53

1.2K 150 26
                                    

Perlahan mata Nara terbuka.
Yang pertama ia liat adalah haruto yang lagi jalan sambil bawa Wadah sama handuk kecil.

"Ehh rebahan aja dulu" Tahan haruto saat melihat Nara yang ingin berbangun.

"Kenapa kamu bawa aku ke apartemen kamu?" Tanya Nara pelan namun masih bisa di dengar oleh haruto.

"Tadi kamu ketiduran di taksi, aku ga tega bangunin nya mana aku juga ga tau alamat rumah kamu sama Jaemin makanya aku bawa kamu ke apartemen, lagian badan kamu panas banget, khawatir aku sama kamu nanti kalo badan kamu udah ga panas lagi aku anterin deh pulang" jelas haruto.

Nara cuma diam ga ngebalas omongan haruto. Sempat mikir kalo Haruto ada niatan ga baik cuma langsung ia tepis karna ga mungkin haruto mencari kesempatan dalam kesimpitan.
Mungkin cuma karna trauma aja sama kejadian tahun lalu makanya Nara mikir yang aneh aneh sama haruto.

"Ruto tas aku mana ya?" Kata Nara sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan tasnya.

Haruto ngeletakin wadah yang berisi air hangat dengan handuk di tangannya ke Meja samping tempat tidur.
"Kenapa nyari tas?"

"Mau ngambil hp, siapa tau aja ada yang nelpon"

Menatap lekat mata Nara, haruto pun tersenyum kecut.

"Jaemin ya ra?"

"Ga ada yang nelpon, sorry kalo lancang tadi hp kamu aku cas takutnya ntar kamu mau makai hp nya lowbat jadi aku cas in dulu" lanjut haruto.

Nara menganggukkan kepala nya ragu, ragu jika haruto hanya sekedar mencharger handphone nya aja tanpa membukanya.

"Kamu rebahan lagi biar aku kompres"

"Ga usah aku udah gapapa" tolak Nara.

Haruto langsung mencengkram lengan Nara yang berniat ingin turun dari kasur.
Bukannya apa apa haruto hanya tidak ingin nantinya Nara sakit, ini aja udah bikin haruto khawatir.

"Nurut biar cepat pulang, mau pulang kan?"

Mendengar kata pulang lantas Nara kembali membaringkan tubuhnya ke kasur, membiarkan haruto yang kini mulai meletakan handuk kecil di dahi nya setelah mencelupkan handuk kecil itu ke wadah yang berisi air hangat.

"Boleh ga aku nanya?"

Pandangan Nara yang awalnya menatap lurus ke langit langit dinding kini beralih menatap haruto.

"Nanya apa?"

"Kamu nikah sama Jaemin karna dasar cinta atau apa?"

Sedikit terkejut dengan pertanyaan haruto, Nara pun diam, hanya beberapa menit saja sekedar memikirkan apa iya harus mejawab pertanyaan haruto atau engga, tapi setelah di pikir pikir kayak nya dia harus cerita ke haruto, karna ga mungkin juga di tutupin toh itu faktanya.

"Dijodohin sama bunda"

Ekspresi haruto berubah jadi bingung "Kok bisa? Kenapa?"

"Jaemin itu anak sahabat bunda, jadi bunda sama mami Jaemin itu sahabatan udah lama mereka saling janji kalo punya anak nanti bakal di jodohin, makanya aku sama jaemin dipaksa harus nikah" jelas Nara.

Entah kenapa ada sedikit rasa lega di hati Haruto saat Nara bilang dia nikah sama Jaemin itu karna dasar paksaan bukan cinta, tanpa tau paksaan itu sekarang malah berubah jadi cinta.

Haruto cuma ngangguk setelah mendengar penjelasan dari Nara, selanjutnya ia menyuruh Nara buat kembali tidur berharap pas bangun Kondisi Badan Nara kembali membaik.

Nara menuruti nya, ia mulai memejamkan matanya dengan handuk kecil yang masih menempel di dahi nya, bahkan ia sekarang juga merasakan ada usapan tangan yang membelai lembut puncuk rambut nya, Nara terhanyut sampai dirasa ia sudah tenggelam dari tidurnya.

Nikah Muda ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang