31

1.8K 228 4
                                    

Sesuai permintaan Nara, Renjun memberhentikan motornya di depan warung yang berada di pinggir Jalan.

"Tembus ga nih gue?" Tanya Nara setelah turun dari motornya Renjun.

Ia berdiri di samping Renjun lalu mengangkat belakang seragam sekolahnya sedikit agar pantatnya yang masih tertutup rok itu terlihat.

"Sumpah ra gue malu banget punya adek kek lo" Ucap Renjun setelah membuang nafasnya dengan kasar.

"Tinggal jawab aja susah amat" Sahut Nara sambil membetulkan seragamnya kembali.

Renjun mengalihkan pandangan nya dari Nara "Ga, lu ga tembus, buruan!"

"Heran, gue yang pms elu yang sensi"

"Gue tinggal nih!"

"Iya sabarrr... Ya Gustii Punya abang kok emosian banget"

"Bodo, sekali lagi lu nyaut gue tancep gas!"

▫️▫️▫️▫️▫️
    

"Assalamualaikum"
Nara mengetok pintu rumah yang kini tertutup Rapat.

Ia mengernyitkan dahi nya bingung saat mengetahui kalo rumah itu terkunci.

"Lah kok kekunci bang? Dirumah ga ada orangnya ya?"

"Iya gue baru inget bunda lagi arisan"

Renjun turun dari motornya lalu menyusul Nara yang sudah berdiri di depan pintu sejak tadi.

"Kenapa ga bilang dari awal sih tau gini gue ga bakal kesini tadi"

"Kan gue udah bilang gue baru inget"

Renjun membungkukkan badan nya buat ngambil benda kecil yang berada di bawah keset kaki berwarna merah.

Benda itu tak lain adalah kunci pintu yang sengaja diletakkan oleh Bundanya setiap ia tak berada dirumah.

Nara langsung menyelonong masuk ke dalam rumah saat pintu itu sudah dibuka oleh Renjun.

"Mau kemana Lo?" Tanya Renjun.

Renjun menghela nafasnya saat adik nya itu tak menjawab pertanyaan nya.

Nara berhenti tepat didepan kamar mandi, ia melepaskan tas ransel nya lalu membuka resleting buat ngambil benda yang baru saja ia beli diwarung tadi.

Ia masuk ke dalam kamar mandi setelah melempar tasnya sembarangan.

Renjun yang melihat itu pun langsung mengambil Tas Milik Nara lalu di letakan nya di atas meja yang berada dekat kamar mandi.

"Pantes bodoh, kualat sama buku ternyata" monolog Renjun.

Ia tersenyum kecil menatap pintu kamar mandi, Renjun teringat masa kecil nya dengan Nara, yang dimana setiap saat ia dan adiknya itu selalu saja bertengkar karna rebutan kamar mandi.

Saat ia berniat ingin mandi Nara selalu saja datang dan masuk begitu saja, bahkan mendorong Renjun buat keluar Dari kamar mandi, membuat Ia merasa jengkel dengan tingkah adiknya itu.

Bahkan setiap kali Renjun merengek melaporkan sikap Nara yang dianggap nya tak sopan dengan nya ke Bunda, Bunda cuma bilang Kalo Renjun harus mengalah mengingat ia adalah kakak.
Sampai Renjun sempat berpikir Bunda nya itu selalu tak adil dengannya.

Dan Kini Kamar mandi itu bisa di kuasai oleh Renjun sepenuhnya, karna Nara yang sudah tak tinggal dirumah ini lagi.

Renjun menggelengkan kepalanya Dengan mata yang berkaca kaca.

Kenapa Nara terlalu cepat tumbuh besar?pikir Renjun

Bahkan adek nya itu sekarang sudah menjadi istri orang.

Istri dari teman nya sendiri.

Hidup memang tak adil, Nara melangkah lebih maju dari Renjun yang notabene nya adalah kakak, yang seharusnya nikah lebih dulu.

"Gue mau beli makanan dulu lo mau nitip apa?" Tanya Renjun saat Nara sudah keluar dari kamar Mandi.

"Nitip Cilok Mang Udin" Sahut Nara sambil memperlihatkan jeretan Giginya yang tersusun rapi.

"Yaudah tunggu"

Nara menganggukkan kepala nya seraya menatap punggung Renjun yang mulai jauh dari pandangannya.

Ia mengambil tas ransel nya lalu melangkah kan kaki pergi ke kamar nya.

Nara tersenyum saat membuka kamar nya, Kamar yang hampir beberapa bulan tak ditempatinya ternyata masih sama seperti dulu, tak sedikit pun berubah.

Ia menghempaskan tubuhnya ke Kasur, lalu mencium aroma sprei yang wangi nya tidak pernah luntur.

Ia memejamkan matanya dan tak butuh waktu yang lama akhirnya ia pun tertidur.

Tbc.

Nikah Muda ; Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang