jaemin.

"Maaf kenapa?" Tanya Jaemin lalu memegang pundak Nara dan saat itu juga Jaemin dapat merasakan tubuh Nara yang gemetar.

Jaemin makin bingung apa yang sudah terjadi pada Nara.

Hingga tiba tiba ada sesuatu yang terlintas dipikiran nya.
Jaemin tersenyum, lebih tepat nya senyuman kecut yang terlukis di bibirnya.

Nara mulai mengangkat wajahnya, mendongak menatap Jaemin.
"Maaf, gue ga bisa mutusin Haruto"

Jaemin bahkan sudah tidak kaget lagi dengan apa yang diucapkan Nara, karna itulah yang baru saja terlintas di otaknya.

Masih dengan senyum kecut nya Jaemin menatap Nara yang juga menatapnya dengan tatapan bersalah.

"Tapi kenapa?" Tanya Jaemin

"Gu-gue masih sayang sama haruto"

Detik itu juga Jaemin langsung merasakan dadanya yang terasa sangat sesak. Ada rasa sakit yang menyengat di hatinya.

Jaemin meneguk ludahnya dengan nafas yang sudah mulai tak beraturan.

Ada rasa kecewa pada Nara yang sudah berjanji untuk meninggalkan haruto, namun belum genap seminggu Nara sudah mengingkari nya.

Mungkin memang seperti ini jalan takdirnya bersama Nara.

Benar kata orang sesuatu yang diawali dengan paksaan bakal berujung dengan cara yang tidak baik.

Yang dimaksud adalah perjodohan nya dengan Nara yang dari awal emang paksaan dari orangtua mereka.

"Lo udah janji sama gue ra buat ninggalin haruto" ucap Jaemin jauh dari lubuk hati nya masih berharap agar Nara menarik semua ucapannya.

"Maaf"

Kembali menundukkan kepalanya, Nara hanya dapat mencengkram kuat ujung rok nya.

"Jadi lo mau nya gimana?"

"Padahal gue udah berharap banget sama lo"

"Tapi Gapapa kalo emang lo lebih milih dia"

Benar benar berat bagi Jaemin, disaat orang yang di sayang lebih memilih orang lain. Padahal Jaemin sudah mulai memperbaiki hubungan pernikahannya dengan dasar cinta.

"Lo tenang Aja nanti gue yang urus surat perceraian kita lo tinggal tanda tangan aja, dan kalo orangtua kita nanya kenapa kita pisah ntar bilang aja kalo gue sering kasar sama lo" ucap Jaemin yang terdengar seperti keputusan akhir.

Nara kembali mengangkat wajahnya namun kali ini dengan Air mata yang mulai membasahi pipinya.

Membuat Jaemin bingung bukannya harusnya Nara senang karna sehabis ini ia bisa lebih leluasa berhubungan dengan Haruto tapi kenapa Nara malah nangis.

END.





































Tapiii boong....
Papalee paaalee paallee

Sebenarnya pengen banget cepet cepet namatin ni cerita tapi masih bingung mau happy ending atau sad ending😭

Nikah Muda ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang